Srak!
"Eungh." Rean melenguh pelan, merasa terusik dengan cahaya matahari yang menerpa wajahnya.
Ck. Siapa orang yang berani masuk ke kamarnya tanpa izin? Apa itu ayahnya? Atau kedua saudara kembarnya?
"Ayah?" Rasa kantuk Rean langsung lenyap saat mendengar suara yang dia yakin keluar dari bibirnya sangat berbeda dengan biasanya. Kenapa suaranya jadi mengecil dan lembut? Dan apa ini?! Kenapa tangan dan kakinya ikut mengecil juga?
'Apa aku baru saja dijadikan kelinci percobaan untuk sebuah mesin waktu? Atau aku baru saja mengalami time loop? Atau mungkin aku sudah mati? Ck, pasti operasi yang tidak jelas itu gagal.' Pikir Rean.
Rean menoleh saat terdengar suara gorden terbuka lagi, dia menatap wanita muda dengan pakaian maid namun dengan bagian bawah yang mengembang.
Tunggu, kenapa pakaiannya mirip dengan pakaian abad pertengahan? Tidak-tidak, seingatnya pakaian abad pertengahan lebih rumit daripada ini. Ini lebih seperti sudah dimodifikasi menjadi lebih modern.
"Nona Dara? Apa Anda baik-baik saja?"
Hah? Kenapa wanita ini memanggilnya Dara? Tapi nama itu terdengar tidak asing.
Rean berusaha tenang, ia dengan tenang menjawab. "Hm, aku baik-baik saja." Ah sial, suaranya berubah!
"Syukurlah. Oh ya, saya akan menyiapkan air mandi Anda sebentar." Setelahnya wanita itu masuk ke salah satu pintu yang ada di kamar itu.
Rean mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan hingga akhirnya terpaku pada balkon. Dengan susah payah ia turun dari ranjang besar dengan warna biru cerah itu lalu berjalan menuju balkon.
Segera matanya membulat saat melihat bendera yang berkibar dengan lambang yang sangat ia hapal di tengah pancuran air di depan pintu masuk mansion ini.
"Bagaimana bisa??" Gumamnya terus-menerus karena satu fakta yang dia dapat.
Ia masuk ke dalam novel yang ia buat sendiri. Novel pertamanya yang berjudul Unprediction World yang ia buat saat berumur 12 tahun. Novel dengan genre campuran antara fantasi, petualangan, detektif, misteri serta sedikit romansa yang menjadi novel best seller dan langsung diadaptasi menjadi sebuah film setahun setelah terbit.
Secara singkat, novel ini berlatar di abad pertengahan yang sudah dimodifikasi menjadi agak modern, bercerita tentang seorang warga biasa yang cakap dan terampil yang menjadi Detektif perempuan pertama di dunia ini. Meski awalnya diremehkan, dia membuktikan bahwa dia mampu dengan memecahkan banyak kasus berat meski terkadang dibantu pemeran utama pria yang merupakan Pangeran Kedua yang sedang bertugas.
Akhir novelnya cukup menyedihkan. Pemeran utama wanita mati karena diracuni tokoh antagonis utama wanita dan pemeran pria lah yang akan memecahkan kasus kematiannya. Setelahnya, pemeran utama pria menjadi Pangeran yang tidak pernah menikah dan menjadi anggota Detektif Kekaisaran hingga akhir hayat. Dan bagian itulah yang paling membuat orang-orang menangis sesenggukan saat keluar dari bioskop atau saat membaca novelnya.
Dan jika perkiraannya benar, ia sekarang berada di mansion Morton yang berada di kota Mohan di Mohanter yang merupakan wilayah kekuasaan (Duchy) Morton. Tempat dimana akan ada kasus pembunuhan berantai sekaligus kasus kedua pemeran utama wanita.
Pemeran yang ia tempati sekarang adalah Reandara De Morton, putri bungsu Grand Duke Morton yang hanya muncul satu kalimat saja di buku saat Grand Duke Morton memperkenalkannya pada Kaisar.
Ya sudah lah, ia tidak peduli. Meski kejadian perpindahan jiwa ini tidak bisa ia talar, tapi toh ia sudah berpindah kemari.
"Ayah, Lean minta maaf belum bisa menjadi putli ayah yang sempulna."
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier: My Lady
FantasyBlurb: "Subrata harus sempurna! Jangan buat kesalahan dan jangan biarkan ada kecacatan!" Kalimat itu yang Mahendra Subatra tanamkan pada Jofindra Subrata, Reananda Subrata dan Winata Subrata yang tak lain adalah anak-anaknya sendiri. Hingga tanpa s...