Part 12

3.2K 213 23
                                    

Happy reading

Awas ada typo

.
.
.
.
.

Tepat hari ini hari dimana acara sakral akan berlangsung. Dua insan yang mencintai akan disatukan dengan ijab qobul. Acara yang digelar terbilang mewah semua persiapan ditangani langsung oleh sang ibu yaitu Dewi

"Saya terima nikah dan kawin nya Alvina Mahendra binti alm. Bapak mahendra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" (koreksi kalo salah ya)

"Bagaimana para saksi 'sah' "

"Sah"

Reyvan menghembuskan nafas lega karena berhasil mengucap ijab qobul walau ini bukan yang pertama tapi tetap saja rasa gugup melanda hatinya

Para tamu undangan serempak mengucap kata sah

Alvina meneteskan air mata dia tidak menyangka diusianya yang masih muda sudah mendapat gelar sebagai istri sekaligus ibu. Alvina turun dari tangga setelah sah menjadi istri tuan adijaya
Dengan balutan gaun putih Avina terlihat anggun dan begitu mempesona

"Silahkan mempelai wanita mencium tangan suaminya dan dilanjutkan dengan cium kening" ucap Pak penghulu

Alvina meraih tangan Reyvan lalu menciumnya Reyvan bisa merasakah punggung tangannya basah dia mengelus pelan Rambut Alvina untuk menenangkan gadis itu.

Setelah melepaskan tangannya Reyvan dengan penuh kasih sayang mengecup kening Alvina yang kini sudah sah menjadi istrinya

"I love you bunda" bisik Reyvan ditelingga Alvina seketika pipi Avina merona memdengarnya. Dia memalinglan wajahnya.

***

"Wih dah  gak jadi duda lagi ya pak" ucap Bara kepada Reyvan sedangkan sang pengantin pria hanya mendengus kesal mendengarnya

"Moga langgeng sampai kakek nenek ya. Terus juga cepet dikasih momongan supaya Rafa ada temen mainnya" dan diAamiini oleh keduanya dilanjut dengan semua tamu yang diundang memberikan ucapan selamat begitupun dengan Ana yang memasang wajah sebal kepada sahabat nya

"Lo bener bener ya, hutang penjelasan lo. Gue kira beneran kerja eh tau nya malah mau nikah eh salah. udah nikah lagi" ucap Ana

Alvina merasa tak enak akhirnya memeluk ana dan menangis dia merasa bersalah kepada sahabat nya karena menyembunyikan hal penting dari hidulnya

"Maaf na gue gak bermaksud buat nutupin ini tapi gue juga lagi bingung waktu itu" sesal Alvina. Reyvan yang disamping gadis itu kini mengusap punggung sang istri dia juga ikut merasa bersalah.

"Dah ah masa penganten nya nangis sih nanti make upnya luntur dah sekarang gilaran yang lain gue turun dulu sakinah mawadah warohmah ya dan cepet di kasih momongan Aamiin" setelah melepaskan pelukannya Ana segera turun karena masih banyak tamu yang mengantri untuk bersalaman.

Reyvan hanya tersenyum singkat kala tamu tamu menyalaminya dan memberi selamat berbeda dengan Alvina yang tersenyum lebar bahkan sampai para pria yang lajang memperhatikannya semua itu tak luput dari pandangan sang tuan rumah.

Dengan posesif Reyvan memeluk pinggang Alvina lalu membawa gadis itu turun dari lelaminan

"Lho Rey kamu mau bawa Alvina kemana?" Tanya Dewi yang heran dengan tingkah sang putra tapi setelah dimelihat sekatar menjadi paham putranya itu sedang mode cemburu.

Bunda AlvinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang