[Chap29] | masa lalu

228 14 0
                                    


"Terkadang, kesempatan untuk menyelesaikan masa lalu datang di saat yang tak terduga. Mungkin inilah saatnya bagi kita untuk menutup buku yang belum selesai dan membuka lembaran baru yang penuh dengan keberanian dan harapan." ~Shavina Andini

***

Selly dan Lion terpingkal-pingkal melihat Vina yang sedang memijat pelipisnya sambil meminum susu, seolah-olah itu adalah minuman keras. Lima kotak susu telah habis, menemani Vina dalam keadaan stresnya.

Tak heran Selly dan Lion tidak bisa menahan tawa. Vina terlihat sungguh lucu saat ini. Mereka merasa kasihan mendengar cerita Vina tentang tekanan untuk segera menikah, namun juga tidak bisa menahan tawa melihat reaksi Vina.

"Apalagi yang terjadi, Vin?" Selly selalu antusias mendengarkan cerita dari saudara tirinya yang sudah dianggapnya sebagai sahabat. Bagi Selly, Vina memiliki bakat luar biasa dalam stand-up comedy. Setiap cerita yang disiarkan Vina selalu mengundang gelak tawa.

"Yah itu. Bonyok lo nginep di apartemen gua. Mending gua tidur sama nyokap terus bokap tidur di bawah. Lah ini? Gua tidur di tengah, diapit sama mereka. Kata Papah mengenang masa lalu!" Vina menusuk susu kotak yang keenam, meminumnya. Sambil menatap tajam Selly.

"Itu bonyok lo juga bego" ketus Selly sambil menjitak kepala Vina.

"Gapapa, Vin. Bonyok emang mau mengenang masa lalu kali. Bagi mereka lo tetap anak kecil." tumis Singa. Ngomongnya sok bijak. Padahal setelah itu dia tertawa ngakak sama omongannya sendiri.

"Nggak tidur bertiga juga lah Bambang!" kata Vina gemes. "Umur gua 27 tahun. Dan tidur diapit bonyok. Gila, sumpah emak gua emang suka ada-ada aja dah."

"Nyokap ngasih berapa calon suami ke lo ka?" tanya Selly mau tahu. Selly emang gitu nanti dia manggil Vina dengan nama tapi juga kadang pakai kakak.

"5 calon. lya sih tipe mereka ideal banget. Tapi ya namanya hati kaga bisa dipaksa lah!" Vina menunjuk-nunjuk meja.

"Gua kalo dijodohin sama cowok yang Perfect mau-mau aja. Oper aja kalo git uke gua ka."

"Heh, heh! Asal maunya. Terus gua mau dikemanain?" Lion berdecak pinggang. Melototi Selly yang sedang tertawa.

Masih ingatkan dengan Lion yang notabate nya sahabat dari kecilnya. Kini, Vina telah membuka hatinya untuk memaafkan Selly dan Lion karena dia sadar bahwa tidak ada hasil juga menanam dendam. Ketika mereka lulus dari SMA, Selly dan Lion akhirnya resmi berpacaran setelah beberapa tahun Selly mengejar cinta Lion. Dan Lion pun sudah move on dari Vina.

"Lo gua simpan di kulkas dulu. Kalo udah beku. Baru gua keluarin."

"Lo pikir gua es mambo?"

Mereka tertawa lepas. Namun tidak lama setelahnya Vina kembali murung. Meminum kotak susu sambil menatap jendela di depannya.

Mereka duduk di sebuah kafe, memilih tempat di dekat jendela dengan bangku mereka berjejer menghadap ke arah kaca. Kotak susu yang saat ini diminum Vina tidak dijual di kafe. la beli di warung dekat kafe. Lihat saja, ia membawa sekantong susu kotak.

"Gua juga mau jatuh cinta kayak cewek-cewek lain." Vina menopang dagu, menghela napas sedih.

"Buka hati lo makanya." tumis Selly. Meminum jus alpukat.

"Hati gua kaga ada kuncinya. Udah kebuka lebar. Sampai kambing, buaya, curut juga masuk. Anehnya nggak ada yang bisa menetap di hati."

"Lo punya kelainan seksi kali." ceplos asal Lion. Langsung dapat pukulan dari Vina dan cubitan dari Selly.

"Kalo ngomong difilter Malik! Jangan sampai mulut lo gua kempesin ya?" dan Vina.

" Tau! Mulut kamu tuh minta dijewer!" Selly memutar tikungan. Memberikan contoh cara menjewer.

"lya ampun bang." Lion mengatupkan kedua tangannya, mohon maaf.

"Iri deh sama kalian yang bulan depan mau nikah." Vina mengerucutkan bibirnya menatap Selly dan Lion.

"Makanya nyusul dong."

"Atau lo mau jadi bini kedua gua aja?" tawar Singa. Vina menimpuknya pakai kotak susu yang sudah kosong.

"Cuih!" Vina pura-pura meludah. "Selly mau sama lo aja udah untung. Segala nawarin gua jadi bini kedua lagi." katanya pedas. Selly cuma bagian tertawa.

"Dari pada lo jomblo."

"Iya buat sekarang gua jomblo. Tapi mungkin suatu hari nanti akan ada pangeran yang diciptain memang membuat gua." kedua tangan Vina saling bertautan erat. Matanya menatap ke atas dengan bibir tersenyum. Urusan menghayal memang paling enak. Lebih enak dari kenyataan.

"Jangan-jangan lo belum bisa move on dari Charlie ya?"

Senyum Vina langsung menghilang. Bibirnya merapat. la menatap Selly. "Ngak." katanya datar.

"Setelah putus dari dia lo jomblo sampai sekarang."

"Bukannya nggak ada yang bisa menggantikan dia. Dia udah lama nggak ada di hati gua. Cuma belum ada yang pas buat mengisi kekosongan hati gua yang sekarang." Vina memberi penjelasan yang semoga saja diterima oleh mereka berdua.

Dulu hati Vina memang dimenangkan oleh Beruang Kutub. Jatuh yang benar-benar jatuh kepada teman sekolah SMA-nya. Itupun dulu, sudah berlalu sangat lama. Sekarang mereka sudah punya kehidupan masing-masing. Vina tidak lagi mendengar kabar cowok itu sejak lulus SMA.

"7 tahun yang lalu. Gila aja gua masih gak bisa move on setelah ribuan purnama." kata Vina menantang.

"Kalo kalau lo ketemu sama dia lagi gimana, Vin?" tanya Singa.

"Nggak mau ketemu."

"Kenapa?"

"Nanti gua bisa nangis di depan dia. Gua emang udah move on. Tapi nggak menepis kalo kadang masih suka rindu."

"Kalo masih sayang jangan putus." nasihat Selly.

"Gua nggak mau LDR. Kalo pun sekarang putus. Jodoh nggak kemana."

"Ngomong-ngomong, girls. Kita ada reuni SMA dua hari lagi kan?" Lion menunduk memperhatikan layar ponselnya. Lebih tepatnya membaca grup alumni SMA.

"Iya, kenapa?" tanya Selly penasaran.

"Vin, lo dateng kan?" tanya Lion masih menunduk menatap ponsel.

"Iya, gua udah janji sama Selly buat dateng."

"Selamat." Singa mengangkat kepalanya. Menyodorkan ponsel ke depan wajah Vina.

"Charlie juga berkencan." tawa Lion langsung pecah saat itu juga.

"Hah seriusan? Sial! Tujuh tahun gua terbuang sia-sia!" gerutu Vina. Frustasi melihat chat grup daftar alumni yang bisa hadir di acara reuni besok. Dan di daftar itu tertulis nama

"Yang kuat imannya buat menghadapi mantan terindahnya." Selly mengelus pundak Vina. Lalu tertawa bersama Lion menyaksikan wajah frustasi Vina.

Setelah menyelesaikan ketawanya, Selly Kembali mengelus pundak Vina dengan penuh simpati. "Tenang, Vin. Mungkin ini adalah kesempatan bagi lo buat menyelesaikan hal yang belum terselesaikan dengan Charlie. Siapa tahu ini adalah langkah awal menuju ketenangan batin lo."

Vina mengangguk perlahan, mencoba menguatkan hatinya sendiri.

"Mungkin lo benar, Sel. Ini adalah kesempatan bagi gua buat menutup buku yang belum selesai."

🍂🍂🍂

Terimakasih yang sudah membaca.
Jangan lupa follow, vote, coment and share.

Ini hanya cerita fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, tempat, kejadian itu adalah ketidaksengajaan.

Salam Hangat,
Self Secret🖤

TRANSMIGRASI INTELIGEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang