13일; their promises

599 82 85
                                    

𝘼𝙠𝙪 𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖, 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙖𝙠 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙝𝙞𝙖𝙣𝙖𝙩.

Terdapat satu alasan tersembunyi Nyonya Kim 'mengutus' putra semata wayang ke rumah sang Kakek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdapat satu alasan tersembunyi Nyonya Kim 'mengutus' putra semata wayang ke rumah sang Kakek. Mendengar beberapa isu miring tentang Taehyung dengan satu Guru Magang dari Seoul, membuat sang Kakek diminta untuk memperingatkan halus sang cucu oleh beberapa tetua setempat. Sebelum itu menjadi buah bibir dan menyebar hingga ke desa–desa sekitar. Terlebih, Joohyun telah berstatuskan 'calon–istri–orang'.

Di hadapan pria renta itu, Taehyung bungkam dalam dudukan. Segan baginya menarik sorotan barang sedetik, mengira bahwa ia akan dihajar kali ini. Tentu, lelaki yang menyukai perempuan jauh lebih tua adalah aib buruk di desa mereka.

"Sedang apa di situ? Cepat, bantu aku."

Taehyung ber–hah. Dalam dongakan, ia dapati sang Kakek telah lolos ke ruang dapur. Bukankah dia disuruh ke sini untuk dijadikan 'samsak'? Tapi, kenapa...

Tubuh tegap sang Atlet muda telah tiba pada halaman belakang. Menghampiri pria berambut putih tengah memberi pakan pada beberapa ternak kesayangan. Meskipun ia turut berjongkok di sebelah Kakeknya, beliau masih abai dan larut dengan kesibukan sendiri.

Mustahil Kakek tak tahu. Taehyung melirik dengan rasa penasaran yang belum terjawab.

Membuat cucunya terperanjat kecil saat kotak pakan diberikan, Kakek beralih mengambil angsa kesayangan pada pangkuan. "Kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini?"

Taehyung menggeleng sekena.

"Aku juga pernah sepertimu, bodoh. Sayangnya, kisahku tak berhasil."

"Apa ... maksud ... Kakek...."

"Tapi, aku sama sekali tak menyesal. Sekalipun awalnya sempat memaki takdir." Sekena, tatapan itu melurus terlihat amat fokus. Namun, benaknya melayang pada wajah sang Guru yang sempat menghiasi kenangan semasa muda. "Jika aku tak berakhir dengan Nenekmu, aku tak akan punya cucu seorang Atlet hebat juga nakal yang hobi mencabuti bulu angsaku sampai meronta–ronta."

Mendapat candaan itu, Taehyung tak tersenyum. Sorotnya semakin menajam ke arah lain. "Aku baru tahu, Kakek pernah sepertiku. Atau, ini sebagian kecil rahasia ... yang ku tahu?"

Sang Kakek mengerjap tak yakin. "Jangan–jangan, Ibumu juga belum memberi tahu jika angsa cantikku ini adalah jelmaan Nenekmu?" tukasnya. Meminta sang cucu memberi perhatian pada unggas yang anteng dalam dekapan.

"Ah, Kakek berkhayal. Mana mungkin Nenek suka buang air besar sembarangan di lantai."

"Kurang ajar!"

Sang cucu sigap menghindar sembari berdehem meledek. Sekalipun ia tahu, beliau hanya memberi ancang–ancang untuk satu pukulan kepala.

Dalam rasa jeda itu, lirikan Taehyung beralih pada perban di tangannya yang telah dihiasi satu tulisan. Bunyinya; 'Atlet Deokhwa milik Bae.' Membuat ia meringis kecil karena Joohyun ingkar, tak menulis sesuai kalimat yang ia minta kemarin. Malah memberi tulisan sesuka hati. Bae Joohyun tak bercanda. Selamanya aku akan tetap milikmu, Bae. "Menyukai ... perempuan yang lebih tua ... bukan dosa, kan, Kek?"

take you home. [vrene] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang