" Kenapa harus jemput aku di sekolah, Bi?" Chelsea masih celingukan memeriksa kondisi sekeliling lingkungan sekolahnya.
" Lho? Memang kenapa?" Bian balik bertanya.
" Nanti apa kata orang?" Chelsea menyandarkan punggungnya di sandaran kursi mobil sport milik Bian.
" Kenapa harus bingung? Ya bilang aja apa adanya." Sahut Bian.
" Kalo aku adalah sugar baby kamu?" Tanya Chelsea.
" Gak gituuuuu Chels!" Bian menggaruk ujung alisnya.
" Bilang aja aku pacar kamu." Bian kembali menoleh lalu mengangkat alisnya.
" Lagian kita juga udah ciuman, kan?" Bian menyeringai. Seketika wajah Chelsea memerah karena malu.
" Kamu cantik kalo lagi malu-malu gitu." Bian tergelak. Chelsea memukul lengan Bian pelan. Pria itu menarik kepala Chelsea ke pelukannya. Perjalanan mereka berakhir di salah satu restoran steak di daerah Jakarta pusat, yang tak mereka sadari adalah sepasang mata tengah menatap dengan heran melihat kebersamaan Bian dengan wanita yang sangat mirip dengan sepupunya, Amanda." Ibu percaya sama aku ya, aku bisa jaga diri. Nanti aku kan di temenin Rena." Chelsea memeluk sang ibunda. Hari ini Mira memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya untuk mengurus nenek Chelsea yang tak lain ibu kandungnya sendiri. Chelsea bersikeras jika nanti di Jogja, sang ibu dan nenek nya akan di bantu oleh saudara dekat keluarga mereka karena Chelsea tak ingin Mira kelelahan. Untuk kegiatan cuci darah pun sudah di rujuk ke Rumah Sakit terdekat di sana.
" Hati-hati ya nak, kalo ada apa-apa kabari ibu." Mira memeluk putri semata wayangnya dan berlalu masuk ke area check in bandara untuk terbang ke Jogja.
Chelsea masih terdiam ketika ia dan Bian sudah memasuki tol dalam kota. Bian menjemput Chelsea di bandara dan mereka bersiap menuju apartemen Bian.
" Kenapa Chels?" Tanya Bian. Gadis itu menggeleng pelan.
" Apa jadinya aku nanti ya?" Chelsea menghela nafasnya dalam.
" Maksudnya?" Bian menoleh pada gadis berkaos hitam dengan celana jeans biru tua dengan beberapa robekan di lututnya.
" Kalo kamu nanti udah bosan sama aku, kamu kan pasti pergi ninggalin aku.. Aku nggak tahu nanti harus gimana." Chelsea menatap Bian dengan sendu. Bian terdiam dan Chelsea semakin gelisah dengan reaksi Bian yang hanya diam dan menatap ke depan jalan raya." Gimana? Kamu suka kamarnya?" Bian merangkul pinggang Chelsea yang tengah mengamati kamar pribadi Bian.
"Suka.." Chelsea menoleh lalu tersenyum, satu kecupan mendarat di pelipisnya.
" Mau makan apa?" Tanya Bian ketika Chelsea barus saja selesai mandi.
" Ada bahan makanan?" Tanya balik Chelsea.
" Kamu cek sendiri deh, aku mau beresin pekerjaan ya, sebentar aja." Bian menatap Chelsea yang hanya mengenakan tanktop berwarna hitam dan celana pendek rumahan.
" Hmmm Chels, jangan seksi-seksi dong!" Bian menghampiri Chelsea yang sedang tersenyum mengejek Bian.
" Memangnya aku seksi?" Tanya Chelsea yang membiarkan rambut ya tergerai indah.
" Hmm.." Bian mengangguk dan memeluk pinggang Chelsea. Gadis itu terkekeh dalam pelukan Bian.
" Aku nanti khilaf kalo kamu kayak gini." Bian merasakan debaran jantungnya yang tak terkendali.
Chelsea mendongak menatap Bian.
" Jantung kamu mau loncat, Bi?" Chelsea meraba dada Bian.
" Karna kamu itu, Chels!" Bian menatap Chelsea dengan tatapan kabut gairah. Bian menyentuh pipi Chelsea dengan lembut, ia memiringkan wajahnya dan menyambar bibir ranum Chelsea. Pria itu menarik pinggang Chelsea supaya semakin menempel padanya. Ia memagut bibir Chelsea yang lembut perlahan ia mendorong tubuh Chelsea ke sofa yang lembut. Chelsea terduduk di sandaran sofa sementara Bian masih sibuk mengeksplor mulut Chelsea dan bergelut dengan lidah manis Chelsea.
" Bi.." Chelsea terengah, Bian menempelkan keningnya di kening Chelsea.
" Kamu ngegoda aku? " Bisik Bian. Chelsea mengalungkan tangannya di leher kokoh Bian.
Bian menggila, ia menekan tengkuk Chelsea dan kembali memberikan ciuman terbaik nya, Chelsea yang hampir kewalahan berusaha memberikan perlawanan yang gila juga. Bian menurunkan ciumannya ke leher jenjang Chelsea gadis itu seketika meremas rambut Bian. Hasrat Bian semakin membumbung tinggi ia membawa Chelsea ke sofa, ia memangku Chelsea dengan posisi yang saling berhadapan. Ia menatap sendu wajah Chelsea, ia kembali memagut bibir Chelsea, kali ini tangan Bian mengusap dada Chelsea yang membusung. Chelsea menggeliat ketika Bian meremas payudara nya yang masih tertutup bra. Tangan bian menelusup ke dalam thanktop Chelsea, ia mengusap punggung Chelsea dan membuat gambar abstrak di sana. Chelsea mengerang dan Bian sudah berhasil meloloskan thanktop gadis itu. Bian menatap gundukan payudara Chelsea di dalam bra berwarna merah.
"Jangan liatin aku kayak gitu." Protes Chelsea.
" Kenapa?" Tanya Bian dengan suara parau.
" Malu..." Bisik Chelsea. Pria itu secepat kilat membuka bra Chelsea dan terpampang lah payudara Chelsea yang sungguh sangat indah. Bian menatap mata Chelsea meminta izin gadis itu hanya mengigit bibirnya sendiri.
" Uhmmm.. Bi!" Chelsea mendongak ketika Bian meremas payudaranya dan langsung memasukan putingnya ke dalam mulutnya yang hangat.
" Bi..Ah.." Chelsea menekan kepala Bian dan gadis itupun mulai gelisah. Ia semakin menyadari senjata Bian semakin mengeras di sana dan mengganjal di vaginanya.
" Bi.. oh.... Bian!" Chelsea memekik ketika Bian membuat tanda kepemilikan di dadanya. Bian membuka kaos oblongnya dan tak lupa ia membantu Chelsea untuk melepaskan celana pendeknya, hasilnya keduanya tetap dengan posisinya yang sama tetapi tanpa sehelai benang pun.
" Kita main-main dulu ya..." Bian mengedipkan matanya.
" I'm yours!" Sahut Chelsea.
" Oh damn you Chels, you make me horny!" Bian meremas bokong Chelsea. Ia merebahkan Chelsea di sofanya dan kemudian ia mengambil ikat pinggang dan mengikat tangan Chelsea dengan posisi kedua tangannya di atas kepala.
" Enjoy my game, sayang!" Bian mengedipkan matanya. Chelsea masih bertanya-tanya apa yang akan Bian lakukan. Pria itu menindih tubuh Chelsea dan mulai menjilat semua bagian tubuh Chelsea, gadis itu mengerang dan gelisah, ia mendesah dan mendesah lagi ketika Bian menciumi area ketiak nya yang mulus. Bian tak tinggal diam tangan kirinya meremas payudara Chelsea dan tangan kanan nya mengusap paha bagian dalam milik Chelsea. Mulutnya tak kalah sibuk, ia menyesap dan menjilat payudara Chelsea, gadis itu mendesah semakin kencang ketika Bian mengusap vaginanya.
" Suka, hmm?" Tanya Bian. Chelsea mengangguk.
" Bian..Ah... My God!" Chelsea mengangkat punggung dan pinggulnya ketika Bian mencium dan menjilat vaginanya. Tak hanya itu kini pria itu membuka vagina indah milik Chelsea dan membukanya dengan tangan kirinya. Ia menggila ketika melihat klitoris milik Chelsea dan langsung memainkannya dengan lidahnya. Ia menghisap, menekan dan memainkannya sesuka hati. Bian merasakan gairahnya memuncak dan ia sudah tak bisa menahannya. Ia memasukan lidahnya ke dalam lubang sempit vagina Chelsea ia memainkan lidahnya dengan lihai dan Chelsea pun berteriak kencang.
" Bian...Xabian..Oh God!! Bian ahhh..Oh.. Yes Bian, right there, Biaaaan..." Chelsea merasakan vagina nya berkedut kencang dan serrrr... Ia merasakan orgasme untuk pertama kalinya. Bian menjilati cairan yang keluar dari vagina Chelsea.
" Ini cairan perawan?" Goda Bian. Chelsea terengah dan Bian membuka ikatan pada tangan Chelsea. Gadis itu bangkit dan membuka kulkas mengambil air minum kemasan dan meneguknya hingga tandas. Bian menatap Chelsea yang berdiri tanpa busana. Chelsea kembali ke kulkas dan memberikan botol yang utuh pada Bian dan pria itupun melakukan hal yang sama. Chelsea menatap jakun Bian yang turun naik, dengan botol yang masih di pegang Bian, Chelsea menyerang Bian dengan langsung duduk di pangkuan Bian. Ia mengecup sekilas bibir Bian dan menjilati leher Bian dengan rakus, ia membuat tanda kepemilikan di sana hingga Bian mengerang dan melempar botol ke sembarang arah. Ia meremas payudara Chelsea dengan kencang, jilatan Chelsea menurun ke puting Bian hingga pria itu mendongak.
" Oh damn you Chels!!" Bian meremas rambut Chelsea dengan lembut. Chelsea melakukan apa yang tadi Bian lakukan padanya, pria itu mendesah, mengumpat dan mengerang, entah kenapa Chelsea semakin terpacu. Ia menatap penis Bian yang mengacung dan berurat. Ia melahap benda kenyal itu dan mengocoknya hingga Bian terperanjat.
" Anjing!!! Enak banget Chels!!" Bian mengumpat dan Chelsea hanya memberikan mengacungkan jari tengahnya pada Bian. Chelsea sudah berani membakar gairah Bian, terbukti bukannya marah, Bian malah semakin menekan kepala Chelsea hingga ujung penisnya menyentuh tenggorokan Chelsea.
" Ah... Aku mau-- mau keluarhhh ah.. Chels, you make me crazy!!!" Bian melotot pada Chelsea ketika gadis itu berhenti dari kegiatan nya.
" Kenapa?" Goda Chelsea.
" Why you dare to stop?" Protes Bian.
" Because i will make you more horny, Bi!" Chelsea menduduki penis Bian tanpa memasukkan ke dalam vaginanya, ia menggesek penis Bian dan menggoyangkan pinggulnya.
" Oh shit.. What the Fuck!!!" Bian mendongak ketika ia merasakan penisnya terhimpit vagina Chelsea, nikmat yang ia rasakan dan belum ia rasakan sebelumnya. Chelsea membuatnya gila.
" Ah.. Bian..Aku mau keluar lagi!" Chelsea mengangkat panggulnya dan entah setan apa yang memberikan keberanian padanya ia mengusap klitorisnya sendiri di hadapan Bian hingga pria itu menatapnya semakin gila.
" Chelsea you make me horny sayang!" Bian mengusap klitoris Chelsea dan menekannya. Chelsea kembali duduk dan menggesek penis Bian kembali.
" Anjing.... Anjiingg... Chelsea vagina kamu enak banget sayang!! Ah... Aku nggak tahan Chelsea.. I wanna..Ah..." Bian memeluk punggung Chelsea dan menyemburkan cairan kental yang membasahi perut bagian bawahnya. Serrr .. Chelsea pun mendapat orgasme nya kembali.
"Bian.. ahhh..Ah..." Chelsea ambruk di pangkuan Bian.Haii..
Haiii...
Chapter selanjutnya akan adegan yang lebih berbahaya ya ... Mohon bijak hehee.. thanks..