24

1.1K 8 2
                                    

   Ella menggeliat merasakan tenggorokannya kering. Ia menatap tangan yang melingkar di perutnya yang rata, tangan itu milik Bara, sahabatnya. Eh ralat, mungkin tepatnya calon kekasih. Ella menatap wajah pria yang sudah ia kenal sejak SMP, pria mesum yang selalu berganti-ganti wanita hanya untuk pemuas hasratnya. Ella terkadang berfikir, sebejat apapun Bara, pria itu tak pernah kurang ajar pada Ella, yang terjadi malah sebaliknya. Bara selalu menjaga Ella di manapun Ella berada. Bodoh rasanya bila Ella tak tertarik pada Bara, tetapi selama ini mata Ella ternyata buta, ia lebih berharap Yoga akan menyukainya. Selama ini Ella bertahan dengan harapan hampa pada Yoga.
"Aku memang ganteng.." Suara serak Bara membuat Ella mengerjapkan matanya.
" Apaan sih?" Ella menggigit bibirnya karena malu tertangkap basah sedang menatap Bara. Pria itu mengeratkan pelukannya pada perut Ella.
" Aku haus." Bisik Ella. Bara membuka matanya.
" Aku bikinin teh ya.." Sambung Ella.
" Thank you, sayang." Bara mengecup bahu Ella. Ella terkekeh mendengar Bara memanggilnya dengan kata 'sayang'.

   " Masih sakit?" Tanya Bara. Ella mengangguk pelan. Saat ini mereka berdua sedang duduk di sofa menikmati teh hangat dan cake cokelat.
" Yang, kamu kapan mau kenalan sama papa aku." Tanya Bara.
" Uhuk!!" Ella tersedak ludahnya sendiri.
" Bara!" Ella menatap Bara tajam.
" Apa yang?" Sahut Bara cuek.
" Kamu serius mau panggil aku kayak gitu?"
Bara hanya terkekeh.
" Kenapa sih memangnya?" Tanya Bara memeluk pinggang Ella.
" Malu.." Cicit Ella.
" Gak usah malu, aku sayang sama kamu dan gak akan melepaskan kamu, Careiella." Bara mengecup pipi Ella.

   Sore itu Yoga baru saja tiba di cafe. Ia baru mengunjungi gedung di Bandung yang rencananya akan di beli untuk membuka usaha barunya. Ini cabang ke 10 dan ia ingin membukanya di Bandung.
" Ka, ada yang nunggu." Ujar Rena.
" Siapa?" Tanya Yoga mengernyitkan keningnya.
" Tuh..." Rena menunjuk ke arah dapur dengan dagunya. Yoga sangat terkejut ketika ia mendapati Amanda dan ibunya sedang sibuk di dapur.
" Manda?" Yoga menyandarkan tubuhnya di lemari es.
" Oh hai, kamu udah pulang, yang?" Sahut Amanda. Ada getaran hangat di hatinya ketika Amanda tersenyum ke arahnya.
" Lagi ngapain?" Yoga menghampiri kedua wanita yang tengah tersenyum.
" Masak, bantuin ibu." Amanda merangkul pundak wanita paruh baya yang merupakan ibunda dari Yoga.
" Mama?" Yoga menaikan satu alisnya. Yoga tahu mama nya tak begitu menyukai Amanda.
" Makan dulu, baru ngobrol. Ayo kita goreng dagingnya dulu." Ibunda Yoga menepuk lengan Amanda. Mereka pun kembali sibuk di dapur terdengar celoteh Amanda dan Rena yang menggoda ibundanya.

   " Mama akan bicara sebagai teman, sahabat dan perempuan dewasa." Ibunda Yoga menatap dua manusia di hadapannya yang sedang saling pandang.
" Mama memang kecewa dengan Amanda dan keputusannya yang lalu. Sebagai orang tua, mama merasa mama gagal mendidik kamu, Ga." Wanita bernama Mala itu menghela nafasnya.
" I'm sorry, ma." Yoga menggenggam tangan mamanya. Mala tersenyum lalu menepuk punggung tangan Yoga.
" Tapi lantas mama berfikir, semua orang pernah berbuat salah, siapalah mama yang berhak menghakimi kalian. Mama hanya minta satu hal, jangan mengulang hal yang membuat kalian menyesal nantinya. Mama tahu kalian sudah dewasa, bertanggung jawablah!" Mala menggenggam tangan Yoga dan Amanda. Kekasih anaknya itu tengah terisak lalu beranjak dan memeluk Mala.
" Aku minta maaf ma..Maafin aku." Amanda menangis tersedu-sedu. Hatinya berkecamuk ia menyesal dan malu. Yoga memeluk kedua wanita itu
" Thank you, Ma." Yoga mengecup puncak kepala Mala dan Amanda.

   " Repot amat deh, kenapa harus nikah barengan sih?" Rena mengomeli Yoga, Bara dan Bian. Rena membantu ketiga pria tampan itu untuk bersiap. Ketiganya memilih untuk menikah bersama di hari yang sama.
" Biar honeymoon nya barengan, Ren." Sahut Ketiganya.

  Hari itu ketiga pasangan itu mengikat janji suci di hadapan Tuhan. Takdir Tuhan itu tidak bisa di tebak, semua terjadi dengan kehendak-Nya.

Bara, Bian, Yoga pamit ya... Mampir ke cerita yang baru yah.. 'janji senja'

Tentang memiliki (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang