X - Y

282 29 0
                                    

Sebelum hadirmu aku baik-baik saja, tapi sekarang sungguh berbeda. Sama seperti kesukaanku dulu pada matematika, tapi dikala X dan Y menyerang aku bahkan hampir membencinya.

•HIM•

Seperti yang sudah diepakati, sore ini mereka pergi ke asrama kampus dimana Krist tinggal sebelumnya. Mereka akan mengemasi barang-barang yang kecil dan sekiranya muat di dalam mobil Singto. Untuk barang-barang yang cukup besar akan dipindahkan besok dengan jasa mobil box.

"Gue beneran harus tinggal sama lu?" tanya Krist ragu-ragu.

"Hm? Iya kenapa? Ga suka tinggal sama saya?" Singto menghentikan kegiatannya memasukkan kardus ke dalam mobil.

"Ga gitu, gue merasa janggal aja. Lagian setau gue lu itu jaga banget privasi lu. Dan lu ga pernah ajakin temen atau pacar lu ke apartemen, terus kenapa gue malah disuruh tinggal?"

"Ya mereka kan cuma temen, cuma pacar, jelas beda kalo sama kamu nong Krist," jawabnya santai sambil melanjutkan kegiatannya.

"Beda gimana?"

"Ya beda, kalo mereka cuma terikat hubungan biasa sama saya tapi kalo kamu segalanya buat saya. Udah jangan banyak tanya, barang mana lagi yang mau dibawa?"

"Ehmm udah sih cuma ini aja." Krist meninggalkan Singto yang sibuk menata barang Krist di bagasi. Bukannya tidak sopan, tapi kalimat Singto tadi sukses membangunkan ribuan kupu-kupu di perutnya. Krist sangat malu.

Setelah merasa semuanya sudah cukup dan beres mereka langsung pergi menuju apartemen Singto. Banyak pekerjaan yang harus mereka selesaikan hari ini di tempat Singto.

Sesampainya di sana, Singto meminta bantuan beberapa tetangganya untuk memindahkan barang-barang Krist ke lift saja. Sisanya biar dia dan Krist yang urus.

"Phi, apartemen phi kan ada dua kamar. Gue tidur di kamar satunya aja ya, ga enak kemarin gue udah tidur di kamar lu. Sungkan hehe..."

"Kamu tidur sama saya. Saya sempet mikir kamar satunya buat wardrobe aja."

"Lho kok-"

"Ga usah protes, mending langsung nata barang-barang kamu. Nanti malem dinner sama saya di restoran china mau?"

"Wuihh mau mauu..."

"Kalo gitu ayo buruan ditata biar nanti bisa dinner."

Singto tersenyum hangat melihat Krist langsung siap 86 saat diberi tawaran makan oleh Singto. Dengan secepat kilat dia menata barang-barangnya dengan rapi tanpa merusak estetika apartemen Singto.

Kura-kura saya tetep lucu, ga pernah berubah dari pertama kali ketemu -batin Singto gemas.

Tepat pukul 8 malam semuanya sudah rapi, tinggal melipat kardus-kardus kosong. Singto menyuruh Krist mandi duluan karena dia masih merapikan kardus-kardus kosong. Setelah semuanya sudah beres total, Singto bergegas mandi di kamar mandi yang lain.

Singto sudah selesai berpakaian, menggunakan jeans hitam dan kaos oblong hitam dengan kalung sebagai aksesorisnya. Sedangkan Krist memakai hoodie oversize berwarna soft blue yang menurut Singto sangat menggemaskan. Dia selalu menyukai setiap outfit yang Krist pakai dari jaman SMA, terkadang Krist terlihat keren, macho, dan tampan tapi lebih sering lagi Krist terlihat imut, lucu, dan menggemaskan seperti sekarang.

•HIM• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang