6. ABOUT MAHARAGA

4.3K 193 20
                                    

Inti Gardions berlarian menuju ruang rawat Kinaya, setelah sampai didepan ruang rawat Gio melihat Kirana yang sedang ditenangkan oleh Jordan. Terlihat bahu Kirana bergetar menangis.

"Muti," panggil Bara dengan nada khawatirnya.

Kirana menoleh dan memeluk Bara "Abang, Aya Bang.." lirih Kirana.

"Kinaya gimana Yah?" Tanya Gio.

"Ga ada luka serius, kepalanya dapat 2 jahitan karena kena serpihan kaca yang hancur. Kinaya tadi sempet histeris, dan langsung dikasih obat penenang sama dokter. Sekarang sudah istirahat," jelas Jordan.

"Abang bisa jelasin ke Ayah?"

"Abang minta maaf Yah."

Kirana dan Jordan sontak menatap Bara menunggu penjelasan. Sedangkan yang lain hanya mendengarkan tidak berniat ikut campur.

"Aya ketemu Leon," lirih Bara.

"Leon? Leon siapa? Leon yang mana Bang? Apa Leon yang sama? Kenapa bisa Abang?" tanya Kirana dengan histeris.

"Tenang , kita dengerin penjelasan Bara dulu," ucap Jordan menenangkan istrinya.

"Engga Yah, kalau emang Leon yang sama Kinaya ga bisa ada disini!" Histeris Kirana sambil berjalan kesana kesini dengan linglung.

"Bang.." ucap Jordan menuntut penjelasan.

"Iya Yah, Leon yang sama."

Sontak jawaban tersebut membuat keduanya terkejut. Kirana kembali menangis dalam dekapan Jordan.

"Ya Tuhan anakku..." ucap Kirana dalam tangisnya. Jordan hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun, ia juga bingung harus bagaimana. Ia hanya bisa mengelus baju istrinya menenangkan.

"Ayah sama Muti bisa pulang dulu, biar Gio yang jaga Kinaya. Kasian Muti butuh istirahat juga," saran Gio.

Jordan menatap Gio sendu dan menganggukkan kepalanya pelan, ia menoleh ke arah Bara yang masih menundukkan kepalanya. "Ayah pulang dulu, kita cari solusinya sama sama ya Bang."

"Maaf Yah." ucap Bara.

Jordan menepuk bahu Bara pelan dan segera pergi dari sana bersama istrinya yang masih menangis. Setelah melihat punggung kedua orang tua Kinaya hilang. Mereka memutuskan untuk masuk kedalam kamar rawat Kinaya.

Ceklek

Terlihat gadis cantik sedang tertidur diatas brankar rumah sakit, wajahnya pucat tapi tidak menutup wajah cantiknya. Bara menghampiri Kinaya dan mengusap wajahnya pelan "Abang lagi lagi gagal jaga kamu," lirih Bara yang masih bisa didengar teman temannya.

"Bar gue tau waktunya ga tepat, tapi tolong kasih kita penjelasan." Ucap Damian hati hati.

Bara mengehela nafas dan menghampiri mereka, Bara duduk di samping Devan.

"Raga kakak Kinaya."

Mereka semua membelalakkan matanya, "Bercanda lo." Jawab Devan seraya tertawa pelan.

Bara menatap lekat teman temannya, "Lo pikir gue masih bisa bercanda disaat kaya gini? Raga meninggal ditabrak Leon. Leon waktu itu dalam keadaan setengah mabuk, secara ga langsung dia masih sedikit sadar kalau mobilnya nabrak motor Raga. Kinaya hancur banget waktu itu, bahkan dia ga pernah mau ke Bandung lagi setelah kejadian itu. Makanya Kinaya pindah ke Jakarta. Kinaya sayang banget sama Raga, Kinaya itu selalu nyalahin diri sendiri. Setiap inget kejadian itu Kinaya selalu histeris dan emosinya ga ke kontrol. Gue, Ayah, Muti bahkan keluarga gue yang lain janji bakal ngejaga Kinaya, berusaha buat Kinaya ga nyalahin dirinya sendiri. Tapi lagi lagi gue gagal." jelas Bara yang lirih di akhir kalimatnya.

JUNI ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang