[Bagian kedua dari (From Home : To my youth and my world)]
"Dunia rusuh kalau ada kalian ber-empat"
"Tapi sampai sekarang belum ada kekosongan jabatan gara-gara kita"
"Kita juga gak nakal!"
"Definisi nakal apa sih?"
"Gak bisa ngerjain soal matematik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I feel emptiness that can't be filled, I am never enough
—00LineDream—
•~~•
—Tak ada satupun dari mereka yang berbicara ketika Yuta mulai menjalankan mobilnya, keempat anak itu sibuk menutup mata mereka entah karena rasa kantuk atau alasan lain, Yuta pikir mereka benar-benar terlelap, namun nyatanya keempat anak itu hanya enggan untuk mengenang elegi yang lalu.
Laki-laki itu selalu dikerebungi oleh rasa kebingungan, apa yang telah Taeyong lakukan kepada keempat anak ini? Apa yang seharusnya ia lakukan sekarang?
Yuta bisa saja bersikap tidak peduli dan menjalankan kehidupannya sebagaimana mestinya, tanpa perlu memikirkan semua hal yang telah Taeyong tinggalkan.
Ini kehidupan Taeyong, bukan seharusnya Yuta mengurusi kehidupan seseorang yang telah tiada, namun entah datang dari arah mana, ada sepercik hal yang justru membuatnya dengan rela meluangkan raganya.
Mungkin tidak akan pernah serupa, baik dirinya atau Jaehyun sekalipun agaknya tidak akan pernah bisa menyingkirkan sosok Taeyong pada diri keempat anak itu.
Laki-laki itu hanya menarik nafasnya panjang, tangannya bergerak untuk mengencangkan volume lagu di dalam mobil, tanpa menghiraukan Haechan yang terlihat begitu tenang menatap keluar sana, bahkan hari ini nampak lebih cerah dari biasanya, tapi kenapa justru hatinya dilanda oleh mendung gelap, jalanan yang sama, bentuk-bentuk rumah yang terlihat tak berubah.
Berbulan-bulan yang lalu mereka berempat masih berceloteh ria disini, menanyakan hal-hal tak masuk akal namun tetap di tanggapi oleh Taeyong, menggoda perempuan yang selalu melakukan aktivitas olahraga dipagi hari, dan memaksa Taeyong untuk membelikan bubur yang entah sejak kapan menjadi favorit mereka ketika hendak datang kemari, tapi sekarang Haechan memilih diam, sebelum akhirnya mobil yang ia kendarai berhenti disalah satu halaman rumah besar.
"Woi Cil bangun Lo pada, gue udah kek bawa penumpang mabok pada tidur semua"
"Bang Atuy ada maksud terselubung apa bawa kita kesini?"
"Katanya mau warisan"
"HAH?! YANG BENER SI ATUY INI!"
"Turun" Yuta tak bicara lagi dan dengan segera keluar dari mobilnya diikuti oleh Haechan, Renjun, Jeno, dan Jaemin yang seketika mengerjapkan matanya sesekali melakukan peregangan tubuh.
"Halo Yeeun?"
Ucapan Yuta tadi kini membuat Jeno jadi membelalakkan matanya lebar-lebar, diikuti dengan suara ribut dari Haechan, Renjun, dan Jaemin yang kini sama-sama menggoda Jeno .