¹² (SWM) Stay With Me

1.6K 273 49
                                    

"Gua udah tau jawabannya tapi masih aja gua tanyain, bego banget kan gua?"

Jimin tersenyum kecil menatap pantulan dirinya di depan cermin, kemudian ia keluar dari kamar penginapan, tersenyum menatap kedua sahabatnya yang tengah menunggu depan pintu sejak tadi.

"Lama ya?"

Suga menggeleng, "Gak lama kok, cuman urat urat gua keburu kaku gara gara kelamaan berdiri tau gak," omelnya. "Mau kemana sih rapi banget? kita gak ada jadwal malam ini, besok acara peresmian campingnya baru mulai, Park Jimin. Lo berpenampilan cantik gitu mau ngapain?" tanya Suga dengan tatapan bingung, malam malam begini Jimin terlihat rapi mau kemana coba.

Tiba tiba Jimin pergi ke arah dapur lalu kembali dengan tiga pack minuman fermentasi susu skim dan gula dengan bakteri Lactobacillus Casei merek Yakult, ia menyodorkan minuman itu kepada Suga dan Jhope.

"Apaan nih? ogah ah minum ginian kayak bocah tau gak," tolak Suga balikin Yakult nya ke Jimin. Sementara Jhope mah kalem. Dia minum tuh Yakult. Enak. Dan tentu saja ... semua yang gratis mah dia doyang.

Alih alih ingin meminum dua Yakult tersebut sekaligus, sebuah tangan menghentikan pergerakan Jimin meneguk habis Yakult di tangannya.

Terkejut? tentu saja.

Jimin menoleh dan mendapati sosok Jungkook yang sudah berdiri tepat di belakang tubuhnya. Jangan lupakan tatapan Jungkook begitu sedih dan sudah berkaca kaca.

"J-Jungkook?"

Jungkook tidak menjawab. Cowok itu langsung memeluk tubuh Jimin--mengabaikan tatapan tajam dari sosok Suga dan Jhope yang menatap dirinya tak suka.

"Lo kenapa?" panik Jimin begitu mendapati Jungkook yang langsung memeluknya tanpa bicara.

Tak ada respon dari Jungkook, namun Jimin tahu Jungkook mendengar pertanyaannya.

"Jungkook," panggil Jimin dengan suara yang lebih lembut.

"Jangan diam aja ngomong sama gua lo kenapa, kok tiba tiba kayak gini? ada masalah?" tanya Jimin khawatir. Jungkook mengangkat kepalanya lalu segera melepaskan pelukannya.

Jungkook natap Jimin sebentar sebelum akhirnya menggeleng.

"Gua cuman butuh pelukan lo aja sekarang Jim. Gua butuh pelukan lo sekarang. Boleh ya gua peluk lo sebentar? gua mohon... please hm?" suara Jungkook bergetar. Jungkook meneteskan air mata dalam diam. Namun sebelum ketahuan Jimin ia buru buru mengusap kedua pipinya menghilangkan jejak buliran bening itu disana.

Jimin tampak bingung. Bingung dengan tingkah aneh Jungkook yang sejak tadi menunjukkan sisi berbeda dari dirinya. Jungkook tak pernah manja kayak gini apalagi sampai jadi cowok cengeng yang gampang banget nangis. Ini kedua kalinya Jimin memergoki Jungkook menangis. Meski tak lama, tapi nyatanya ia memang menangis. Yang menjadi pertanyaan di kepala Jimin, kenapa Jungkook jadi gampang nangis? sebelumnya ia tak pernah melihat cowok itu bersedih apalagi sampai menangis. Jadi, melihat Jungkook sedih tentu menjadi tanda tanya besar di kepala Jimin.

Aneh.

Tapi nyata.

Merasa aura berbeda kini terpancar dari dalam diri Jungkook, mau tak mau membuat Jimin luluh seketika. Entah apa yang sedang Jungkook coba sembunyikan dari Jimin. Hanya saja Jimin merasakan hal besar telah terjadi pada hidup Jungkook.

Percaya kalau feeling pasangan itu kuat?

Seperti itulah yang dirasakan Jimin sekarang. Jungkook memang tak mengeluhkan apapun tentang dirinya. Namun entah kenapa perasaan janggal semakin mengungguli hati Park Jimin. Jimin khawatir kalau boleh jujur. Ia mengkhawatirkan Jungkook tanpa alasan yang mendasar.

"Lo sakit?" tanya Jimin lagi lagi karena khawatir. Sebenanrya ia masih kesal sama Jungkook gara gara Jungkook yang tak menjawab pertanyaannya di bus tadi. Tapi jika sudah melihat Jungkook seperti ini, Jimin jadi lemah.

Jungkook mengangguk.

"Iya. Gua sakit Jim." sahutnya menatap Jimin sedih.

"Sakit apa? mau gua cariin obat atau mau gua temenin aja ke rumah sakit sekalian biar dokter bisa kasi penanganan cepat?" tawar Jimin.

Jungkook menggeleng, "Gak usah ke dokter, gua gak butuh dokter." katanya sambil tetsenyum. "Gua cuman butuh lo Jimin!" ujar Jungkook secara terang terangan.

Suga dan Jhope masih diam menyimak, sambil sesekali memberi kode Jimin untuk tegas terhadap Jungkook. Dia tidak boleh lemah dan tunduk bodoh pada cowok yang suka seenaknya seperti Jungkook ini.

Jimin mendecak.

"Gua bukan dokter, gua gak bisa ngasih lo pertolongan." ujar Jimin geleng geleng kepala heran.

"Tapi lo obat ... obat buat gua sembuh Jimin."

"Gak! gua bukan obat! gua racun... nyatanya lo lebih suka Lisa daripada gua kan! yang cocok jadi obat buat lo cuman Lisa bukan gua Jungkook." tajam Jimin. "Lain kali kalau mau ngalus jangan pake cara kampungan kayak gini. Cara lo kurang mempang Jung. Udah ya gua males berantem sama lo. Gua pengen jalan jalan. Disini gerah." tambah Jimin menepis tangan Jungkook yang menarik pergelangan tangannya.

"... Ah satu lagi, sebelum lo kasi gua kepastian tentang permintaan gua di bus, jangan harap gua mau ngomong lagi sama lo Jung." tegas Jimin yang natap kedua sahabatnya--ngasih kode buat ikutin dia.

Jungkook diam di tempat.

Jawaban?

Cowok itu menendang udara. Dia benar benar dibuat kesal mikirin permintaan Jimin yang sangat berat ia wujudkan. Sungguh. Ini terlalu mustahil untuk Jungkook lakukan. Jungkook tidak punya cukup keberanian untuk bisa melepaskan satu diantara keduanya. Disatu sisi, Jungkook sangat mencintai Jimin, pemuda cantik yang sudah mengisi hatinya dalam waktu satu tahun terakhir. Sementara disisi lain, Jungkook juga tak bisa melepaskan Lisa begitu saja. Benar tuduhan Jimin tentangnya ... Jimin benar. Jungkook masih belum bisa melupakan Lisa.

"Gimana bisa gua jauhin Lisa Jim, dia lagi ngincar sesuatu dari gua sekarang... dan taruhannya lo, Arrggk!"

Selamat membaca💚

(SWM) Stay With Me ; JIKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang