GRAFIK

320 26 0
                                    

Akhirnya kita bertemu di satu titik persamaan. Aku berharap setiap harinya grafik cinta kita kian meningkat.

•HIM•

Hari menjelang petang, setelah konflik panas yang dibumbui dengan sedikit drama ranjang. Di sinilah Singto dan Krist berakhir, dapur apartemen Singto. Krist meras lapar setelah berdebat dan menangis karena Singto, itulah sebabnya mereka berakhir di dapur dengan dua rice bowl yang mereka pesan dari luar.

"Baby, abisin makannya biar energinya kekumpul lagi. Pasti capek kan?"

Krist mengangguk patuh, terkadang Singto juga menyuapi Krist bagai menjaga bayi. Masih belum ada pembahasan serius setelah mandi. Urusan perut harus diutamakan, pikir Krist.

"Nih udah abis, pinter kan gue hahhaa."

"Iya pinter banget bayi kura-kura saya. Sini biar saya beresin."

Krist memberikan bowl nya kepada Singto, dengan telaten Singto membereskan meja makan sampai rapi seperti sedia kala. Singto menggendong Krist ke kamar, bayi kura-kuranya butuh istirahat.

Di kamar, Krist mulai bertanya tentang hubungan mereka yang masih belum jelas namanya. Krist bertanya dengan halus tidak ingin memulai sebuah pertikaian, dirinya sudah sangat lelah untuk kembali berdebat.

"Phi... Jadi kita?"

"Emm kita..."

Singto menggantungkan kalimatnya membuat jantung Krist berpacu cepat.

"Saya emang bangsat, pecundang, naif selama ini. Tapi sekarang ga lagi. Krist.... Will you be mine?"

Singto menyentuh punggung tangan Krist dan membelainya penuh rasa sayang. Krist masih diam tak berkutik, otak dan hatinya butuh banyak waktu untuk memproses kalimat Singto.

"Krist... Baby? Apa jawaban kamu?"

"E-eh... Maaf phi, err ini gue ga mimpi kan ya?"

Singto menggigit pipi gembil Krist sedikit keras sampai empunya memekik sakit.

"Awh phi!"

"Bukan mimpi kan, jadi apa jawaban kamu?"

"Emm... Honestly gue maunya jawab yes, but... How about her? You know what I mean..."

"Stay calm baby, urusan saya sama Namtan udah selesai ga ada yang perlu kamu khawatirin."

"Hah? Ko bisa?"

"Tadi siang, waktu saya harusnya jemput kamu saya pergi sama Namtan."

"Iya gue tau itu, Newwie yang bilang."

"A-ah pantes kamu ngambek, cemburu yaaa ahahaha."

"Bacot, lanjut ae buruan."

"Sehabis saya telfon kamu dan marah-marah ga jelas, maafin saya ya," Krist mengangguk.

"Nah saya ke mall sama Namtan, waktu break time di food court saya bilang semuanya ke Namtan. Saya jelasin kalo sebenernya saya itu suka sama orang lain dari dulu, dan minta maaf ke Namtan karena jadiin dia pelampiasan."

•HIM• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang