TAWARAN

8.4K 898 38
                                    

SUSUK TERATAI PUTIH-2
BAB-16

TAWARAN

Anggara menangis sambil memeluk surat dari Sumirah. Ternyata perempuan itu tak berniat membunuhnya, tapi justru menolongnya. Anggara jadi teringat saat dirinya melukai Sumirah. Apakah dia baik-baik saja, atau justru terluka parah?.
Anggara sungguh menyesali perbuatannya yang telah menyerang Sumirah. Tapi saat itu dirinya juga terpaksa melakukannya. Anggara menekan kuat-kuat dadanya yang terasa sesak.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Anggara perlahan bangkit lalu berjalan menyusuri pantai untuk kembali pulang ke desa Kalimas. Anggara kaget saat tau jika ternyata dirinya telah berada di pulau seberang, bukan lagi di pulau tempat desa Kalimas berada. Sumirah telah mengantar dirinya kembali ke pulau seberang.

"Apa yang kau pikirkan Sumirah! Kenapa kau antar aku pulang. Bagaimanakah nasib mu di sana?"

Anggara berdiri sambil menatap deburan ombak, dirinya bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang. Haruskah dirinya pulang ke pondok dan menceritakan semuanya kepada guru besarnya.

"Assalamualaikum, Selamat datang kak Anggara, kakak sudah ditunggu abah di rumah!. "

Seorang gadis cantik dengan pakaian panjang warna merah muda dan rok merah hati serta memakai selendang besar berwarna merah hati yang menutup rapat kepalanya datang menemui Anggara yang tengah melamun.

"Wassalamualaikum.  Iya Fatimah, aku pulang. Aku akan segera menghadap Kyai Akbar. Pulanglah kau ke pondok terlebih dahulu. Aku akan segera menyusulmu. "

"Baiklah kak,  Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam "

Fatimah kembali lagi ke pondok. sementara itu Anggara masih menatap kembali bibir pantai yang sibuk sendiri dengan deburan ombaknya.

"Aku akan segera kembali Sumirah, tunggu aku! "

Setelah Anggara berucap, Anggara segera pergi untuk menemui guru besarnya, yaitu kyai Akbar. Ternyata Anggara telah ditunggu oleh Sang Guru. Kyai Akbar seolah menunggu Anggara untuk menceritakan segalanya.

Di sini, di rumah Sang Guru Anggara menceritakan segalanya, tanpa ada satu pun yang ia tutupi, termasuk di mana dirinya bertemu dengan Sumirah dan jatuh cinta kepadanya. Kyai Akbar mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Saya akan kembali ke Kalimas kyai, saya akan menolong Sumirah. Saya akan membebaskannya dari cengkraman iblis. Supaya Sumirah bisa kembali menyembah Allah. "

Kyai Akbar menggelengkan kepalanya.

"Bukan, bukan itu alasanmu ingin menyelamatkan Sumirah. Kau melakukan itu karena kau mencintainya Anggara. Cintamu kepada Sumirah lebih besar daripada cintamu kepada Allah!. "

Anggara tersentak mendengar penuturan sang guru besarnya itu. Benarkah jika cintanya kepada Sumirah jauh lebih besar daripada cintanya kepada Allah?.
Anggara menggelengkan kepalanya. Tidak, itu tidak mungkin, ia yakin jika cintanya kepada Allah tak terukur jumlahnya, tak sebanding jika harus disamakan dengan cintanya kepada Sumirah yang tak seberapa.

"Tidak kyai, cinta saya kepada Allah jauh lebih besar dibandingkan dengan cintaku kepada Sumirah kyai. "

"Kalau begitu buktikan! buktikan jika cintamu kepada Allah jauh lebih besar. Buktikan jika kau memang berniat menolong Sumirah itu karena Allah bukan demi membuktikan cintamu kepadanya. "

"Bagaimana caranya agar saya bisa membuktikannya kyai."

"Menikahlah! Menikahlah dengan Fatimah anakku. Nikahi dia, dengan begitu kau terlindung dari pesona Sumirah yang tercipta dari susuk teratai putih yang dia gunakan Anggara. "

Mata anggaran melotot, bagaimana mungkin dia menikahi Fatimah. Anggara sudah menganggapnya seperti adiknya sendiri. Gadis yang dia asuh dari bayi itu berbeda 10 tahun dengannya.

"Tapi kyai, jarak umur saya dengan Fatimah terlalu jauh untuk menikah. Dia sudah seperti adik kandung saya sendiri kyai. "

Anggara memang sudah siap jika setelah pulang ke pulau seberang dia akan menikah, tapi dia tidak menyangka jika sang kyai justru menyodorkan putrinya yang berharga tersebut untuk menikah dengannya. Anggara pikir jika ia akan menikah dengan orang lain yang tak ia kenal sebelumnya.

"Apa kau tak mau menikah dengan Fatimah Anggara? Apa dia tak secantik Sumirah? "

"Bukan, bukan begitu kyai, hanya saja saya takut jika Fatimah sendiri tidak nyaman menikah dengan saya  Umur kami berjarak 10 tahun. Tidakkah saya terlalu tua untuknya kyai?."

" Hahahahaha......... "
Sang Guru tertawa renyah.

Anggara menundukkan kepalanya bingung. Fatimah adalah gadis yang sangat cantik jelita, kehormatannya terjaga dan tentunya memiliki ilmu agama yang mumpuni. Wajahnya seindah Mentari. Auranya sangat menenangkan, tak seperti Sumirah. Wanita yang telah memikat hatinya itu memang memiliki wajah cantik menawan, tapi auranya gelap dan menakutkan. Anggara yakin jika dibandingkan dengan Sumirah, Fatimah sang putri kyai jauh lebih baik untuk menjadi pendamping dibandingkan dengan Sumirah. Tapi masalahnya Anggara tak mencintainya. Anggara hanya mencintai Sumirah.

Kyai Akbar menatap ke wajah Anggara agak lama, seperti memperhatikan sesuatu.

Kyai Akbar berdiri dari posisinya yang sedari tadi duduk bersila, lalu menatap tajam kearah Anggara.

"Bersiaplah Anggara, aku akan meruqyah mu agar guna-guna susuk teratai putih bisa lepas dari mu. " 

"Baik kyai. "

"Setelah aku meruqyah mu kau bisa memikirkan kembali tawaranku tentang Fatimah. Karena jika untuk saat ini kau pasti akan menolak anakku, bukan hanya Fatimah saja yang kau tolak tapi seluruh wanita di dunia ini pun akan terus kau tolak demi cintamu kepada Sumirah. Kamu akan terus melajang sampai kau meninggal. "

"Baik kyai. "

SUSUK TERATAI PUTIH ( Tersedia Bentuk Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang