Part 11

3.8K 233 14
                                    

Happy reading

Awas typo
.
.
.
.
.
Sudah satu bulan Alvina berada di desa dia sedang menikmati watku untuk dirinya sendiri selama di desa Alvinasama sekali tidak membuka ponselnyaentahlah rasanya masih sulit tapi dia harus ikhlas

"Neng sendiri aja" ucap seorang paruh baya mengagetkan Alvina yang sedang melamun

"Ih mbok bikin kaget" Alvina mengerucutkan bibirnya membuat mbok terkekeh

"Neng kenapa engga balik ke kota?" Tanya mbok

Alvina terdiam tak lama kemudian dia menyungging kan senyum manisnya "nanti pasti Alvina kesana kok,cuma pengen nikmatin liburan aja sebelum kerja mbok"

"Yaudah mbok pulang dulu soalnya cucu mbok lagi rewel" ucap mbok sembari mengelus rambut Alvina kemudian melenggang pergi

Alvina memerhatikan punggung mbok yang sudah tak terlihat lalu menghembuskan nafasnya pelan. Memandang danau yang indah sudah menjadi kebiasaan Alvina setiap pagi sekalian olahraga.

Merasa sudah lama Alvina beranjak dari duduknya kemudian berjalan pulang sampai dirumah Alvina melihat anak seumuran Rafa yang sedang bermain dengan boneka kesayangannya.

"Assalamualaikum" ucap Alvina ketika berada diteras rumah

"Waalaikumssalam bunda" pekik anak tersebut menghampiri Alvina menerjangnya dengan pelukan hangat smentara Alvina hampir kehilangan keseimbangan kalau tidak ada penyanggah mungkin akan terjatuh.

"Lho Rafa kok disini sama siapa sayang?" Tanya Alvina. Mata Rafa menelisik kesemua sudut kemudian tersenyum cerah "Rafa sama opa oma bunda" Alvina terkejut lalu berbalik badan mendapati pasangan suami istri paruh bayah  yang sedang bergandeng mersa dan tersenyum lebar

Alvina mendekati lalu menyalimi keduannya "mamah sama papah kok gak bilang kalo mau kesini?" Tanya Alvina dengan penasaran

Dewi mendelik "gimana mau ngabarin orang ditelpon aja gak aktif" cibir Dewi membuat Alvina meringis bagaimana dia bisa lupa kalau dia tidak membuka ponselnya sama sekali

Alvina cengengesan "yaudah masuk dulu" mereka diduk diruang tamu sementara Alvina membuatkan minum didapur tak lama Alvina membawa nampan berisi teh hangat dan cemilan

"Al kamu siap?" Tanya Bram tegas
Alvina menegang namun tak lama kemudian dia tertawa kecil "siap dong pah" jawabnya semangat

"Oke kalo kamu siap nanti ikut mamah"

***

"Woyy Rey ngapa lo ngelamun bae?" Bara tiba tiba muncul mengagetkan Reyvan dan reflex Reyvan menggeplak lengan Bara

"Awss" pekik Bara mengusap lengan nya

"Eh maap lagian lo ngapain ngagetin gue" Reyvan mendengus kesal. Tidak tahukah Bara bahwa Reyvan sedang memikirkan dimana keberadaan Alvina?

"Emangnya lo masih mikirin Alvina ya?" Bara sangat peka jika Reyvan sudah mulai begini dia tau bahwa Reyvan sedang memikirkan Alvina

"Engga" elak Reyvan

"Halah so-so engga tapi ngelamum terus" Bara kesal melihat Reyvan yang sangat gengsi

"Bar" panggil Reyvan membuat Bara menoleh dengan alis terangkat satu "lo kagak punya cewek gitu" Reyvan mulai tersenyum jahil. Bara mendelik "lo pikir gue bisa nyari cewek sementara kerjaan gue numpuk kaya gunung" jawabnya mendengus sebal

Reyvan terkekeh "dah lah gue pulang dulu" tanpa menunggu jawaban Bara Reyvan langsung pergi begitu saja

"Rey Rey liat aja nanti" gumam Bara dengan senyum miring

Bunda AlvinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang