MOMENTUM

317 25 8
                                    

Ketika kau tersenyum bahkan benteng terkuat di hatiku tidak akan pernah bisa menahan momentum pesonamu.

•HIM•

"Auu.."

"Kamu ga papa?"

"Gapapa pala lu phi, s-sakit banget:("

"Maafin saya ya, ayo saya gendong ke meja makan."

Mereka berdua sudah selesai dengan ritual di kamar dan kamar mandi. Singto menggendong bridal Krist ke meja makan. Singto juga yang menyiapkan makanan yang sudah dibuatkan oleh Krist.

"Kamu bikin apa ini?"

"Kreasi sendiri phi, di dalem sawinya ada nasi, daging, sama udang. Cobain deh pasti enak."

"Wuih menarik, saya coba ya... Masakan kamu mah emang selalu enak."

"Bisa aja, jadi gimana? Enak?"

"Wuihh mengerikaaannn, enak banget ini by."

"....?" /Blush

"Enak banget lho ini, ayo di makan. Apa mau saya suapin?"

"G-ga, gue makan sendiri aja."

"Besok kamu ada kelas jam berapa?"

"Eum... Pagi ada siang ada, pagi jam 8 siang sekitar jam 1 an. Kenapa?"

"Ijin aja ya, pasti lecetnya masih belum sembuh."

"P-phiii ga usah di bahas dong, kita lagi makan."

"Khotod na hehe."

"Gue gapapa masuk aja, males ngejar mateei phi."

"Yakin kamu?"

"Heum"

"Yaudah deh, besok berangkat pulang harus sama saya. Kalo saya belum selesai tungguin aja ga usah banyak alasan kaya tadi. Paham?"

"Iya paham bawel."

"Saya bawel karena sayang kamu."

Singto tersenyum manis lalu melanjutkan makannya. Jantung Krist berdetak kencang, mungkin jika Singto ada di samping Krist maka dia akan bisa mendengar suara degup jantung Krist yang kencang.

•HIM•

Kringgg

"Eungh hoaaam."

Hari ini Singto yang bangun mendahului Krist, wajar saja Krist pasti masih lelah karena semalam mereka melakukannya lagi. Sudah tiga kali mereka lakukan dalam sehari, badan Krist pasti encok sana sini mengingat Singto tidak bisa lembut sedikit saat bermain.

"Krist bangun..."

"Eumhhh"

Shia, jangan sampe kelepasan Sing hari ini ada kelas. -batin Singto.

•HIM• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang