Last Minute (Oneshoot)

2.1K 190 29
                                    

Happy reading~
.
.
.

"Habis kita!"

Langit masih remang. Fajar belum sepenuhnya terlihat di timur. Namun, ruang meeting berukuran 10x8 meter itu sudah penuh dengan aura negatif. Pagi yang dingin tidak berlaku di ruangan tersebut. Terlalu pengap.

Enam orang dewasa yang duduk melingkari meja meeting menatap Kakashi, leader mereka yang baru saja mengerang frustasi. Belum ada yang berani membuka mulut sejak mereka dikumpulkan sepuluh menit yang lalu.

"Kau bodoh atau dungu, Kiba? Kau tidak mengerti arti kalimat jangan biarkan Hinata meninggalkan gedung ini?!" suara Kakashi lagi-lagi memenuhi ruangan. Matanya menatap tajam Kiba yang duduk di ujung.

"Maafkan aku. Situasinya darurat."

Semua yang punya mata dapat menangkap penyesalan besar di wajah Kiba.

"Lalu sekarang apa? Lebih darurat lagi kau tahu!"

"Hinata bilang ada bom di gedung ini, dan orang yang memasang bom ingin Hinata datang kalau tidak mau bomnya meledak," jelas Kiba, "Banyak nyawa tidak bersalah di sini dan Sasuke adalah salah satunya. Hinata tidak mau ambil resiko."

Mata Kakashi terpejam erat. Hyuuga Hinata dengan segala kebaikannya. Kakashi tidak tahu harus bersyukur atau tidak memiliki sosok perempuan itu dalam organisasi ini.

"Kalian tahu 'kan akibatnya jika Sasuke sadar dan tahu semua ini?"

Flashback, few hours ago....

Ting!

Suara ponsel berdenting mengisi keheningan lorong department medis di lantai satu gedung SM Organization. Gedung tempat bernaungnya orang-orang yang memiliki tujuan memburu penjahat kelas kakap di Negeri Matahari Terbit ini.

Hinata, pemilik ponsel yang sedang menunggui operasi kekasihnya seorang diri, melihat isi pesan yang masuk. Dari sebuah nomor tak dikenal.

Hyuuga Hinata? Sniper SM Organization... apa kabar? Masih ingat Akasuna Sasori? Aku merindukanmu dan Sasuke.

Alis Hinata bertaut. Untuk apa Sasori menghubunginya jam tiga pagi seperti ini? Setelah bertahun-tahun mereka tidak pernah saling berkomunikasi.

Akasuna Sasori... bagaimana mungkin ia bisa lupa. Mereka teman sekelas waktu SMA. Sasori adalah biang masalah yang suka mengerjai teman-teman dengan cara paling keterlaluan. Saat pria itu berbuat onar, dirinya dan Sasuke sebagai wakil ketua dan ketua kelas lah yang sering kena getah dan harus turut bertanggung jawab.

Aku ingat. Bagaimana kau bisa tahu nomorku? Apa maumu?

Balasan itu Hinata kirim. Tidak lama untuk kembali mendapat balasan lain.

Mendapatkan nomormu itu mudah. Ah... liburanku di Tokyo sebentar lagi berakhir, tapi ini terlalu membosankan. Mau bermain?

Pertanyaan terakhir itu... Sasori biasa melontarkannya pada calon korban dari permainan sadisnya. Sejak dulu Hinata pikir pria satu itu punya gangguan jiwa, mungkin karena keluarganya yang tidak harmonis.

Aku tidak ada waktu.

Kali ini balasan dari Sasori datang sedikit lebih lama. Dan begitu masuk, isinya cukup panjang.

Menunggui Sasuke yang baru tertembak dari misi kalian di pelabuhan semalam? Romantis sekali, aku iri. Sayangnya permainanku sudah di mulai. Bom yang kupasang di gedung kantormu sudah aktif, dan aku memegang pemicunya. Aku bisa ledakkan kapan pun. Bagaimana? Waktunya tinggal 15 menit lagi.

SasuHina CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang