Chelsea menoleh ke kanan dan ke kiri melihat fasilitas yang di suguhkan oleh salah satu maskapai di Indonesia ini. Ruang tunggu yang super mewah di tambah pelayanan yang super prima membuat Chelsea menarik langan Bian. Pria bertubuh jangkung itupun menoleh dan memiringkan kepalanya.
“Kak Bian, ini kita mau kemana?” Tanya Chelsea. Bian mengulum senyumnya lalu merengkuh leher gadis yang memiliki tinggi badan hamper setara dengan dirinya.
“Mau makan dulu Chels, sambal nunggu jam takeoff kita.” Sahut Bian setengah berbisik.
“Oh.” Chelsea membulatkan bibirnya. Hidangan super mewah pun tersaji di meja, Bian dan Chelsea melahap semua makanan di selingi obrolan yang membuat Bian terkadang terkekeh. Selain cantik, Chelsea itu supel dan menyenangkan juga cerdas. Bian baru tahu jika selama ini Chelsea adalah salah satu siswi berprestasi di sekolahnya.
“Chels, kamu belum punya pacar?” Tanya Bian.
“Eh? Pacar? Hahahaaa…” Chelsea tergelak. “Mana ada yang mau sama aku,kak Bian.” Chelsea kembali melahap makanannya.
“Lho? Kenapa memangnya?” Bian menautkan jemarinya di atas meja dan menatap lekat wajah cantik Chelsea.
“Aku ini orang susah dan bukan dari kalangan orang berada seperti teman-teman aku, lagian aku juga pernah kecewa, jadi aku nggak niat pacarana dulu deh.” Sahut Chelsea.
“Kecewa kenapa?” Tanya Bian. Chelsea menatap Bian sekilas.
“Dulu setahun lalu aku punya pacar dan dia anak kepala sekolah di sekolah aku yang sekarang, terus aku di panggil sama kepala sekolah dan bilang anak nya sudah di jodohkan sama orang kaya.Beliau terus terang ke aku kalo beliau mau menantu yang kaya bukan seperti aku yang miskin.” Tutur Chelsea dengan wajah sendu. Bian mengeraskan rahangnya.
“Sedihnya, mantan pacar aku itu gak bela aku sedikitpun, dia Cuma bilang ke ibunya (kepala sekolah) kalo aku yang ngejar-ngejar dia, padahal nggaaaaak!” Chelsea merengut. Bian terawa.
“Terus kamu galau?” Ejek Bian.
“Nggak ih!!” Chelsea mendelik sebal. Bian tergelak.Bian menoleh pada Chelsea yang tengah menyandarkan kepalanya di kursi pesawat first class itu.
“Tidur aja dulu, nanti aku bangunin.” Bisik Bian. Chelsea hanya tertawa.
Perjalanan dari bandara menuju RS tempat nenek Chelsea di rawat lumayan jauh. Bian mengendarai mobil yang sudah di siapkan oleh salah seorang karyawannya di Jogja dan tentu saja semua itu sudah di atur oleh Ella, asistennya.
“Kak Bian mau langsung pulang lagi?” Tanya Chelsea. Bian menoleh lalu menggeleng.
“Aku tungguin aja sampai nanti kamu selesai urusannya.” Sahut Bian.
“Kak Bian gak kerja?” Chelsea memiringkan tubuhnya.
“Nggak, ada Ella di cerewet ini di kantor.” Bian terkekeh. Bian menoleh ketika tak mendapatkan jawaban dari gadis di sampingnya tersebut. Ternyata Chelsea tertidur. Bian mengusap Puncak kepala Chelsea dengan lembut hasratnya membumbung tinggi melihat bibir merah muda yang tipis dan wangi dari rambut Chelsea.
“Langsung ke RS aja pak, udah tahu alamatnya, kan?” Titah Bian pada supir kantornya.
“Siap, sudah pak!” Sahut sang supir.
Mobil mewah itu melaju membelah jalanan di Jogja di tengah gerimis yang membuat Chelsea semakin mengeratkan pelukannya pada dada bidang milik Bian, sementara Bian setengah mati menahan fantasi liarnya yang sudah menguasai pikirannya. Ia merasakan empuknya dada Chelsea yang sintal dan tak sengaja menekan dada lengan Bian. Bian merapatkan kedua kaki nya menahan juniornya supaya tidak lepas kendali dan keluar dari sarangnya.