9

544 11 0
                                    

"Kamu gak apa-apa pinjem baju Rena sama jaket Yoga, Chels?" Tanya sang ibu.
"Nggak apa-apa bu." Chelsea tersenyum samar.
"Oh iya Chels, tadi ibu periksa ke dokter karna pinggang ibu sakit terus dan mual parah." Ujar Sang Mira.
"Ibu gak mau bohong sama kamu, ginjal ibu bermasalah dan ibu udah harus cuci darah Chels." Mira tersenyum getir. Sementara Chelsea membeku mendengar ucapan sang bunda.
"Jangan khawatir Chels, mama akan urus BPJ* di bantu pak RT." Mira mengusap puncak kepala putrinya.
"Bu, ibu harus kuat, aku sekuat tenaga akan bantu ibu." Chelsea memeluk lengan ibunya.

Hari Jumat pagi Chelsea termenung di kelasnya. Rena yang terheran-heran segera menghampiri sahabatnya.
" Is everything okay, Chels?" Tanya Rena.
" I dont think so, Ren." Chelsea menoleh.
" Ibu gue harus cuci darah." Chelsea menyandarkan kepalanya di pundak Rena.
"Oh my God." Rena merengkuh pundak Chelsea.
"Sabar ya Chels!" Rena menepuk punggung Chelsea. Chelsea merasa sangat beruntung ketika ia memiliki Rena yang selalu ada untuknya dalam suka dan duka.

***
Bian masih berkutat dengan pekerjaanya.
Ella sang asisten masuk ke ruangan Bian dengan tergesa-gesa.
"Bos, udah gue bilang jangan buntingin anak orang!! Bandel banget sih!!" Cerocos Ella.
Bian mendongak lalu mengernyitkan keningnya.
"Lo mabok?" Tanya Bian asal.
"Ck, di kata!!" Ella berdecak kesal.
"Ada anak SMA nyariin lo tuh di lobby!" Beritahu Ella pada Bian.
"Hah? Siapa?" Tanya Bian segera beranjak.
"Chelsea namanya." Ella mendelik sebal. Bian tak menjawab ia menyambar jas nya lalu segera turun ke lobby. Beberapa karyawan yang menyapanya ia abaikan karena ia ingin segera tiba di lobby.
Ella menoleh pada layar laptop Bian dan di sana terdapat foto Chelsea tersenyum dan Ella akui, gadis itu sangat cantik.
" Jangan salah jatuh cinta ya bos, kasian Chelsea kalo cuma gara-gara dia mirip sama Amanda." Ella berbicara sendiri dan tersenyum getir.

"Chels??" Bian menghampiri Chelsea yang sedang duduk di ruang tamu du lobby utama. Dengan seragam putih abu-abu nya ia duduk lesu, kedua tangannya saling bertautan.
" Bi... Aku mau bicara." Ujar Chelsea lirih.
" Ayo..." Bian menyodorkan tangannya sementara Chelsea hanya menatap tangan kekar Bian, Chelsea menoleh ke kanan dan ke kiri lalu menggeleng.
"Gak enak di lihat orang." Ujar Chelsea. Bukan Bian namanya jika akan menyerah begitu saja. Ia menggapai tangan kiri Chelsea lalu menariknya pelan.
" Mereka bisa menutup mata mereka kalo gak suka dengan kebersamaan kita, Chels!" Seru Bian. Pria itu menggenggam tangan Chelsea erat tanpa memperdulikan tatapan sebagian orang yang hadir di sana. Sementara itu beberapa karyawan hanya mengangguk hormat tak berani menatap kebersamaan bos nya dengan seorang gadis SMA. Bian membuka pintu penumpang mobil mewahnya dan memastikan Chelsea duduk dengan nyaman lalu menutupnya pelan. Bian menggenggam tangan kiri Chelsea dengan erat.
"Mau ke apartemen atau ke restoran?" Tanya Bian.
"Terserah kamu aja.." Sahut Chelsea dengan gelengan lemah. Bian membawa Chelsea menuju apartemen nya di daerah pusat Jakarta. Apartemen yang terkenal akan harga dan fasilitas mewahnya dan hanya beberapa orang saja yang bisa memiliki unit di sana. Bian menyerahkan kunci pada petugas yang sudah biasa mengurus mobil Bian. Pria itu menggandeng tangan Chelsea tanpa ragu.
Bian membuka pintu dengan bahunya.
"Duduk sebentar ya." Seketika hawa sejuk keluar dari pendingin ruangan. Chelsea duduk di sofa empuk dan memejamkan matanya. Ia harus mengambil keputusan ini walaupun ia akan mempertaruhkan hidupnya sendiri.
"Chels..." Bian mengusap puncak kepala Chelsea.
" Baik-baik aja kan?" Tanya Bian.
" Nggak juga Bi.." Chelsea menerima botol minuman dingin dari Bian.
" Cerita ke aku, aku akan lakukan apapun untuk kamu." Bian duduk di meja, dengkul mereka beradu dan Bian menggenggam tangan Chelsea erat. Gadis itu menatap manik mata Bian.
"Bi..." Chelsea menunduk.
"Hmmm... Tell me sayang..." Bian mengusap tangan Chelsea dengan ibu jarinya.
"Aku bersedia jadi sugar baby kamu..." Ujar Chelsea lalu menunduk.

Tentang memiliki (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang