Part 23

7.2K 186 4
                                    

Part 23

Di ruang kerjanya, Ali menghembuskan nafas panjangnya sembari menyenderkan punggungnya di kursinya. Sedangkan ekspresi wajahnya tampak lelah sekarang, selain karena pekerjaannya, ia juga merasa muak dengan pernikahannya.

Pernikahan yang Ali jalani dengan rasa terpaksa itu sudah berjalan satu bulan lebih, namun tidak ada tanda-tanda Laura ingin menceraikannya. Padahal selama ini Ali sudah sering mengabaikan istrinya itu, ia tidak pernah sedikitpun memberi perhatian terlebih lagi kasih sayang. Sebaliknya, yang Ali lakukan hanya mengabaikan dengan sesekali membentaknya saat Ali merasa lelah dengan sikap istrinya yang tidak pernah mau menyerah.

Sekarang justru Ali yang merasa frustrasi, hidupnya yang tenang dulu mungkin akan sulit ia dapatkan lagi, bila ia masih tetap hidup bersama dengan Laura dan menjadi suaminya. Sejak kecil, Laura memang tipe wanita yang selalu mengganggunya dengan alasan pertemanan, yang tentu saja semua itu sudah sangat membebani Ali selama ini, dan sekarang Ali merasa semakin dibebani setelah Laura menjadi istrinya.

Sebenarnya tidak ada yang terlalu Ali harapkan di hidupnya saat ini, karena tujuannya memiliki wanita yang dicintainya juga sudah sirna, namun rasanya juga memuakkan bila ia harus terus-terusan hidup bersama dengan wanita yang tidak dicintainya. Ali terus berpikir dan mencari cara lagi, bagaimana Laura mau menceraikannya dengan begitu ia tidak perlu disalahkan oleh orang tua dari wanita itu dan juga orang tuanya.

Ali menatap pintunya saat terdengar suara ketukan dari sana, yang menandakan ada seseorang yang ingin masuk ke ruangannya. Dengan perasaan kesal, Ali menghembuskan nafas panjangnya lalu menjawab seseorang yang berada di luar sana.

"Masuk!" jawabnya malas.

"Permisi, Pak. Maaf mengganggu." Seorang karyawan datang menemuinya dengan seseorang lagi yang berdiri di belakangnya.

"Ada apa?"

"Saya cuma mau mengantarkan karyawan baru yang direkomendasikan Pak Wijaya," jawabnya yang diangguki mengerti oleh Ali, karena sebelum ini koleganya itu meminta bantuannya untuk mempekerjakan seseorang di perusahaannya dan Ali menerimanya.

"Iya, kamu bisa pergi sekarang." Ali menjawab seadanya dan bahkan terdengar tak berminat apapun, bisa dilihat dari caranya menatap beberapa objek sebelum pada akhirnya suara seorang wanita mengganggu pikirannya.

"Selamat pagi, Mas Ali." Diandra yang berdiri di depan meja seketika menyunggingkan senyumnya, setelah seseorang yang sudah mengantarkannya pergi dari sana.

"Diandra? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ali tak habis pikir, yang tentu saja cukup mengejutkan untuknya, mengingat ia baru saja diberitahu bila akan ada karyawan baru, namun yang muncul justru Diandra.

"Kan aku karyawan baru di sini, Mas. Berarti yang aku lakukan ya kerja, memangnya kenapa?" Diandra bertanya di akhir kalimatnya, yang berhasil membuat Ali gemas bisa dilihat dari caranya mendirikan tubuhnya dan menghampiri Diandra.

"Masih tanya kenapa lagi? Untuk apa kamu bekerja di sini, di perusahaanku?" Ali menunjuk dadanya, namun Diandra justru menyunggingkan senyumnya.

"Ya supaya aku dapat uang, Mas."

"Kamu bercanda kan? Kamu itu putri Pak Wijaya, bagaimana mungkin kamu mau mendapatkan uang di perusahaan orang lain, sedangkan Papa kamu saja punya perusahaan sendiri."

"Aku di sini mau cari pengalaman juga kok, Mas. Kenapa? Enggak boleh ya?" tanya Diandra dengan nada kecewa.

"Bukan begitu." Ali menjawab cepat, ia tidak ingin membuat Diandra kecewa.

"Berarti aku boleh bekerja di sini kan, Mas?" tanya Diandra bersemangat.

"Iya, tentu. Tapi bagaimana dengan suami kamu? Kenapa dia membiarkan kamu bekerja? Dia itu lelaki enggak bertanggung jawab, bagaimana mungkin dia membiarkan kamu mencari uang?" Tiba-tiba Ali merasa kesal dengan suami Diandra, yang entah bagaimana bisa membiarkan wanita itu bekerja. Andai ia yang menjadi suaminya, ia yakin Diandra tidak perlu keluar rumah terlebih lagi cuma untuk mendapatkan uang, karena ia sendiri akan menjamin wanita itu tidak akan kekurangan apapun.

Dicintai suami temanku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang