ANION & KATION

237 29 5
                                    

Kau bagaikan jembatan garam dalam sel cinta(volta) yang menyetarakan kation dan anion dalam larutan hatiku

HIM

Petikan dawai menciptakan sengatan euphoria tersendiri, sesuai jadwal kerjanya Krist sedang berada di Venustaria sebagai musisi penghibur pengunjung resto. Aura Krist menguar sempurna untuk kesenangan para penggemar. Banyak sekali penggemar yang mengabadikan momen Krist malam ini.

Ckrek
Ckrek
Ckrek

Di meja paling depan diisi tiga orang yang dikenal Krist mereka adalah Primily, Namtan, dan pujaannya Singto. Krist menyanyi dengan sangat baik, menebarkan senyumnya yang begitu manis. Singto ikut menyanyi sesekali, semua lagu yang dibawakan Krist adalah lagu kesukaan mereka (Krist dan Singto) sejak jaman SMA.

"P'Sing, bantuin Prim deket sama P'Kit naaaa," tiba-tiba Primily menyentuh tangan Singto dan memohon.

"Phi bisa bantuin Prim kan?" Tanya Namtan memastikan.

"Err... Saya bakal usahain buat kalian," balasnya sambil tersenyum.

Usai perform Krist turun dari panggung lalu berjalan menuju meja di mana Singto duduk. Dengan senyum dipaksakan ia menyapa Primily dan Namtan tentunya. Krist mengambil kursi kosong yang (kebetulan) ada di sebelah Primily.

"Sawadee khrab P'Kit, Phi udah makan belum?"

"Udah tadi."

"Yha padahal gue mau ajakin P'Kit makan bareng:("

Singto melihat semua interaksi Krist dan Primily, dia sampai mengabaikan pacar cantik yang sedang bergelayut manja di lengannya.

"P'Sing kamu kok bengong sih," keluh Namtan.

"A-ah maaf, saya ke kamar mandi sebentar ya."

Singto bergegas ke kamar mandi, Krist yang melihatnyapun mengernyit heran. Krist ingin mengekori Singto tapi terhalang oleh Primily.

"P'Kit udah di sini aja ih, ngobrol dulu sama gue yaaa"

Terpaksa Krist kembali duduk dan membicarakan banyak hal dengan Primily, jujur saja Krist mengakui kecantikan bocah SMA di depannya. Primily sangat ceria, baik, dan lucu, jika Krist tidak sedang terpaut pada sosok 'itu' mungkin Primily adalah tipenya.

Sedangkan di sisi lain Singto berkali-kali mencuci mukanya dengan kasar. Akal sehatnya mulai terganggu sejak Primily mendekati Krist. Singto yakin tidak ada yang salah dengan hubungannya dan Krist, dia juga tidak membenci Primily tapi kali ini rasanya sangat berbeda.

"Saya sering merasa aneh kalo di deket Krist, tapi baru kali ini saya jelas-jelas merasa ga suka waktu liat Krist bersama yang lain?"

"Otak saya mulai bermasalah aih"

Singto kembali untuk menemui Namtan dan yang lainnya. Kondisi Singto persis seperti habis mandi, bajunya sangat basah. Dengan tak yakin Singto duduk kembali, mata Krist memperhatikan baju Singto yang mencetak dada karena basah.

"E-euh P'Sing kok basah semua sih?" tanya Krist.

"Kecelakaan kecil di kamar mandi, biarin aja nanti juga kering."

"Kok bisa sih sayang, kalo kamu masuk angin nanti gimana?" Namtan sangat khawatir dengan kondisi pacarnya.

"Phi pinjem baju gue aja, ayo ikut gue ke belakang."

"Ok deh."

Singto mengekori Krist, mereka berdua menuju ruang karyawan. Krist mengambil baju seadanya di dalam tas, lalu memberikannya kepada Singto. Krist menyadari Singto menatapnya terlalu dalam hingga membuatnya salah tingkah.

•HIM• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang