O4일; baby kim

798 97 102
                                    

𝙎𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖, 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙥𝙖𝙧𝙩𝙞𝙠𝙚𝙡 𝙚𝙣𝙚𝙧𝙜𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙪𝙗𝙪𝙝𝙠𝙪, 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙪 𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙥 𝙘𝙖𝙣𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙩𝙖.

𝙎𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖, 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙥𝙖𝙧𝙩𝙞𝙠𝙚𝙡 𝙚𝙣𝙚𝙧𝙜𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙪𝙗𝙪𝙝𝙠𝙪, 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙪 𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙥 𝙘𝙖𝙣𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙩𝙖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak biasanya, pagi buta begini Taehyung sudah terjaga. Padahal, mentari masih belum menampakkan wujud untuk menggantikan sang malam. Padahal, dengungan katak masih berseliweran di luar, karena hujan musim panas yang baru saja mengguyur semalam. Padahal, Ibunya pun masih belum bangun, meskipun wanita itu yang biasanya lebih dulu beranjak seperti biasa menyiapkan sarapan.

Ini tidaklah biasa dalam jadwal hidup seorang Kim Taehyung—jika kalian ingin tahu.

Satu–satunya hal yang akan membuat Taehyung bangun lebih awal hanyalah persiapan turnamen. Jika tak ada hal lain, tak akan mau pintu kamarnya terbuka lebih dulu jika Nyonya Kim tak menggedori  lembut demi membujuk ia rajin sekolah. Jangan hitung pula sudah berapa kali jam weker pemberian sang Kakek terbanting begitu saja, karena bunyinya yang mengusik Taehyung dari tidur. Kalian tak akan sanggup. Jelas.

Beberapa kali berjinjit melewati ruang tamu, ia baru selesai menyetrika kemeja sekolah—yang padahal sudah disetrika oleh sang Ibu. Tidak, Taehyung masih belum puas karena menemukan sedikit saja jejak kusut di sana.

Naluri kerapian entah mengapa muncul pada wujud lelaki yang biasanya berpenampilan serampangan.

"Tae? Itu kau?"

Pergerakan lelaki itu tercegah begitu saja, menolehlah ia mendapati Nyonya Kim bersandar di muka pintu kamar. Masih dengan wajah sembab, khas bangun tidur. "Hehe," cengirnya tak berdosa.

"Ibu kira tikus, tadi," decak beliau kemudian bergegas menuju dapur. "Kau ujian hari ini?"

Taehyung tak menyahut, tubuh itu sudah menghilang dengan handuk menyampir di bahu. Masuk ke kamar mandi.

Terhenyaklah Nyonya Kim, hapal sekali beliau dengan perangai putra semata wayangnya tersebut—tak menyahut berarti menandakan 'tidak'. Pun, beliau tahu bahwa Taehyung masih dalam masa istirahat total. Tak ada istilah turnamen untuk sementara sampai cidera yang Taehyung dapati kemarin–kemarin benar–benar pulih—begitulah sekiranya perjanjian antara Ibu dan anak tersebut.

Lalu, jika bukan itu ... alasan yang lain apa lagi?

Kendati demikian, rasa keingintahuan belum lah terjawab pada wanita berkepala empat tersebut. Putranya masih bungkam, namun siulan sesekali memecahkan kesunyian, menjadi pertanda bahwa putranya mendapat suasana hati yang baik kali ini.

Sarapan telah terhidang. Tuan Kim baru saja berbasuh setelah mengantri dua puluh menit, karena putranya yang menggunakan kamar mandi lebih lama. Nah 'kan, bahkan pria tegap itu pun turut menyadari bahwa sikap Taehyung tidak biasa beberapa waktu ini.

take you home. [vrene] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang