• From Home •
•~~•
Dengan restu mama di rumah, insyaa allah gue menerima Aram sebagai majikan gue
—JenoBudakKucing—
Suara tangisan merupakan lagu paling menyedihkan yang pernah gue dengar
—Jeno—
•~~•
—Jeno baru saja meletakkan sebuah kotak bertuliskan luwak white coffe ke dalam kamarnya, jangan harapkan isinya beneran luwak, tapi Aram yang secara diam-diam ia bawa kabur pulang ke rumah, anak itu sempat bersin berkali-kali tak kala hidungnya bergesekan dengan bulu lebatnya Aram.
Tapi agaknya Aram tidak begitu paham, kucing berbulu orange itu tetap mengeong seraya mengikuti setiap langkah Jeno.
Sudah sering Jeno melihat Aram bertandang ke ruangan Taeyong dulu, dan mendapati kucing itu yang selalu mengeong ke arah meja kerja laki-laki itu.
Ternyata bukan hanya dia yang merasa begitu kehilangan atas kepergian Taeyong.
"Denger Ram, budak Lo yang sekarang nggak setajir budak Lo dulu—Jadi buat seminggu ini Lo gak akan makan dulu wishkas, tapi ikan pindang yang dicampur nasi, dan juga mungkin bulu Lo bakalan rontok sementara—tapi tenang aja gue bakalan nabung dulu biar bisa beliin Lo wishkas"
Aram mengeong lirih, nampaknya tak setuju dengan ucapan Jeno.
"Lo harus ngerti, orang yang sering ngasih Lo wishkas—" Jeno sedikit tercekat anak itu menatap nanar ke arah Aram yang masih mengeong "—sekarang udah gak ada Ram"
Jeno menarik nafasnya panjang, membuat kucing yang ada di hadapannya ini memiringkan kepalanya, mungkin kucing oren itu sedang bertanya-tanya, apa maksud dari perkataan Jeno tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
From Home : Life Is Still Going On
Fanfiction[Bagian kedua dari (From Home : To my youth and my world)] "Dunia rusuh kalau ada kalian ber-empat" "Tapi sampai sekarang belum ada kekosongan jabatan gara-gara kita" "Kita juga gak nakal!" "Definisi nakal apa sih?" "Gak bisa ngerjain soal matematik...