How Great Is Your Love (paid content)

797 44 8
                                    

Warning! Versi lengkap tidak tersedia di wattpad! Ini hanya 4 chapter awal aja sebagai gambaran yaa🙏🏻

Happy reading~
.
.
.

Chapter 1

Menjadi pekerja di kedai minuman sebuah taman bermain yang besar tidak buruk juga. Buktinya Sasuke berhasil menjalani pekerjaan ini selama dua bulan lebih. Meski sempat ragu karena berarti ia harus beramah tamah dengan para pengunjung, tapi ia tetap setuju. Ia sedang sangat membutuhkan uang.

Sahabatnya menawarkan untuk bekerja bersama di sebuah cafe, sebelas dua belas dengan pekerjaan ini. Sayangnya lowongan di cafe tersebut hanya untuk part-time, jadi ia pilih di sini. Gajinya lebih besar.

Selain menjadi karyawan di kedai ini, Sasuke juga mengambil job selingan sebagai fotografer keliling saat kedai sedang sepi pengunjung. Misalnya saat weekday. Kebanyakan orang memang sudah memiliki ponsel dan kamera canggih sendiri, tapi tidak ada salahnya berusaha. Lagipula tidak rugi, memotret adalah kegemarannya.

"Sasuke, kau buat jus saja, biar aku yang buat milkshake."

Perintah Gaara, owner kedai tersebut, membuat Sasuke berterima kasih karena dirinya memang tidak pandai membuat milkshake meski sudah berusaha berkali-kali. Dirinya dan Gaara bertukar posisi, sementara Kiba, karyawan lain di kedai itu, tetap di tempat membuat kopi.

Para pembeli jus langsung berbisik-bisik kegirangan melihat Sasuke menjadi orang yang melayani mereka. Pembuat jus bermarga Uchiha itu dengar, tapi menolak peduli.

Sementara barisan pembeli milkshake mendesah pelan karena kecewa, hal yang membuat Gaara tertawa pelan. Tidak dipungkiri sebagian besar pembeli remaja membeli minuman di kedai mereka karena ada Sasuke. Banyak dari mereka memutuskan untuk menikmati minuman di kursi-kursi yang tersedia di depan kedai agar bisa mencari perhatian Sasuke. Ketampanan pria 24 tahun itu benar-benar menjadi faktor penarik pelanggan. Strategi marketing yang bagus.

Lama-lama barisan pembeli mulai berkurang. Ketiga pria penjual minuman itu mulai merasa lelah dan ingin sekali duduk. Hingga satu jam kemudian keinginan tersebut baru terealisasikan.

"Astaga, betisku bengkak." Kiba mengeluh sambil memijat betisnya.

Gaara tertawa, "Kau mengatakan hal itu setiap weekend setelah empat jam penuh berdiri melayani pembeli."

"Pengunjung saat weekend tidak main-main, Kak. Sulit sekali mendapat kesempatan untuk duduk barang sejenak."

Baru berkata demikian, sekelompok keluarga mampir ke kedai mereka dan semuanya memesan ice coffee. Gaara lagi-lagi tertawa melihat tampang Kiba yang berusaha tersenyum ramah sambil melayani. Setelah ini Kiba pasti akan kembali membicarakan betisnya.

"Bagaimana kau dan Naruto? Para lintah darat itu tidak datang ke flat kalian 'kan?" Gaara bertanya pada Sasuke.

"Tidak, mereka belum menemukan kami. Mungkin cepat atau lambat. Mereka tahu kami tidak bisa menyewa tempat tinggal yang mahal dan bagus, flat kumuh itu pasti memancing insting mereka." Sasuke memandang orang-orang yang lalu lalang melewati kedai.

"Semoga dengan kau bekerja di sini dan Naruto bekerja di cafe, hutang-hutang kalian bisa terlunasi."

Sasuke tersenyum sinis, "Mustahil. Bahkan sampai tulang kami lepas dari tubuh, hutang sebanyak itu tidak mungkin bisa kami bayar."

"Aku akan membantu mengumpulkan ua-"

"Ini bukan masalahmu, Kak. Pekerjaan yang kau berikan saja sudah sangat membantu."

SasuHina CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang