[Bagian kedua dari (From Home : To my youth and my world)]
"Dunia rusuh kalau ada kalian ber-empat"
"Tapi sampai sekarang belum ada kekosongan jabatan gara-gara kita"
"Kita juga gak nakal!"
"Definisi nakal apa sih?"
"Gak bisa ngerjain soal matematik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dunia cantik kalau ada kamu, EAK!
—Njun—
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ada juang di atas pinta
—Renjun—
•~~•
"Dek, kuas yang Koko beliin kemarin udah di pake?"
Winwin baru saja keluar dari kamar mandi ketika Renjun sedang mengendap-endap mencari camilan yang selalu ibunya taruh di atas meja makan, anak itu tersenyum lebar seakan terpegoki maling di rumah sendiri.
"Udah"
"Kanvasnya juga?"
"Iya"
"Kalau catnya?"
"Udah ko, udah gue pake semua"
"Kamu kenapa beliin dia alat ngelukis lagi? Biar fokus dulu sama pelajarannya" Ayah Renjun menyahut dengan mata yang masih tetap terpaku pada lembaran koran di tangannya.
"Anak kaya gitu stress mikirin apa? Emang ada yang perlu dia stress-in?"
Rasanya Renjun mau obrak-abrik aja ini ruang makan, anak itu hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain, mencoba untuk tidak memperdulikan ucapan ayahnya tadi.