Happy Reading...
Sorry for typo's.
***
Pintu kamar Kyuhyun kembali tertutup. Dan Lee Ra yang masih berdiri di depannya, mulai menangis. Ia nyaris tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Potret besar di kamar pria itu, adalah salah bukti jika yang Kyuhyun katakan itu benar. Suaminya sudah menikah, dengan seorang wanita anggun yang sangat cantik. Keduanya tampak bahagia walau latar pernikahan itu bukanlah gedung mewah, melainkan sebuah taman yang dihias sederhana.
Lee Ra melangkah ke arah pintu dan mengetuknya pelan. "Oppa, berhenti bercanda." Ia tidak menyerah, Lee Ra masih menyangkal akal sehatnya karena semua terlalu tiba-tiba. "Kau bilang mencintaiku." Saat mendengar kuncian dari dalam, Lee Ra berjongkok dan terus menangis di depan kamar Kyuhyun dengan perasaan yang tak keruan.
Sedangkan di balik pintu, Kyuhyun sudah melangkah ke tengah ruangan untuk menatap foto itu. Ia tersenyum teduh, gurat kerinduan terlihat jelas di matanya yang sayu. "Nara, maaf karena kau harus melihat wanita itu. Sebentar lagi, aku akan menuntaskan semuanya, sayang."
Bayangan akan kejadian 2 tahun lalu terlintas di benaknya. Ketika Kyuhyun harus kehilangan seseorang yang yang sangat dicintainya. Pria itu menghela napas berat, membuka mata ketika tangisan di balik pintu benar-benar mengganggunya. Secepat itu raut wajahnya berganti, Kyuhyun memang pandai mengatur emosi hingga membuat Lee Ra tertipu mentah-mentah. Saat melihat istrinya sedang berjongkok sambil menangis, Kyuhyun menarik tangannya hingga wanita itu berdiri.
"Oppa..."
Kyuhyun tidak menjawab. Ia mencengkram pergelangan tangan wanita itu karena jalannya yang lambat. Pria itu seakan tak peduli dengan Lee Ra yang kesulitan karena gaunnya. "Oppa, sakit."
Setelah berada di kamar Lee Ra, Kyuhyun menyentakkan tangan yang di genggamnya hingga wanita itu jatuh ke atas kasur. "Jangan pernah mendekat lagi ke kamarku."
"Kau bercanda, bukan?"
"Apa menurutmu aku bercanda?" Kyuhyun meneleng. "Haruskah aku membawa foto atau cincin pernikahanku?"
"Mengapa kau menipuku?" Lirih Lee Ra. Wanita itu menatap suaminya sedih.
"Kau terlalu naif," ucap Kyuhyun tajam. "Aku tidak pernah mencintaimu."
"Lalu kenapa kau menikahiku? Kau tahu aku sangat mencintaimu, Oppa!" Lee Ra berteriak pada Kyuhyun yang masih terlihat tenang. "Aku menyerahkan segalanya padamu dengan sukarela. Tapi ternyata..."
"Sudah ku bilang, kau sangat naif. Aku pernah bertanya padamu apa kau yakin padaku, dan kau... terlalu percaya."
Lee Ra mengingat malam pertama mereka. Wanita itu mengangguk, mengusap pipinya yang lagi-lagi dialiri air mata. "Jika kau hanya mempermainkanku, kenapa harus dengan menikah? Kau bisa meninggalkanku setelah merasa puas, tanpa harus terikat dimata Tuhan."
"Karena aku harus." Kyuhyun mendekati istrinya, mengulurkan tangan untuk mengusap air mata Lee Ra. "Menikahimu adalah tujuan utamaku. Ini baru permulaan, Ra. Jangan terlalu bersedih."
"Apa salahku hingga kau melakukan kejam seperti ini?"
"Hanya satu kesalahan yang kau punya, Ra." Kyuhyun mengapit kedua pipi Lee Ra. "Menjadi Puteri dari seorang Kim Jaehwan."
***
Minggu pagi, Donghae dan Changmin berkumpul di rumah utama Kyuhyun. Pria yang kemarin menikah itu, baru sampai ketika waktu menunjukan pukul 11 siang. Donghae yang sedang bermain ponsel, mendongak ketika Kyuhyun duduk di sofa seberangnya.
"Wah, pengantin baru kita terlambat." Donghae meledek Kyuhyun yang melirik sebal. "Jadi... sampai pukul berapa kau bersenang-senang dengannya?"
"Diam, Hae," Changmin menyadari raut keruh diwajah Kyuhyun.
"Tsk, jangan pura-pura, Shim. Kau juga pasti ingin tahu, kan?"
Changmin memutar bola matanya malas. "Tidak penting!"
"Tapi kenapa wajahmu tidak berseri seperti biasanya?" Donghae kembali memerhatikan kyuhyun.
"Apa?" Kyuhyun bertanya dengan malas-malasan.
"Wajahmu tidak terlihat terpuaskan."
Changmin mengernyit heran pada Donghae yang terus-menerus membahas urusan ranjang. "Dokter mesum," gumamnya sinis.
Kyuhyun menghela napas kesal. "Jika kau jadi aku, ekspresi apa yang harus di tampilkan ketika wanita itu terus menangis?"
"Kenapa menangis? Kau memaksanya? Atau..." Donghae mengernyit. "Kau sudah memberitahu alasan kenapa—"
"Belum sepenuhnya."
Changmin menatap temannya serius. "Mwo? Secepat itu?"
Kyuhyun melengos kesal. "Aku muak padanya."
"Huh?" Kedua teman Kyuhyun merasa aneh. Ini adalah kali pertama temannya itu berkata muak pada Lee Ra. "Muak karena kau tidak mau lagi berpura-pura?"
Kyuhyun mendesah kesal. "Selama tiga bulan ini dia bersikap posesif. Wanita itu selalu menatapku dengan mata yang berbinar dan senyumannya membuatku muak! Aku ingin dia berhenti melakukan itu."
Changmin dan Donghae saling menatap, mengendikan bahu karena tidak mengerti jalan pikiran Kyuhyun. Saat ketiganya masih saling diam, dari arah tangga, Hyerin mendekat. Wanita itu menatap senang keberadaan Kyuhyun, dan mendekat untuk sekadar mencuri ciuman. Karena Kyuhyun tidak membalas, Hyerin tahu jika pria itu sedang tidak ingin melakukan hal lebih jauh lagi.
"Kau mau kubuatkan teh?"
"Ya, terima kasih, Hyerin~ah." Kyuhyun mengangguk kecil.
Setelah wanita itu menjauh, barulah Donghae membuka mulutnya kembali. "Berhenti melakukan itu dengan Hyerin, Kyu."
"Maksudmu?"
"Kau sudah menikah."
"Hyerin tidak ada hubungannya dengan itu. Lagipula kenapa dengan statusku?"
Donghae menghela napas berat. "Aku tahu saat kau kesepian, Hyerin menjadi wanita yang mengerti perasaanmu. Dia dengan tulus merawat Na Yeon dan berhenti bekerja di rumah sakit. Tapi... kau harusnya tahu untuk tidak menyakitinya."
"Kami melakukannya karena kebutuhan."
"Benarkah?"
"Sejak awal, aku tidak menjanjikan apapun dan Hyerin tahu itu." Kyuhyun menatap Donghae. "Aku sudah menegaskan itu dari awal, kami tidak mempunyai hubungan spesial."
Donghae mengangguk. "Cukup Lee Ra, Kyu. Wanita yang akan kau sakiti, kau tidak boleh menjadi si berengsek kelas kakap dengan mematahkan banyak hati."
Ketika Donghae beranjak dari duduknya untuk pergi ke toilet, Kyuhyun menggaruk alisnya sambil menatap Changmin yang masih bermain ponsel. "Kau tahu alasan dia bersikap begitu?"
"Soal Hyerin?" Changmin mengernyit.
"Ya."
Pria yang hari ini memakai kaus itu terlihat kesal pada Kyuhyun. "Kau benar-benar tidak tahu?"
"Apa?"
"Hyerin itu perawat yang di sukainya saat menjadi Dokter residen."
Kyuhyun mengernyit. "Kenapa aku tidak tahu? Apa dia masih menyukainya?"
"Tsk, tentu saja tidak. Sekarang Donghae mencintai tunangannya."
"Syukurlah."
"Wae?"
"Aku takut dia mengkhianati tunangannya."
"Donghae tidak seberengsek kau, Kyu." Changmin berkata dengan tenang. "Dia tidak sepertimu yang tidur dengan Lee Ra dan juga Hyerin, padahal yang ada di dalam hatimu, hanya nama Park Nara."
***
Changmin bener banget 🖒😭
Sabar yaa, wkwkwk
Bandung, 18 December 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Monologue [Kyuhyun] - END
Fanfiction[ONLY 19 CHAPTERS LEFT] Pada awalnya, Lee Ra mengira jika kisah cintanya sangatlah klise. Di kenalkan oleh Sang Ayah, ia bertemu pria tampan dan kaya idaman setiap wanita. Karena kecocokan dan ketertarikan sejak awal, mereka saling jatuh cinta hingg...