21. Ayo kita coba

3K 352 103
                                    

Kenapa aku selalu melakukan hal bodoh?

Seperti itulah kira-kira isi pikiranku sekarang. Mau terbang ke dasar laut aja rasanya!

"Yaudah sanaan duduknya," ucapku senetral mungkin pada Zidan yang kini duduk mepet-mepet. Padahal kasur masih luas, banget malah.

"Aku capek," jawabnya lesu. Jantungku langsung berdebar kencang, dia capek ngadepin kelakuan aku ya? Aduh gimana nih?

"Capek kenapa? Baru bangun tidur kok capek? Semalem kan udah aku pijitin," tanyaku sambil menatap Zidan yang kini sudah menaruh kepalanya di pahaku. Lelaki itu memeluk erat perut penuh lemak gemoy ini.

"Gapapa, capek aja. Emang gak boleh capek?"

Aneh. Kemarin dia masih haha hihi. Bangun tidur malah langsung murung dan lesu. "Gak capek karena aku kan?" tanyaku sambil memegang rambutnya.

Dia menggeleng. "Masalah kantor," jawabnya. Zidan menceritakan jika tengah malam tadi dapat telepon dari kantor polisi jika uang yang telah Jhonny korupsi tidak dikembalikan lagi, bahkan rumah pelaku itu tidak bisa disita karena belum lunas. Jhonny dikabarkan memakai narkoba selama satu tahun belakangan ini, dan menggunakan uang perusahaan untuk membeli obat terlarang itu.

"Keuangan perusahaan ga stabil gara-gara yang korupsi itu?" tanyaku pelan. Zidan langsung menggeleng. Kerugiannya masih bisa Zidan tutupi, beberapa Minggu belakangan ini juga Zidan jadi lembur walau jam 7 sudah pulang karena takut Ona terlalu lama menunggu. Sisanya pekerjaannya dia lanjut di apartemen.

Masalahnya bukan Uang. Tapi suatu hal yang Jhonny katakan ditelpon tadi malam.

"Aku tau kamu belakangan ini capek, tapi masih aja tengil. Jadi double kan capeknya." Lelaki itu hanya mendusel, kasihan juga, aku belakangan ini jarang ngomel, kita juga bercanda biasa walau Zidan sering jahil.

"Sekarang mau tidur aja? Mumpung libur?" tanyaku.

Zidan mendongak dan menatap mataku. "Pantai?"

"Hah?"

"Ayo ke pantai!"

***

Aku kira bakal pergi pagi lalu pulang sore, ternyata kita malah booking hotel deket pantai. Zidan bilang sekalian refresing mumpung libur.

Selama di Bandung aku gak pernah pergi ke pantai. Jadi sekarang aku udah jingkrak-jingkrak nginjekin kaki di pasir pantai.

Sumpah ini mah kudu banget bikin vlog, walau pantainya bukan dibali tapi gapapa. Yang penting pantai.

"Gapapa kan nginep satu malam?" tanya Zidan lagi, aku jawab gapapa karena kita mau nunggu sunset dan paginya mau liat sunrise. Aduh kayaknya bakal indah banget deh.

Tapi lebih indah pemandangan didepan aku. Ini bapak Zidan kenapa indah banget? Walau cuma pakai kaos hitam dan celana selutut, beuh kasep pisan.

"Kamu kenapa?"

Ona langsung gelagapan saat ketahuan sedang memperhatikan Zidan yang tengah duduk diatas batu karang yang cukup besar.

"Eh nggak."

"Mau naik?" tanya Zidan yang kini mengulurkan tangannya. Aku langsung menggeleng dab berkata, "aku bawa kamera, susah. Mau bikin konten aja."

"Kamu mau ikut masuk ... konten aku?" tanyaku ragu. Zidan mengerutkan dahinya bingung.

"Boleh?" Dia bertanya dengan wajah bingung, pasalnya Ona tidak pernah mau mengekspos Zidan sosial media ataupun semua konten yang dia buag, lelaki itu pun bingung dan sedikit kecewa. Tapi yasudah mau bagaimana lagi.

YOU AGAIN! | PASUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang