33. Dijodohin?

1.9K 81 0
                                    

Pagi ini Kinaya berangkat bersama Gio menggunakan motor sport kesayangan lelaki kardus ini, ya setelah dua bulan menjalani hubungan yang sudah berstatus sebagai pacarnya ini, tidak ada yang berubah. Hanya saja perlakuan Gio yang makin lama semakin manis. Jangan tanya reaksi teman temannya ketika mengetahui mereka berdua sudah resmi berpacaran, bahkan Dimas tidak segan segan meminta traktiran pada Gio setiap hari.

"Nangis banget, Kinaya sama Gio makin lama makin rapet aja,"

"Tapi emang cocok banget sih mereka,"

"Yang satu ganteng, yang satu cantik."

"Tapi gue masih ga ikhlas anjir!"

"Gausah didengerin," ucap Gio sambil merapihkan anak rambut Kinaya yang berantakan.

"Asik, masih pagi udah pamer dosa aja lo!" Gertak Devan.

"Heh gembel! Sirik banget lo sama temen sendiri!" Kesal Damian sambil menoyor kepala Devan dari belakang.

Jere ikut memukul bahu Devan keras, "Tau nih,"

"Pada dzolim banget lo sama gue," ucap Devan sambil memasang wajah nelangsa

"Si Devan dari awal Kinaya sama Gio jadian kan emang udah jadi haters." Balas Jere.

"Berisik lo kang cctv," sungut Devan mengundang gelak tawa teman temannya.

Memang diantara teman temannya, hanya Devan yang masih sensi terhadap pasangan sejoli itu.

****

Gio akhirnya dirumah, setelah mengantarkan Kinaya pulang, seketika ia mengernyitkan dahinya ketika melihat mobil yang ia tidak kenal terparkir di halaman rumahnya. Ada tamu? pikirnya.

"Ada siapa Mba?" Tanya Gio pada Mba Ningsih.

"Ada tamu Bapak dan Ibu Mas." Jawabnya. Memang saat ini Papanya sedang tidak berangkat ke kantor akibat masih lelah setelah pulang dari luar negeri kemarin.

Gio menganggukan kepalanya. Namun ia membelalakkan matanya ketika melihat siapa tamunya. Terlihat dua orang paruh baya bersama satu perempuan yang seumuran dengannya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.

Nayla memberi arahan Gio untuk duduk di sofa sebelahnya. "Udah pulang sayang? Sini duduk,"

Gio kemudian menyalami kedua orang tuanya beserta tamunya.

"Aska mana Bun?"

"Aska di atas lagi tidur Bang."

"Ini Gio? Ya ampun udah besar banget ya, ganteng lagi."  Ucap perempuan yang terlihat seumur Nayla.

"Duduk Gi," titah Darren.

Gio hanya terdiam, apa lagi melihat wajah kedua orangtuanya yang terlihat tidak suka dengan tamunya ini.

"Jadi gimana Pak Darren?"

Darren menghela nafasnya pelan. Lalu menatap tegas lawan bicaranya,  "Bisa dijelaskan ulang Pak? Alasan yang membawa Bapak sekeluarga datang kemari."

"Saya dan Istri saya datang karena ingin mengusulkan penyambungan tali silaturahmi dan mengembangkan bisnis perusahan Bapak dan perusahaan saya.. dalam bentuk perjodohan putra putri kita. Lagi pula saya perhatikan Gio dan Abel berada di sekolah yang sama, pasti mereka sudah mengenal satu sama lain."

JUNI ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang