"Su--sugar baby?" Tanya Chelsea dengan terbata. Bian mengangguk.
"Aku jual diri ke kamu?" Tanya Chelsea menggigit bibirnya.
"Nggak jual diri Chels, tapi---" Bian menggaruk tengkuknya.
"Kita saling---aku sama kamu saling terikat gitu. Aku---" Bian tak melanjutkan ucapannya. Ia menatap Chelsea yang sedang menunduk.
" Kalo nanti aku gak di butuhin kamu lagi, aku di buang gitu ya?" Tanya Chelsea dengan lirih.
"Gak gitu juga Chels, ya udah nanti aja bahasnya.Kita fokus ke nenek kamu aja ya supaya bisa cepat pulih." Bian menggenggam tangan Chelsea erat. Gadis itu mengangguk."Terima kasih ya Chels, cucu nenek yang cantik dan baik." Ujar nenek Chelsea setelah pulih pasca operasi.
"Iya nek, aku pamit ke Jakarta ya. Kalo ada apa-apa kabari aku." Chelsea menggenggam tangan yang sudah keriput tersebut.
"Terima kasih juga ya nak Bian dan saya mohon tolong jaga Chelsea." Nenek Chelsea menatap Bian dan di sambut dengan genggaman yang menenangkan.Sepanjang perjalanan Chelsea lebih banyak diam dan berfikir. Setibanya di Jakarta ia langsung pamit pulang tetapi Bian mencengkram tangan Chelsea.
"Aku antar aja." Ujar Bian.
"Aku udah terlalu banyak ngerepotin kamu, Bi." Chelsea menggeleng.
"Gak apa-apa, aku enjoy kok!" Sahut Bian. Akhirnya mereka tiba di salah satu gang sempit dan Bian pun hanya bisa menatap punggung Chelsea yang menghilang di balik padat nya pemukiman tersebut.***
"Wuhuuuu, bos kita akhirnya ingat pulang!" Ella berceloteh ketika sudah memasuki ruangan Bian. Bosnya sekaligus sahabatnya itu tengah menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya. Bian adalah pemilik sebuah rumah produksi raksasa yang menaungi beberapa agensi juga yang membiayai film-film box office di Indonesia. Ia juga memiliki saham terbesar di salah satu rumah produksi di Singapura dan Inggris. Satu yang tak Bian miliki, kepercayaan pada lawan jenis dan rasa terikat dalam sebuah pernikahan. Bian masih enggan untuk berkomitmen.
"Apasih? Bawel amat!" Bian memejamkan matanya.
"Cewek mana lagi?" Tanya Ella.
"Ck, Bos!! Chelsea itu siapa?" Tanya Ella lagi. Bian membuka matanya lalu menyeringai.
"Sugar baby gue! Mau apalo?" Sahut Bian.
"Dih, gak ada kapoknya piara sugar baby, nanti kayak Amanda, baru tahu rasa lho!" Balas Ella tak kalah sengit. Bian mengatupkan mulutnya, ia akan kalah telak jika Ella sudah membahas tentang Amanda, sugar baby nya beberapa tahun lalu.***
"Chels, nanti ke cafe jam berapa?" Tanya Rena, hari ini Chelsea sudah mulai masuk sekolah dan mereka sedang menikmati semangkuk bakso di kantin sekolahnya.
"Jam 4 kayaknya Ren." Sahut Chelsea.
"Okay, Eh chels, btw... Kemarin lo pergi sama kak Bian?" Tanya Rena. Chelsea mendongak lalu mengerjapkan matanya.
"Tahu dari mana?" Tanya Chelsea.
"Dari tingkah kak Bian, hahaha." Rena tergelak. Lalu Rena bercerita jika malam tadi Bian ke cafe dan terlihat gelisah karena tak bisa menemui Chelsea.
"Iya, gue di antar Bian ke Jogja." Chelsea menelungkup kan wajahnya di meja.
"Gue bingung Ren.." Bisik Chelsea dengan lirih.
"Bingung kenapa?" Tanya Rena.
"Kak Bian itu kaya raya, ganteng, terus juga baik." Sahut Rena.
"Justru karena itu, gue takut kalo gue suka sama Bian." Jawab Chelsea dengan polosnya.
"Lho? Sekarang memangnya belum?" Tanya Rena. Sahabat Chelsea itu terkekeh melihat seseorang yang berdiri di belakang Chelsea yang sedang menjambak rambutnya sendiri.
"Udaaah Rena...Udaaaah, gue tuh kayak gimana ya kalo deket sama Bian, kayak gue tuh jadi wanita dewasa gitu Ren. Gue kemarin cium Bian waktu dia lagi tidur! Bibir nya Bian gue cium Ren! Banyangin!! Mana itu first kiss gue!!" Chelsea kembali menelungkupkan wajahnya di meja.
"Wait, what??? Serius Chels?" Rena tergelak. Kursi di sebelah Chelsea terdengar berderit namun gadis itu tak menghiraukannya.
"Kak Bian tahu gak lo cium dia?" Tanya Rena.
"Nggak, Bian nya lagi tidur pulas." Sahut Chelsea tanpa mengangkat kepalanya.
"Wah rupanya ada pencuri nih!" Suara bariton Bian membuat Chelsea mengangkat kepalanya dan menoleh pada asal suara.
"Bi---Bian??? Ke--kenapa ada di sini?" Tanya Chelsea dengan wajah pucat pasi. Bian menopang kepalanya dengan tangan kanannya.
"Jemput kamu." Sahutnya enteng.
"Kamu beneran suka sama aku?" Goda Bian.
"Rena!!" Teriak Chelsea.
"Apaan?" Sahut Rena menahan tawanya. Chelsea baru sadar jika Rena dan Bian sudah mengerjainya.