²⁴ (SWM) Stay With Me

1.3K 169 37
                                    

'Ternyata terlalu berharap pada manusia itu sakit banget'

Jimin berucap lirih, menyeka air matanya yang mulai berlomba turun di kedua pipinya. Pemuda manis itu masih cukup waras. Tapi kenyataan pahit ini sepertinya menyita seluruh kewarasannya.

Buktinya, Jimin malah menangis seperti orang bodoh di sekitaran Sungai Han. Bodohnya lagi, kenapa ia selalu berakhir di tempat yang sama--tempat yang selalu ia datangi dulu saat masih bersama 'dia'

"KENAPA GUA GAK PERNAH BERUNTUNG DALAM URUSAN CINTA? SELALU SAJA BERAKHIR MENYEDIHKAN, MENYEBALKAN!! KENAPA?!!"

Jimin berteriak geram.

"... Apa gua emang gak pantas buat siapapun di dunia ini ? lalu untuk apa gua ada di bumi?? buat numpang nangis doang?? capek!! selalu saja berakhir ditinggalkan. Pertama papa mama, terus Jungkook dan sekarang? Taehyung bahkan lebih parah karena sudah tega nipu gua habis habisan. Benar benar habis."

Jimin histeris.

Dia sudah tak kuat di permainkan oleh takdirnya sendiri. Terlebih lagi ini sudah kesekian kalinya Jimin ditinggalkan orang orang yang ia sayang.

'Taehyung brengsek!'

"Taehyung, lo jahat banget sama gua!" teriak Jimin se-kencang kencangnya. Bahkan ia tak perduli dengan tatapan orang orang yang mengejek-- atau sengaja berhenti hanya untuk menonton gratis scane sedih yang sedang Jimin lakukan-- menangis diatas pembatas jembatan.

Menurut mereka Jimin gila?

Iya. MEMANG!

.

.

.

.

Di lain sisi, Jungkook sedang terbaring lemah diatas brankar rumah sakit. Ia sedang melakukan hemodialisis tahap lanjutan dengan dialiser single use. Dan ini adalah yang ketiga kalinya dalam minggu ini.

"Ho, apa gua bisa sembuh?"

Suara Jungkook terdengar putus asa. Dia tahu ini mustahil. Tapi tetap saja ia bertanya pada Suho. Dokter sekaligus kakak sepupunya sendiri. Jungkook seperti orang bodoh saja sekarang. Ia tetap terlihat baik baik saja padahal ia sebenarnya sedang sekarat. Dan bodoh duakali, ia menipu dirinya sendiri ... juga Jimin. Orang paling ia cintai di dunia setelah ibunya.

'Nikmati saja sisa hidup lo yang menyebalkan ini Jeon Jungkook sendirian. Tanpa mama ... tanpa Jimin'

"Ho,"

"Iya Jung, kenapa?"

"Apa gua bakalan mati?"

Suara Jungkook terdengar takut sekarang. Terdengar bagaimana suara itu bergetar. Ia benar benar merasa takut tak ada santirannya sekarang. Perasaan bersalah memenuhi dirinya begitu saja. Perasaan bersalah karena telah meninggalkan Jimin. Perasaan bersalah karena telah membohongi dirinya sendiri. Perasaan bersalah karena telah membuat Jimin membencinya seperti sekarang.

Kemudian tiba-tiba . . .

Buliran bening itu tumpah membentuk sungai di kedua pipi Jungkook setelahnya.

Pundak lelaki itu bergetar hebat.

Jungkook menangis.

"Apa jarum kali ini rasanya begitu sakit, Jung?"

Jungkook mengangguk cepat.

"Iya. Rasanya sakit banget, Ho. Rasanya seperti sudah hancurin hati gua seluruhnya. Tanpa sisa. Ini yang terparah, Ho."

"Suho,"

"Kenapa?"

"Gua kangen mama, Ho." lirih Jungkook.

(SWM) Stay With Me ; JIKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang