Note: cerita ini kubuat tahun 2017 (kalo gasalah), jadi alur dan bahasanya masih sangattttt cheesy. Sekarang juga sih, tapi mendingan dikit. Gomen, hahaha
Happy reading~
.
.
.Sasuke duduk di tempat paling pojok. Ia tidak sanggup jika harus menyaksikan dari jarak dekat. Suasana hening. Semua mata fokus pada dua sosok manusia di depan mereka yang berbalut pakaian khusus. Keduanya mengikuti apa yang diucapkan pastur sebagai janji suci. Setelah semua selesai terucap, keduanya dipersilahkan untuk berciuman.
Sasuke menunduk tidak ingin melihatnya. Hatinya sudah cukup hancur.
"Seandainya aku tidak bodoh, saat ini aku yang berdiri di sana.."
*****
4 years ago....
Hinata berlari-lari kecil sambil sesekali menoleh ke belakang. Ia terkikik geli melihat Sasuke ngos-ngosan mengejarnya. Karena masih punya rasa kasihan terhadap pria tercinta, pelariannya berhenti. Sasuke akhirnya bisa sampai di hadapannya. Hinata tersenyum melihat Sasuke menyeka peluh di kening, lalu bergerak membantu dengan handuk kecil yang sengaja ia bawa.
"Sudah puas, Sayang?" tanya Sasuke tanpa tenaga. Hinata tersenyum lebar sambil mengangguk.
Sasuke menggaruk tengkuknya sambil melihat ke sekeliling. Banyak manusia di sana yang masih menatap lucu dirinya, bahkan beberapa masih tertawa. Sasuke menghela napas panjang sambil kembali menatap Hinata.
"Semua mahasiswa menertawaiku, Hinata."
Sang gadis terbahak mendengar keluhan Sasuke.
Mereka berada di taman kampus. Alasan kenapa Sasuke mengejar Hinata adalah karena gadis itu dengan beraninya memasang berbagai potret diri Sasuke yang tengah tertidur dengan mulut terbuka di mading kampus. Sialnya, Sasuke baru tahu saat kelas berakhir dan tentu saja sudah terlambat. Banyak mahasiswa sudah melihatnya.
Bagaimana pun, Hinata adalah kekasih yang sepenuh hati ia sayangi. Entah kenapa, ia sama sekali tidak bisa marah setelah apa yang dilakukan gadis itu padanya hari ini. Pasti ada alasan. Meskipun mungkin alasan yang ia terima akan terdengar sangat konyol.
"Kenapa melakukan hal itu?" tanya Sasuke.
Hinata mengendikan bahunya, "Well, pembalasan. Semalam kau mengatakan pada keluargamu kalau aku ini gadis manja yang saat merajuk akan seperti ratu yang harus dituruti, keras kepala, dan sebagainya. Aku malu, kau tahu. Itu adalah pertemuan keluarga, kau harusnya menjunjungku." Hinata menyampaikan alasan ia mengerjai Sasuke hari ini.
Sudah Sasuke duga, pasti ada alasan. Meskipun terdengar sangat konyol.
Sasuke tersenyum simpul. Seketika rasa lelahnya akibat berlari mengejar Hinata hilang terbawa angin. Ia mengangkat sebelah tangannya lalu mengacak pelan tatanan rambut Hinata. Membuat gadis itu menggerutu pelan sambil berusaha mengembalikan tatanan rambutnya.
"Mereka menyukai gadis sepertimu," ujar Sasuke, "Aku mengatakan hal itu karena aku tahu Ibuku dulu juga begitu, jadi ia suka sekali saat mengetahui kau memiliki kemiripan dengannya."
Penjelasan Sasuke membuat Hinata terdiam tak percaya. Ia kira pria di hadapannya ini ingin membuatnya malu setengah hidup di hadapan calon mertuanya.
"Aku salah yaa.."
"Tidak, kau tidak salah, Sayang. Kau hanya terlalu khawatir."
"Okay.."
"Peluk aku~" Sasuke merentangkan tangannya lebar-lebar, meminta Hinata untuk masuk ke dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina Collection
FanfictionENJOY❣️ . . . Cover by: laliliapxb_ (thankyou so much🙏🏻)