Part 05

3.9K 121 0
                                    

Part 05

Ali tercenung di atas pelaminannya, ia masih belum menyangka kini dirinya sudah menikah dengan Laura. Ia dan wanita itu melangsungkan akad nikah tadi pagi dan saat ini, tepatnya malam harinya acara resepsi pernikahannya dilaksanakan.

Ali terdiam dengan sesekali tersenyum tipis saat ada tamu yang datang untuk memberinya selamat, sedangkan di sampingnya, Laura tampak bahagia dengan balutan gaun putih yang dikenakannya. Namun semua itu tak membuat Ali merasakan perasaan yang sama, hatinya masih terasa hambar terlebih lagi bila dipaksa untuk bahagia.

Sejak awal pun, Ali sangat menentang perjodohannya dengan Laura, namun karena wanita yang dicintainya sudah menikah, ia menerima pernikahannya dengan Laura. Ali hanya berharap hubungannya dengan teman semasa kecilnya itu bisa memberinya kesadaran, bila dirinya tidak akan mungkin dipersatukan dengan Diandra.

Ali maupun Diandra sama-sama sudah menikah, itu artinya besar kemungkinan Ali bisa melupakannya meskipun ia sendiri tidak yakin mudah untuk melakukannya. Karena sejak awal pun, Ali hanya bisa memendam perasaannya begitu saja, ia tidak pernah menunjukannya, bahkan saat ia dekat dengan Diandra.

Sikap dinginnya pada Diandra yang seolah tak tersentuh itu justru membawanya pada sikap pengecut, yang hanya Ali sesali setiap malam. Lalu bagaimana caranya ia bisa merendam perasaan emosinya? Sedangkan rasa itu terus bergejolak di dalam hatinya tanpa bisa ia ungkapkan.

"Mas," panggil Laura yang berhasil menyadarkan Ali bila dirinya masih harus menyalami para tamu undangan yang datang.

"Mas Ali kenapa? Kok kayanya ada yang Mas pikirkan?" bisik Laura saat tidak ada tamu yang berada di sekitarnya.

"Enggak ada. Aku hanya lelah." Ali menjawab singkat, yang diangguki mengerti oleh Laura. Sampai saat bibirnya tersenyum, setelah menyadari kedatangan sahabatnya, Diandra.

"Diandra," panggilnya sembari melambaikan tangan, yang langsung dicari oleh mata Ali, meski bibirnya tak bergerak seolah tak bisa mengekspresikan perasaannya sendiri.

"Hai," sapa Diandra dengan melambaikan tangannya ke arah Laura, sedangkan di sampingnya ada Fikri, lelaki yang sudah menjadi suaminya.

"Selamat ya, Mas." Diandra menyalami Ali, namun lelaki itu hanya mengangguk dan menerima jabatan tangannya dengan singkat, begitupun saat Fikri datang memberinya selamat.

"Selamat atas pernikahannya, Mas." Fikri merangkul Ali dengan tulus, namun Ali justru tak membalasnya dan hanya menganggukinya.

"Selamat ya, Ra. Akhirnya kamu nyusul aku juga." Diandra memeluk Laura yang tersenyum bahagia saat membalas pelukannya.

"Terima kasih ya, Ndra."

"Iya. Semoga kamu dan Mas Ali terus bahagia sampai tua," doanya tulus.

"Iya, kamu dan Fikri juga harus bahagia sampai tua."

"Aamiin." Diandra mengamini doa sahabatnya, tanpa menyadari bagaimana Ali menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

Di dalam mobilnya, Fikri dan Diandra berada di perjalanan ke rumah setelah pulang dari acara resepsi pernikahan Ali dan Laura. Keduanya pun tampak menikmati suasana malam, dengan menurunkan kaca mobil terbuka. Sampai saat Fikri mengingat sesuatu hal, yang ingin ia tanyakan pada istrinya.

"Mas Ali itu kayanya enggak suka ya sama aku? Kaya kesal lihat aku, menurut kamu bagaimana?" tanya Fikri memulai obrolan kembali, yang langsung ditatap tanya oleh Diandra.

"Masa sih? Perasaan kamu aja kali."

"Iya kok. Tadi Mas Ali itu natap aku terus, sorot matanya kaya punya dendam sama aku." Fikri menjawab serius, namun Diandra justru tertawa kecil mendengarnya.

Dicintai suami temanku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang