[Chap3] | andai saja

3.9K 294 10
                                    

Tidak akan ada yang baik-baik saja dengan kehilangan. Semanis apa pun perpisahan, rasanya tidak akan pernah jadi menyenangkan.

🍂🍂🍂

Manusia terlalu sibuk oleh urusan dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia terlalu sibuk oleh urusan dunia. Mengembang banyak mimpi yang ingin diwujudkan tanpa sadar kalau hidup cuma sementara. Kematian bisa datang kapan saja. Tidak ada yang tau kapan datang nya kematian.

Sama halnya dengan Vira, dia tidak tahu bahwa misi kemaren adalah hari terakhir Vira sebagai Taruni. Penghianatan yang melibatkan nyawa Vira telah merenggut nyawanya. Anna yang hanya bisa menangisi perbuatan nya dengan berharap semua hanya mimpi. Namun hal yang sudah terjadi memang sudah terjadi.

Kematian yang merenggut nyawa Vira yang masih terbilang muda sudah diketahui pihak STIN. Taruna dan taruni STIN yang mengenal Vira sangat merasa kehilangan, karena Vira sosok yang ramah dan berwibawa. Keluarga Vira pun sudah diberikan kabar duka yang sangat membuat hati orang tua dan keluarga sangat hancur.

"Vira... Kamu udah janji sama mama bakal kembali dengan keadaan hidupp.."

"Kenapa kamu ingkar janji Vira.."

Mama Vira yang berteriak dan menangis histeris.

Jasad Vira telah dikirim ke pihak keluarga. Orang-orang yang mengenal dan menyayangi Vira berkumpul di depan makam gadis yang meninggal di usia muda itu. Mengelilingi makam yang baru dibentuk. Isak tangis dari orang-orang yang menyayangi Vira pecah menyadari Vira telah pergi untuk selamanya.

Banyak yang tidak menyangka, Vira yang selama ini tanpa kabar ternyata adalah taruni STIN. Dan yang lebih mengejutkan ketika mereka mendapat kabar malah kabar tentang kematian Vira.

Sahabat-sahabat Vira dari SD, SMP, hingga SMK sangat terpukul ketika mendapatkan kabar. Mereka memang sudah diberi tahu Vira bahwa Vira lulus menjadi taruni STIN. Mereka hanya bisa mendo'akan dan selalu mendukung Vira.

"Yah, Viraa.. Vira anak yang durhaka, yah. Bisa-bisa nya dia bohong. Vira udah janji bakal kembali dengan keadaan hidup. Tapi ini kenapa kembali dengan keadaan seperti ini. Kenapa dia pergi duluan? Yah, Vira pembohong!" tangis Mama Vira menggema di sekitar makam. Ia memukul-mukul dada sambil menahan rasa sakit pada hatinya.

Tidak ada yang lebih memilukan dari tangisan ibu yang kehilangan anaknya. Bagi seorang ibu kematian seorang anak lebih menyakitkan dari luka fisik. Amanat seorang ibu tolong kuburkan ibu ditanah yang kering dan subur. Bukan menguburkan anak nya duluan.

"Vira, katanya kamu mau meningkatkan derajat keluarga nak. Ayo bangun Vira. Kalo kamu gini gimana mau menaikkan derajat keluarga Vira! Mama belum siap. Mama sayang Vira. Mama sangat rindu dengan Vira." Mama Vira semakin histeris.

Ayah Vira memeluk Mama Vira dalam dekapannya. "Tenang Ma, tenang. Jangan seperti ini ya, kasihan Vira kalau mama kaya gini." Sambil mengelus kepala mama Vira.

TRANSMIGRASI INTELIGEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang