Akhirnya juga Amara dan Eza sampai juga di rumah milik gadis itu. Mereka berdua sekarang sudah basah kuyup, apalagi Amara yang terlihat kedinginan.
Sedangkan Eza justru terus mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut rumah gadis itu, yang mungkin rumahnya terlihat kurang luas, tapi bagi cowok itu rumah Amara itu sederhana namun rapi.
"E-eza, kamu kenapa lihatin rumah aku sampai segitunya? Rumah aku jelek banget ya?" Tanya Amara seraya menggigil dengan tangannya yang ia kepalkan.
Atensi cowok itu pun beralih menatap ke Amara. "Gak kok, rumah lo itu spesial. Mungkin emang rumah lo gak terlalu luas, tapi lo bisa punya rumah serapi dan seindah ini itu bagus," pujinya kagum.
Amara yang mendengarnya tersenyum malu. "Ah, Eza. Tapi makasih loh udah mau puji rumah Ara yang gak mewah ini," ujarnya.
"Iya, Ara. Ini kita mau sampai kapan diluar terus?" Tanya Eza yang juga sudah kedinginan.
"Oh, iya lupa, hehe. Yaudah ayo Eza masuk aja." Amara membukakan pintunya agar Eza bisa masuk.
Dan sungguh terkejutnya Eza kala melihat kondisi dalam rumah Amara yang benar-benar rapi, semua barang tertata rapi di ruangan yang tidak terlalu luas ini.
"Eza duduk aja dulu, Ara mau ambilin handuk sama baju buat Eza," suruh gadis itu mempersilahkan Eza untuk duduk di sofa yang sederhana itu.
Eza pun hanya mengangguk, lalu ia duduk di sofa yang Amara tunjuk. Kemudian gadis itu masuk kedalam kamarnya untuk mengambil apa yang ia perlukan untuk Eza.
Seraya menunggu, Eza terus mengitari maniknya melihat setiap sudut ruangan dalam rumah Amara. Banyak foto yang terpajang ditembok bernuansa putih itu, dan beberapa perabotan yang tertata rapi.
Amara pun sekarang sudah keluar dari kamarnya setelah ia selesai ganti baju. Gadis itu menyodorkan handuk dan kaos hitam polos pada Eza.
"Eza, ini kamu ganti baju dulu, kebetulan Ara punya kaos yang kayaknya cocok buat Eza."
Eza menerima handuk dan kaos dari gadis itu. "Makasih, Ra. Omong-omong gue mau ganti baju dimana nih?" Tanyanya.
"Ganti baju di kamar Ara aja gak-papa. Soalnya kamar mandinya ada di belakang rumah," jawab gadis itu mendapati anggukan dari Eza.
"Yaudah gue ganti baju dulu."
Eza langsung masuk ke kamar Amara, dan menutup pintunya rapat. Sedangkan gadis itu memilih ke dapur untuk bikin teh hangat untuk Eza dan dirinya sendiri.
Setelah selesai Eza ganti baju ia langsung keluar dari kamar Amara, bertepatan dengan gadis yang sudah selesai bikin teh nya.
"Eza ayo duduk dulu sini, Ara buatin teh buat kamu biar gak kedinginan lagi," pinta Amara.
Eza dan Amara pun sudah duduk bersamaan di satu sofa, karena kebetulan gadis itu hanya memiliki satu sofa di rumahnya.
"Ara, lo tinggal sendirian disini?" Tanya Eza yang membuat Amara terdiam sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Eza [HIATUS]
Teen FictionKisah yang singkat. Dimana dua insan yang harus berjuang untuk hidup melawan penyakitnya. Dua orang yang saling melengkapi satu sama lain, Eza ada untuk Amaraloka, Amaraloka ada untuk Eza. Ketulusan itu seiring jalan membawa mereka dalam sebuah rasa...