[Chap24] | perjalanan hidup

343 29 2
                                    

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Vina, karena dia akan menjalani seleksi untuk masuk Sekolah Tinggi Inteligen Negara melalui jalur talent scouting. Saat melangkah ke dalam ruangan seleksi, Vina merasakan sensasi dejavu yang aneh. Karena di kehidupan sebelumnya sebelum ia bertransmigrasi, Vina juga pernah menjalani seleksi ini, meskipun melalui jalur umum.

Dengan pengetahuan yang sudah dia kuasai sebelumnya, Vina merasa sangat santai saat mengerjakan tes ini. Materi yang diujikan sudah menjadi bagian dari pemahamannya yang mendalam. Ia dengan tenang menatap soal-soal yang ada di depannya, fokus untuk memberikan jawaban yang terbaik.

Namun, dalam kesantaiannya, Vina memperhatikan sekeliling ruangan dan tak luput dari perhatiannya adalah Arin, seorang teman yang pernah menjadi rekannya saat olimpiade. Mereka berdua tanpa sengaja berada dalam satu ruangan pada seleksi ini. Vina merasa terkejut dengan kebetulan ini dan bertanya-tanya apa arti di balik pertemuan mereka dalam situasi ini.

Vina dan Arin diberi jarak satu sama lain dalam ruangan sesuai dengan nomor urut masing-masing. Meskipun mereka memiliki hubungan yang baik, Vina merasa ada kecurigaan yang muncul dalam dirinya terhadap Arin. Dia memutuskan untuk tidak membiarkan kecurigaannya mempengaruhi konsentrasinya, tetapi tetap memberikan semangat dalam hatinya sendiri untuk keduanya.

Saat tes berlangsung, Vina melihat Arin dengan perhatian. Meski ada keraguan dalam dirinya, Vina tidak ingin membiarkan itu mempengaruhi penilaiannya terhadap Arin. Dia melihat Arin mengerjakan tes dengan ketenangan dan konsentrasi yang terlihat. Meskipun Vina masih merasa waspada, ia juga menyaksikan kemampuan dan potensi Arin yang tak dapat diabaikan.

Dalam hatinya, Vina terus mempertanyakan alasan di balik pertemuan mereka dalam seleksi ini. Apakah ini hanya kebetulan semata? Atau mungkin ada suatu rencana atau makna tertentu yang tersembunyi di baliknya? Vina berusaha untuk tetap fokus pada tes dan tidak membiarkan spekulasi mengganggu pikirannya.

Di tengah tes yang berlangsung, Vina dan Arin saling melemparkan pandangan singkat. Tatapan mata mereka saling memancarkan semangat dan harapan satu sama lain. Meskipun ada jarak antara mereka, tetapi semangat kompetitif mereka masih kuat. Vina menyimpan harapan bahwa apa pun arti di balik pertemuan mereka, baik atau buruk, mereka akan tetap saling mendukung dan menghargai.

Setelah selesai mengerjakan tes SKD, Vina dan Arin akhirnya bertemu di luar ruangan seleksi. Wajah mereka dipenuhi senyuman dan saling memberikan ucapan selamat atas berhasilnya menyelesaikan tes tersebut. Keduanya merasa lega dan bangga atas usaha yang telah mereka lakukan.

Namun, Vina yang penasaran tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya kepada Arin. Dia ingin tahu apa alasan Arin ikut seleksi ini. Dengan penuh rasa ingin tahu, Vina mendekati Arin dan dengan sopan menanyakan pertanyaannya.

"Arin, aku penasaran, apa alasanmu mengikuti seleksi ini?" tanya Vina dengan wajah penuh rasa ingin tahu.

Arin tersenyum dan merasa senang dengan pertanyaan Vina. Dia menyadari bahwa Vina pasti memiliki keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang motivasinya.

"Sesungguhnya, Vina, setelah kita berpisah setelah olimpiade, aku merasa terinspirasi dengan prestasimu dan semangatmu dalam mencapai keunggulan akademik. Aku merasa ingin mengikuti jejakmu dan juga mengembangkan kemampuan intelektualku. Ketika aku mendengar tentang seleksi ini, aku yakin ini adalah kesempatan yang tepat untuk melanjutkan perjalanan akademikku," jelas Arin dengan tulus.

Vina merasa tersanjung mendengar alasan Arin. Dia menyadari bahwa keberadaannya dan prestasinya telah memberikan inspirasi bagi temannya tersebut. Vina merasa bangga melihat Arin mengambil langkah untuk mengasah kemampuannya sendiri.

"Dalam hal apa yang telah kita lalui bersama, aku yakin kita berdua bisa memberikan yang terbaik dalam seleksi ini. Aku berharap kita dapat saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain," kata Vina dengan tulus.

Arin mengangguk setuju. Dia merasa senang mendapatkan dukungan dari Vina dan menyadari betapa berharganya hal itu. Keduanya sepakat untuk tetap bersaing dengan sportifitas dan menjaga hubungan pertemanan mereka.

Dari situlah, Vina dan Arin saling bertukar pikiran dan pengalaman tentang persiapan mereka menjelang seleksi ini. Mereka berdua saling memberikan semangat dan berbagi tips dan trik untuk menghadapi tahap seleksi selanjutnya.

Saat waktu untuk berpisah tiba, Vina dan Arin meyakinkan satu sama lain bahwa pertemanan mereka tidak akan terpengaruh oleh kompetisi ini. Mereka berdua memilih untuk saling mendukung dan menghargai perjalanan akademik masing-masing.

Dengan semangat yang baru ditemukan dan kepercayaan satu sama lain, Vina dan Arin berjanji untuk terus berjuang dalam seleksi ini. Mereka mengetahui bahwa persaingan tidak akan merusak pertemanan mereka, tetapi malah akan memperkuat ikatan mereka.

Tes seleksi talent scouting di Sekolah Tinggi Inteligen Negara menekankan pada identifikasi potensi individu dan kemampuan intelektual yang luar biasa. Tujuannya adalah untuk mencari calon siswa yang memiliki bakat dan potensi untuk menjadi pemimpin di bidang keilmuan dan teknologi, serta memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mengembangkan diri dalam bidang tersebut.


***

Setelah berbicara dengan Arin, Vina keluar dari tempat seleksi dan dikejutkan oleh pemandangan yang indah. Di langit cerah setelah hujan, terhamparlah pelangi yang mempesona. Warna-warni indah pelangi itu menyejukkan hati Vina dan membuatnya tersenyum dengan bahagia.

Pelangi tersebut menjadi tanda positif bagi Vina, memberikan semangat baru dalam menghadapi hasil tes yang akan datang. Ia merasa ada sesuatu yang spesial dalam momen itu, seolah-olah alam memberikan dukungan padanya.

Sambil melihat pelangi, Vina jadi teringat kejadian lucu di sekolah sebelum tes ini berlangsung. Ia mengingat saat teman sekelasnya, si Bambang, melontarkan lelucon yang sangat menggelitik seluruh kelas.

Mereka sedang duduk di dalam kelas yang penuh dengan suasana belajar yang serius. Bambang, dengan bakat humor yang dimilikinya, tiba-tiba membuat lelucon yang sangat lucu. Lelucon itu begitu menggelikan sehingga Vina tidak bisa menahan tawanya.

Gelak tawa Vina mengisi seluruh kelas dan seketika semua mata tertuju padanya. Guru terkejut dengan ledakan tawa Vina, tetapi kemudian juga ikut terbawa suasana dan ikut tertawa bersama. Momennya menjadi hiburan yang menyegarkan di tengah keseriusan belajar.

Sekarang, saat Vina melihat pelangi setelah seleksi, ia merasa seperti pelangi tersebut mengingatkan pada momen lucu itu. Kejadian itu mengajarkan Vina untuk tetap menghargai keceriaan dan kegembiraan di tengah kesibukan hidup.

Dengan senyuman di wajahnya, Vina berterima kasih pada alam atas hadiah kecil yang diberikan. Ia merasa lebih ringan dan siap menghadapi apapun yang akan datang. Pelangi menjadi simbol harapan dan keajaiban dalam hidupnya, memberikan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Dengan semangat baru dan rasa syukur dalam hati, Vina melangkah pulang dengan perasaan yang bahagia. Ia berjanji untuk terus menghadapi setiap tantangan dengan senyuman dan mengisi hidupnya dengan kegembiraan.

***

Hallo guys, maaf ya aku baru bisa update lagi. Semoga aku bisa nyelesaikan cerita ini sampai TAMAT ya. Terimakasih juga buat kalian yang sudah dukung dan setia untuk menjadi pembaca cerita ini. Semua ini hanya fiktif belaka okee, jadi mari kita nikmati karya fantasi ini hehe.

Semoga cerita ini dapat menginspirasi dan memberikan semangat kepada pembaca dalam menghadapi perjalanan mereka sendiri. Ingatlah bahwa setiap langkah yang diambil dan setiap pengalaman yang dijalani memiliki nilai dan arti tersendiri.

Sampai jumpa di petualangan cerita berikutnya! Tetaplah berani, tetaplah tersenyum, dan teruslah mencari keceriaan di sekitar kita. Hidup adalah perjalanan yang indah, dan kita berbagi cerita dalam setiap langkahnya.

TRANSMIGRASI INTELIGEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang