[Chap18] | normal cuma satu

1.2K 109 7
                                    

Tak terasa waktu Olimpiade telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa waktu Olimpiade telah tiba. Vina dan Arin sudah menyiapkan diri dengan matang.

Tempat olimpiade sudah sesak penuh dengan peserta-peserta. Sesampainya Vina dan Arin di sana, panitia menyuruh mereka mengambil kertas secara acak. Hasilnya, mereka mendapat nomor 13.

"Itu nomor peserta kalian ya, itu juga nomor meja kamu." Ujar panitia.

"Siap Bu." Jawab Vina.

Tak terasa, Mereka sudah duduk menunggu soal dibagikan.

"Waktu kalian 2 jam, kalau kalian menyontek akan otomatis di eliminasi."

Vina berdo'a sejenak, lalu menoleh ke Arin dengan muka yang adem anyem.

"Santai aja Vin. Soal nya mudah kok" ujar Arin dengan enteng.

"Iya deh yang paling jago. Ampun bang jago."

Soal demi soal mereka kerjakan. Vina dan Arin sudah mulai dalam mode serius dan tetap tenang.

Sebenarnya Vina sangat yakin pasti timnya akan menjadi juara pertama karena kemampuannya apalagi di gabung dengan kemampuan Arin yang memang tidak diragukan.

Hari ini hari yang sangat melelahkan menurut Vina dan juga Arin. Mereka sudah memasuki babak Final.

"Aduh Ibu kok jadi gugup." Bu Dijah yang menjadi pendamping mereka dari tadi tidak bisa diam. Beda halnya dengan Vina dan Arin yang tetap sangat tenang.

"Bawa santai aja bu nanti cepat tua lohh. Ibu mau eskrim gak?" Vina menyondorkan eskrim rasa cokelat miliknya.

Arin juga hanya mengangguk menyetujui perkataan Vina.

"Kalian ini, ibu lagi serius ini. Malah diajak bercanda."

"Siapa juga yang bercanda sih bu.." elak Vina yang memakan kembali eskrim nya.

Tiba-tiba ada suara yang berbicara dari speaker.

"Pemenang-pemenang olimpiade akan segera diumumkan."

Mendadak aula hening seperti kuburan dan bersuasana tegang.

"Juara ketiga diperolehh..." Satu persatu pemenang diumumkan.

"Juara dua diraih oleh Tim dari sekolah SMA Pancasila Bandung." Oh.. itu tim yang duduk di sebelah mereka tadi.

"Juara pertama diraih oleh tim dari... SMA Negeri 1 Bandung."

Keadaan hati Vina cukup senang, tanpa sadar dia memeluk Arin. Hampir saja Arin terjatuh jika dia tidak sigap. Ia juga tersenyum lebar. Guru yang menjadi pendamping memoto mereka karena memenangkan kompetensi ini.

Satu sekolah di hebohkan atas kemenangan Vina dan Arin. Banyak yang tidak menyangka Vina yang di kenal cupu ternyata jago matematika.

Mereka di sambut bahagia oleh guru-guru ketika datang ke sekolah, karena mereka sudah mengharumkan nama sekolah.

TRANSMIGRASI INTELIGEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang