[Chap7] | bukan yang dulu

2.7K 218 6
                                    

"Diam bukan berarti lemah, mengalah bukan berarti kalah, berserah bukan berarti menyerah. Semua ada waktunya."

~ Shavina Andini

*Di depan kelas XII IPS 2 (Kelas Vina)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Di depan kelas XII IPS 2 (Kelas Vina)

"Bye bye babu, nanti istirahat kita ketemu lagi ya" ujar Jefrin sambil memberantaki rambut Vina

"Plis bgt ya, jangan rambut gue terus lo berantakin" kesal Vina sambil memanyunkan bibirnya yang sangat membuat Jefrin gemas

"Tuh bibir minta di sosor ya" goda Jefrin

Vina sontak langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Haahahhaha, lucu bgt sih loh. Jadi makin gemes gue. Gak nyangka cupu kaya lo ngegemasin juga"

"Yaudah, bye bye babu gueh yang cupu." teriak Jefrin sambil melambaikan tangan.

"Mimpi apa gue kemaren sampai ketemu makhluk gaib kaya gitu huh" lamun Vina

Kriiiing.... Kriiiing....

"Eh udah bel aja" batin Vina

"Bismillahirrahmanirrahim. Semoga gak seburuk yang gue bayangin."

"Wahhh berani juga si cupu sekolah lagi"

"Kemana aja loh"

"Habis ngejalang ya? Upss.."

"Berapa Jefrin bayar sama lo?"

"Masih ada muka ya lo datang ke sekolah"

Dan masih banyak lagi pertanyaan dan pernyataan yang keluar dari mulut teman kelasnya. Vina hanya mendengarkan dan tak menghiraukannya. Sampai satu pertanyaan yang sudah membuat Vina sangat kesal sampai Vina mengeluarkan aura sadis dan kejam nya.

"Berapa sih harga cewek cupu kaya lo?" Tanya salah satu teman ceweknya dengan sinis dan merendahkan.

Vina tersenyum manis. Melangkah perlahan kearah cewek itu. Ia sekilas membaca name tag yang ada diseragam cewek itu.

Larasati.

Ketika Vina hanya terpaut beberapa langkah dari tubuh Laras, tanpa sadar Laras melangkah mundur kebelakang karena terintimidasi oleh tatapan Vina. Padahal Vina berjalan dengan senyum manisnya, tapi entah mengapa senyum Vina seolah menekan keberaniannya.

Vina masih berjalan mendekati Laras sampai tubuh Laras terhimpit di dinding, Laras terdiam dan ia tidak bisa menggerakan tubuhnya secara tiba-tiba.

Senyum yang manis tadi kini berubah menjadi senyum miring tanpa disadari orang-orang kecuali Laras. Hal itu semakin membuat tubuh Laras bergetar. Lengan Vina menggenggam jari jemari Laras. Jika orang lain yang melihat
terlihat seperti hanya menyentuhnya, tapi tanpa ada yang sadar bahwa Vina perlahan mematahkan satu persatu jari jemari itu.

TRANSMIGRASI INTELIGEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang