🥀 if they never meet.

565 96 60
                                    

🏛️🌻☃️

Novel ciptaan Choi Yeonjun berjudul BAE: HOME mencapai peringkat tertinggi sastra terlaris sejak karya itu dirilis empat bulan lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Novel ciptaan Choi Yeonjun berjudul BAE: HOME mencapai peringkat tertinggi sastra terlaris sejak karya itu dirilis empat bulan lalu. Tak hanya menjadi 'buah bibir'. Publik bahkan sempat mempertanyakan rentetan kejadian yang tertuang seakan terkesan nyata. Seperti mengutip kisah seseorang, tepatnya.

Dan semua itu terjawab sudah setelah Yeonjun memberi pernyataan tak terduga pada satu acara bergengsi kesusastraan. 'Karya terindah ini ku persembahkan untuk Pamanku. Dalam pencarian seseorang yang sangat berharga dalam hidup beliau.'

Topik itu meledak hari itu juga. Mempertanyakan seperti apa sosok yang menjadi tombak pertahanan atas penantian orang nomor satu di negeri mereka. Hingga menarik minat pers luar untuk mengulik semua lebih jauh. Terlebih, Presiden muda itu masih menyabet status lajang.

Berbagai tawaran rumah produksi yang berminat mengangkatnya ke dalam layar lebar terus 'meneror' ke kantor penerbit mereka. Tak luput akun sosial pribadi Yeonjun, membuat ia kewalahan. Untungnya semua itu tak mereka tanggapi, mengingat pemilik cerita orisinalnya tetaplah sang Paman. Pun, hingga detik ini pihak staf kepresidenan belum angkat bicara. Semua itu Yeonjun laporkan lewat sambungan udara.

"Mereka berlomba–lomba mengangkat kisah ini jadi film. Bukankah ini konyol, Paman? Akhirnya saja belum terlihat. Tapi, mereka seperti sudah mampu merancang akhir terbaik."

Sindiran halus sang ponakan membuat Taehyung terkekeh getir. "Tak masalah. Beritahu saja pada mereka, siapapun rumah produksi yang sanggup merancang ending terbaik dan pantas, akan ku beri persetujuan secara langsung."

Suara dari seberang seolah tercekat. Yeonjun nyaris tersedak minuman sendiri. "Paman bercanda 'kan?! Pasti bercanda!" Kejengkelan pemuda Choi itu semakin terlampiaskan, mendapati sahutan tawa dari Pamannya.

Ya, bukankah manusia memang begitu? Pasti selalu mengharapkan akhir yang baik. Meskipun, terkadang kenyataan menampar keras–keras agar terbangun dari mimpi.

Kendati demikian, beberapa puing harap masih utuh di dalam sana. Tinggal menunggu kepingan–kepingan yang hilang agar segera dipertemukan kembali. Hingga semuanya utuh. Lalu, satu garis kesimpulan indah bisa menjadi tarikan yang lega.

Sebagai bayaran, atas segala penantian yang menyesakkan dada. 

┏━➷➷━━━━━━━━┓

Take You Home

┗━━━━━━━━➹➹━┛

Goresan bolpoin itu telah terdengar belasan menit silam, rasa lelah masih bersinggah pada mimik sang Presiden Kim. Beberapa pekan ini, jadwalnya dipenuhi dengan  daftar kunjungan kenegaraan serta meninjau langsung program–program pemerintah yang telah ia beri persetujuan. Bukankah tugas Kepala Negara memang tak jauh dari hal–hal seperti itu?

take you home. [vrene] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang