"Kenapa sih?" Tanya Bian.
"Malu?" Tanyanya lagi.
"Kok kamu tahu kalo mau ada rapat mendadak?" Tanya Chelsea.
"Oh, apasih yang gak bisa di cari tahu sama aku?" Ujarnya dengan menaik turunkan alisnya.
"Ck, lebay!" Gadis berseragam putih abu-abu itu mendecih pelan.
"Kita mau kemana?" Tanya Chelsea.
"Ke rumah kamu." Sahut Bian.
"Eh? Mau ngapain?" Tanya Chelsea.
"Mau minta pertanggung jawaban sama ibu kamu, karena anaknya udah cium aku diam-diam." Goda Bian.
"Ish! Bian!" Chelsea menghentakkan kakinya.
"Kenapa sih memangnya?" Tanya Bian.
"Jangan bahas itu terus, aku malu!" Chelsea menggigit bibirnya. Bian menoleh ke arah jalanan komplek yang sepi. Kemudian ia menepikan mobil mewahnya lalu menatap Chelsea.
"Ke--kenapa?" Tanya Chelsea.
"Sini----" Bian menarik tengkuk Chelsea. Pria tampan itu mengusap bibir merah muda milik Chelsea dengan ibu jarinya.Lalu perlahan ia menempelkan bibirnya pada bibir Chelsea yang hangat. Bian menggigit bibir bawah Chelsea dan sontak saja Chelsea membuka celah bibirnya. Bian tak tinggal diam, ia menelusupkan lidahnya dan mengajak lidah Chelsea untuk bergelung di sana.Nafas keduanya memburu, Chelsea nampak memejamkan matanya merasakan gelenyar aneh di tubuhnya.
"Jangan bawel-bawel, nanti aku bikin bengkak bibirnya.." Bian kembali mengusap bibir Chelsea.
"Ini aja udah bengkak!" Sahut Chelsea dengan lirih. Bian terkekeh.
"Sekarang mau kemana?" Tanya Chelsea.
"Gimana kalo kita nonton?" Tanya Bian.
"Aku belum ganti baju Bi, nanti kamu kayak om--sama sugar babynya." Ujar Chelsea lirih. Bian dan Chelsea mengatupkan mulutnya.
"Kalo kamu belum siap ya gak usah du pikirin Chels." Bian menoleh pada gadis berambut panjang itu.
"Iya.." Sahutnya dengan wajah menunduk.
"Kenapa sih seneng banget nunduk?" Tanya Bian.
"Gak apa-apa, udah kebiasaan aja." Sahut Chelsea.
" Sesekali kamu harus belajar angkat kepala kamu Chels, supaya kamu bisa menikmati indah nya hidup." Ujar Bian.
Chelsea terdiam lalu menatap Bian.
" Untuk sugar baby itu.. Aku minta waktu dulu ya, Bi." Chelsea menggigit bibirnya.
"Udah ku bilang kan, santai aja." Sahut Bian menggenggam tangan mungil Chelsea. Mereka tiba di salah satu butik yang terkenal karena harga nya yang tak murah, juga desain-desain baju yang unik dan cantik.
"Ganti baju dulu ya." Bian menoleh pada Chelsea.
"Tapi Bi, aku---"
"Aku yang bayar sayang..." Bian mengedipkan matanya. Ada gelenyar aneh ketika Chelsea mendengar Bian memanggilnya dengan mesra seperti itu.
Bian dan Chelsea memasuki butik dan di sambut langsung oleh pemiliknya.
"Hello mas Bian, tumben ke sini..." Seorang wanita cantik menghampiri Bian dan memeluknya erat. Chelsea membuang pandangannya melihat pemandangan tersebut, ia tak suka Bian di peluk-peluk oleh wanita lain.
"Cariin baju untuk Chelsea dong, Dith." Pinta Bian.
"Oh ya, kenalin dulu. Ini Chelsea." Bian merengkuh pundak Chelsea.
"Chels, ini Yudith, sepupu aku." Ujar Bian. Chelsea menoleh pada Bian dan Yudith.
"Hahaa pasti kamu cemburu ya sama aku?" Goda Yudith.
"Nggak kok..." Chelsea tersenyum malu-malu.
"Sini yok, aku cariin baju." Yudith menarik pergelangan tangan Chelsea dengan pelan lalu membawa gadis itu pergi.Bian memainkan ponselnya dan membiarkan Yudith mencarikan baju yang cocok untuk Chelsea. Terdengar langkah Yudith dan Chelsea semakin mendekat. Bian mendongak dan ia sejenak hanya membeku. Chelsea sangat cantik dan terlihat jauh lebih dewasa." Gimana Bi? Cantik kan?" Tanya Yudith.
"Cantik.." Sahut Bian dengan senyum yang merekah.
" Kayak too much gak sih?" Chelsea menatap Bian. Pria itu menggeleng.
" Gue transfer ya Dith, totalin aja. Sama tas nya sekalian." Ujar Bian. Yudith tertawa.
" Tas gue mau di beli juga?" Tanyanya.
" Iya, cocok banget buat Chelsea." Sahut Bian. Yudith tergelak.
" Apa sih yang nggak buat lo, Bi!" Yudith menepuk pundak Bian.
" Kapan-kapan main ke sini ya Chels!" Seru Yudith.
" Iya kak. Makasih banyak ya." Chelsea memeluk Yudith.
"Anytime, cantik!" Balas Yudith.
Bian kembali menoleh pada Chelsea yang nampak sangat cantik dan ehmmm...Seksi.
"Kenapa sih, Bi?" Tanya Chelsea.
"Cantik banget." Sahut Bian.
"Gombal!" Chelsea terkekeh lalu menepuk lengan Bian dengan pelan.
Mereka tiba di salah satu mall terbesar di Jakarta dan mereka langsung menuju Premier room. Suasana premier yang nyaman membuat Chelsea merasa sangat nyaman tapi juga kedinginan.
"Dingin?" Tanya Bian.
"Hmmm.." Chelsea mengangguk. Lalu Bian meraih selimut yang tebal dan menutup kaki hingga dada Chelsea.
"Makasih." Bisik Chelsea.
"Apa?" Bian memiringkan tubuhnya.
" Makasih." Bisik Chelsea kembali.
"Apa?" Bian pura-pura tak mendengar.
Cup!! Satu kecupan mendarat di pipi Bian. Pria itu menoleh cepat.
"Salah kamu ya godain aku!" Bisiknya.