Friedrich menghela napas lelah, begitupun orang-orang di ruangan itu. Hari ini di Istana utama sedang dilaksanakan rapat dengan seluruh bangsawan di kekaisaran ini mengenai semakin maraknya kasus kejahatan yang dilakukan saat hari menjelang gelap.
"Benar, sudah seharusnya jalan-jalan penghubung antar wilayah atau bahkan jalan-jalan sepi diberi penerangan agar setidaknya korban dapat melarikan diri setelah melihat adanya tanda-tanda bahaya. Pun para prajurit bisa segera menolong bila dapat melihat korban dari jarak yang cukup jauh." Marquess Curle membenarkan pernyataan Soddy sebelumnya.
*biar gampang, mereka semua kecuali Kaisar sama duo Grand Duke, kita panggil pakai nama marganya.
"Masalahnya, kita harus menggunakan apa untuk dijadikan penerangan? Tidak mungkin kita menggunakan mutiara cahaya untuk jalan-jalan sepi itu. Mutiara cahaya terbatas dan mahal, apalagi itu hanya ditemukan di Kekaisaran Utara. Jika kita memaksa, maka anggaran dana kekaisaran akan anjlok." Ujar Duke Grant yang dibenarkan oleh yang lainnya.
"Bagaimana jika menggunakan batu cahaya?" Tanya Count Fleming membuat wajah orang-orang menjadi cerah.
Marquess Basov buru-buru menggeleng. "Batu cahaya juga tidak bisa. Aku sudah mencobanya di wilayahku dengan bantuan penyihir cahaya, tapi baru dua hari digunakan sudah meledak karena penggunaan yang terlalu lama."
Kembali terdengar helaan napas saling bersahutan, mereka terus memutar otak agar menemukan solusi untuk dapat menemukan sesuatu yang pas untuk menerangi tempat-tempat gelap agar mengurangi angka kejahatan.
Friedrich memijat pangkal hidungnya pelan. "Hah, sudah dua jam kita membahas ini, mari kita istirahat sebentar."
"Baik Yang Mulia." Sahut para bangsawan.
Para pelayan mulai berdatangan memberi mereka minum dan camilan yang tentu saja mereka terima dengan baik. Tentu saja hanya para bangsawan, sementara sekertaris mereka hanya berdiam diri di belakang tuan mereka masing-masing.
Tiba-tiba seorang pelayan mendekat pada Federick dan berkata. "Mohon maaf Grand Duke Morton, Lady Morton meminta audiensi Anda di luar."
Sontak saja Federick terkejut, begitupun para bangsawan. Tapi Federick segera menetralkan ekspresinya dan bertanya. "Sudah berapa lama putriku menunggu?"
"Sekitar satu jam Grand Duke, Lady sendiri yang mengatakan bahwa dia akan menunggu hingga rapat selesai." Dengan segera pelayan tersebut menjelaskan diri. Ayolah, dia tidak ingin membuat orang mengerikan seperti Federick marah karena membiarkan putri kesayangannya menunggu lama.
"Suruh ia masuk, sepertinya ia baru saja bangun dari tidur siangnya dan mencari Ayahnya." Ujar Friedrich saat melihat mata temannya itu seperti akan memenggal kepala pelayan yang kini sudah pergi menuruti perintahnya, sekaligus membuat para bangsawan tidak curiga jika ketiga pilar kekaisaran ini memiliki kontrak teleportasi.
"Kau membawa Rean, Grand Duke Morton?" Tanya Soddy melengkapi trik Friedrich.
"Benar, tadi ia berkata ingin menunjukan sesuatu padaku, tapi karena aku sedang terburu-buru dan ia yang terus merengek dengan imut, aku pun membawanya dan menyuruhnya menunjukannya padaku setelah selesai rapat." Tentu saja itu hanya alibi, Friedrich dan Soddy sangat tahu bahwa si kecil itu tidak akan pernah merengek.
Sementara itu, para bangsawan mulai menebak-nebak bagaimana rupa si bungsu Morton. Mereka tentu sudah mendengar gosib yang beredar dari istri-istri mereka tentang si bungsu kesayangan Grand Duke Morton itu seorang jenius imut yang kejam. Mereka sangat penasaran sekarang.
"Papa!" Mereka semua sontak menoleh pada Rean yang sedang berlari kecil ke arah Federick membuat pipinya yang bulat ikut bergerak, tanpa sadar mereka memekik gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier: My Lady
FantasyBlurb: "Subrata harus sempurna! Jangan buat kesalahan dan jangan biarkan ada kecacatan!" Kalimat itu yang Mahendra Subatra tanamkan pada Jofindra Subrata, Reananda Subrata dan Winata Subrata yang tak lain adalah anak-anaknya sendiri. Hingga tanpa s...