⁵.

3.8K 446 57
                                    

Waduh kepencet publikasi, maaf-maaf, reader dah berharap up chap 5 ya😳

Aaaaaa gatau sy seneng bet liat notip masuk banyak syekali YAHAHAHHA, kirain fanfict ini bakal ga rame😭 mata saya kencing...

Au saya ketawa-ketawa sendiri, kesenengan😢

----------------
"Huekk apa-apaan ini"

Membuka matanya, hanya melihat kegelapan dengan ruang yang sempit, apa ini peti mati.

Berteleportasi untuk keluar dari peti mati tersebut, pertama kali yang ia lihat adalah batu kematian miliknya, menghela nafas panjang, ia melihat waktu, tanggal, dan jam untuk memastikan benar jika memang alurnya seperti ini, benar saja, sekarang adalah hari dimana Luffy akan berlayar menjadi bajak laut dan mencari nakama nya.

Aku melupakan sesuatu, ada yang janggal.

"Astaga aku melupakan perjanjian Shanks 11 tahun lalu!"

Setelah beberapa menit mungkin ia siap, aneh jika dipikir logika, ia baru saja terbangun dari kematian dan langsung memiliki tujuan yang lain, jika Shanks mendengar ia mati dan tiba-tiba saja dirinya muncul di hadapannya itu sangat aneh, bisa-bisa ia dikira oleh Shanks hantu yang tidak tenang. Tapi tidak, Shanks tidak bisa mendengar informasi tersebut, terkecuali saat dirinya mengirim pesan lewat sebuah burung saat itu.

"Pakaian ku sangat kotor, apa tidak ada yang memiliki pakaian di sekitar sini? Ah aku lupa"

Dirinya memejamkan mata dan membukanya, dan benar. Pakaian nya sekarang benar-benar baru. Setelah berpikir untuk berteleportasi ke tempat dimana Shanks berada, dirinya mempersiapkan terlebih dahulu.

"Mungkin ini sudah cukup, tapi untuk apa aku menjadi kru akagami? Mereka hanya bersantai dan tidak melakukan hal lain, selain meminum sake dan berpesta. Hanya membuang-buang waktu, apa aku menjadi tolol? Biarlah, toh aku hanya menunggu plot saat nanti"

Berteleportasi ke tempat Shanks berada, sayup-sayup terdengar suara tawa meriah di balik punggungnya, mungkin hanya berjarak 2 meter dari tempatnya. Mempersiapkan dirinya, ia berjalan dengan suara langkah kaki lembut. Shanks yang mengetahui keberadaan seseorang memalingkan wajahnya dan melihat seorang bersurai hitam legam dengan fitur wajah yang sempurna.

"Oii! Nee Chan!!"

Wajahnya menjadi kecut seketika mendengar Shanks memanggil dirinya Nee Chan, itu sangat tidak cocok dengan wajah tuanya itu!. Ahh maksudku bukan tua tapi wajahnya memang seperti om om.

"Berisik, jangan panggil aku seperti itu"

"Ah maaf, kalau begitu baiklah, kau sudah berada disini jadi- tunggu bagaimana kau tau lokasi ku berada"

"Cari tahu sendiri" Odelia menatap kesal pada Shanks

Setelah Shanks memperkenalkan Odelia, Kru Akagami menerima dirinya menjadi wakil kapten ke 2, mereka merasakan wanita itu lebih kuat dari yang dikira, mengingat-ingat saat di desa foosha, Odelia adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki anak, yaitu Luffy.

"Oi Shanks, kau mencari wanita yang sudah mempunyai pasangan?" Ucap Yasopp si penembak jitu dengan tatapan geli.

"Tidak bukan itu, kalian akan mengetahui nya saat nanti, belum saatnya aku memberitahu kalian" Shanks kembali meneguk Sakenya, melirik Odelia yang sedang merajut boneka. Apa- dimana benda itu muncul? Apa wanita itu adalah seorang penyihir? Lupakan.

"Jadi bagaimana kabar Luffy?"

'Dasar pedo buciners'.

"Hari ini Luffy berlayar ke lautan mencari nakama untuk kru bajak lautnya, tanpa kamu sadari kamu bisa membuat anakku terluka karena inspirasi mu itu"

Shanks hanya tersenyum bodoh mendengar Odelia mengatakan hal itu, tanpa jeda Shanks terus menanyakan tentang Luffy membuat nya muak.

"Diamlah terlebih dahulu dasar pipppp* akan mengutukmu karena membuat boneka yang kubuat hancur!" Menatapnya dengan sinis, Shanks tersenyum bodoh kembali, ah ingin aku memukul wajahnya itu.

Tanpa aba-aba, Odelia memukulnya dengan Busoshoku haki dengan keras, kru Akagami yang melihat hanya melongo, kapten mereka yang kuat dikalahkan oleh wanita dengan temperamen yang sedang buruk.

"Baiklah, aku sudah merasa puas kalau begitu aku akan pergi, hanya beberapa hari, terimakasih kamu sudah menjadi samsak tinju yang baik"

Menghilang di depan mata semua orang, suasana di tempat tersebut sangatlah sunyi. Kembali lagi dengan Odelia, ia memiliki tujuan untuk pergi dimana pulau tak berpenghuni berada, jangkauan teleportasi nya sudah sangat luas, karena faktor fisiknya yang sangat kuat dan berhak memakai hal itu dengan bebas.

"Sudah lama aku tidak berlatih, mungkin di waktu luang sekarang aku bisa dengan sesuka hati berlatih" melacak tempat pulau tak berpenghuni tersebut, ia menemukan nya, hanya butuh 30 menit untuk sampai dengan kecepatan larinya. Ia tidak ingin terus bergantung pada kekuatan teleportasi nya, pulau itu dekat jadi ia tidak perlu memakai kekuatannya. Saat sudah sampai, menempatkan lokasi yang pas untuk berlatih, ia merasakan sesuatu kekuatan di balik semak-semak, sesuatu yang menarik membuatnya ingin mengetahui nya, ia dengan tenang berjalan ke arah kekuatan tersebut berada, membuka semak-semak yang lebat, ia menemukan sesuatu di balik itu. Sebuah pedang kuno berlapis emas dengan ukiran yang terbilang rumit tergeletak pada sebuah batu besar, penasaran dengan pedang tersebut, ia mengambil nya. Tidak berat, ini sangat ringan, mengayunkannya dengan ringan, pohon di sekitarnya hancur dengan belahan yang sangat rata.

"Pedang ini sangat tajam dan kuat, siapa yang meninggalkannya, mengapa bajak laut lain tidak merasakan kekuatan ini?" menelusuri pedang tersebut, tidak sengaja jari nya tersayat dan mengeluarkan darah cukup banyak, setetes darah jatuh pada pedang tersebut, tidak terduga pedang tersebut menyerapnya. Beberapa menit kemudian pedang tersebut bercahaya merah membuatnya kagum.

"Ini pedang yang sangat bagus, jika aku berlatih berpedang mungkin itu sangat bagus mengetahui aku belum mempunyai keahlian khusus pada persenjataan" ia mengayunkan pedang tersebut hingga mencapai batas kekuatan lengannya, hanya butuh 1 jam untuk mencapai batasnya, tapi ini masihlah kurang, ini belum cukup kuat, lengannya beristirahat sejenak dan kembali mengayunkannya hingga mencapai batas. Berfikir mungkin pedang sebagus ini memiliki elemen tertentu, ia kembali untuk mencoba mencapai batasnya. Sebuah percikan membuat sangat penasaran, ia mencoba memusatkan kekuatan nya pada pedang tersebut dan bingo! Percikan api hitam keluar dari pedang tersebut membuatnya terkejut, ia tidak merasakan panas sama sekali, melainkan rasa sejuk yang membuatnya nyaman.

"Pedang api?"

Memusatkan aspek tertentu pada ujung pedang, ia memakai kekuatan penuhnya dan menancapkan pedang tersebut pada tanah, alhasil pulau tersebut bergetar dengan suhu yang terbilang sangat penas, mungkin ia tidak merasakan tetapi diperkirakan seperti itu. Khawatir ia membelah pulau tersebut, ia menyudahinya dan tetap terbelah, mengusak wajahnya getir, ia sangat bahagia menemukan pedang ini, tetapi ini belum seberapa, ini masihlah pulau kecil, belum pulau yang besar, ia akan terus berlatih dan mencari teknik terbaru nantinya.

--------

Maaf ya kalian udah nunggu tapi chap 5 dikit, lagi banyak urusan jadi otaknya suka ga konek.

Buat yang nunggu Odelia ketemu Luffy, itu nanti saat arc marineford, lama sih, tapi tunggu aja, alur ceritanya kebanyakan di percepat jadi ga lama-lama banget.

Oh ya nanti maunya Ace hidup apa ga?😳

she is Luffy's mother(One Piece)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang