Klonteng....klonteng...klonteng....
Klonteng....klonteng...klonteng....
Klonteng....klonteng...klonteng....
" Woi..keluarkan aku dari sini! Cepat!"
Klonteng....klonteng...klonteng....
Klonteng....klonteng...klonteng....
Klonteng....klonteng...klonteng....
" Brengsek! Cepat keluarkan aku dari sini! Kalian tidak tahu siapa aku hah! Aku Permana! Juragan paling kaya di Kalimas!"
Permana terus berteriak, dirinya terkurung dalam penjara besi yang sempit. Dia terus berteriak sambil memukul tiang-tiang besi penjaranya. Sudah berapa lama dirinya disini, Permana pun tak tahu. Satu-satunya yang dia ingat adalah dirinya tertidur seperti biasa dikamar rumahnya, namun saat terbangun dirinya sudah berada di dalam kurungan besi ini. Seperti kurungan ayam aduan dengan ukuran yang muat untuk manusia.
Dirinya seperti berada didalam sebuah goa remang-remang yang pencahayaannya hanya berasal dari obor-obor yang menyala apinya.
Sssssst.....sssssst.....sssst....
Sssssst.....sssssst.....sssst....
Sssssst.....sssssst.....sssst....
Tiba-tiba ratusan ekor ular yang entah darimana datangnya mengelilingi penjara yang mengurung Permana. Kepala mereka berdiri tegak seolah menantang Permana. Mata mereka menyala bagai ratusan kunang-kunang. Lidah mereka menjulur dan terus berdesis. Permana yang ketakukan terduduk dipojok penjara sambil memeluk kedua lututnya.
Srek...srek...srek...
Terdengar langkah kaki yang mendekat, para ular berhenti mendesis, mendundukkan kepala lalu mereka menyingkir dan membuka jalan.
" Bagaimana kabarmu, kangmas?"
Begitu mendengar suara perempuan memanggilnya, Permana langsung menoleh dan berdiri terlonjak. Betapa kagetnya dia saat tahu siapa yang memanggilnya.
" Sumirah, kau!"
Sumirah tersenyum, sementara Permana berlari kehadapan Sumirah, tangannya keluar dari kurungan berusaha menggapai Sumirah.
" Sumirah! Lepaskan aku! Aku tahu kau masih hidup! Kurang ajar kau Sumiraah! Lepaskan aku dari sini sekarang juga, atau...."
" Atau? Atau apa kangmas? Apa yang akan kau lakukan jika aku menolak melepaskanmu?"
Permana melotot, rahangnya mengeras, tangannga mencengkeram besi kurungan dengan kuat..
" Sumiraah! Lepaskan aku!"
" Ha...ha....ha....ha....!!"
Sumirah tertawa sangat keras, terdengar sangat mengerikan. Nyali Permana menciut.
" Gendis! Dimana Gendis!"
" Gendis?"
" iya, Gendis. Dimana Gendis Sumirah! Jangan bilang kalau kau sudah....."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUSUK TERATAI PUTIH ( Tersedia Bentuk Novel)
HorrorSUMIRAH perempuan cantik pribumi yang lahir di era penjajahan Belanda mengalami pelecehan seksual oleh pria-pria di desa tempat dia tinggal. Ironisnya hal itu terjadi setelah mendapati suaminya yang suka main tangan berselingkuh dengan seorang penar...