15. Jangan Mati

2.3K 333 62
                                    

Pagi ini Ona bangun lebih cepat dari biasanya, dan Zidan masih tidur dengan memunggunginya. Gadis itu hanya melamun sambil menatap punggung lebar milik sang suami.

Lamunannya terhenti saat Zidan tiba-tiba berbalik karena baru bangun tidur, dengan mata yang masih menutup lelaki itu duduk dan menguap lebar.

"Udah bangun?" tanya Ona sambil ikut duduk, "mau olahraga?" Biasanya dia malas-malasan, tapi entahlah hari ini kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

Zidan mengucek matanya dan mengumpulkan nyawa terlebih dahulu sebelum berucap. "Gak dulu, nanti bayar denda kok tenang aja," jawab Zidan lalu pergi begitu saja kedalam kamar mandi.

Ona memasang wajah sedih, tenyata dia masih marah dan belum balik kayak semula.  Denda-denda tai kucing! Ona jadi kesel kalo Zidan ngomong gitu mulu.

Gadis itu memutuskan untuk menunggu didepan pintu kamar mandi sampai Zidan keluar. Menyandar santai didepan pintu kamar mandi sambil mengucek mata yang masih ada beleknya.

Pintu tiba-tiba terbuka membuat Ona langsung terjengkang dan jatuh kebawah lantai.

"AYAM!" teriak Ona refleks dan kini memegangi pantatnya yang ngilu bukan main. Zidan yang melihat itu hanya menatap datar kearah istrinya yang terjengkang didekat kakinya.

Jangan ketawa, jangan dibantuin, batin Zidan. Dengan cepat lelaki itu pergi keluar kamar menuju dapur untuk minum segelas air.

Sementara Ona sudah berdiri sambil memegangi pantat ber-isinya, ada isinya aja masih sakit, apalagi tepos. Ini lagi Zidan bukan bantuin malah ditinggal, jahat banget.

Dengan terburu, gadis berambut pirang itu lari menyusul sang suami yang kelihatannya masih marah sejak semalam.

Ona dapat melihat Zidan yang membawa sebotol air dan hendak pergi menuju pintu ruang gym. Lagi-lagi gadis itu membuntuti dalam diam. Bahkan saat suaminya membuka atasannya dia hanya diam tanpa menjerit seperti biasanya.

"Ngapain disitu?" tanya Zidan yang melihat Ona hanya diam diambang pintu.

Ona masuk dan langsung menutup pintu. "Kamu marah," ucapnya.

"Ya, terus?"

"Maaf." Akhirnya kata itu terlontar dari bibir mungil Ona. Walau matanya Menatap kearah sembarang, asal tidak menatap suaminya yang tengah shirtless itu.

"Ya," jawab Zidan enteng. Ona mantap lelaki itu yang sibuk push up setelah mengucapkan kata ya. Ona curiga Zidan tidak serius memaafkannya.

"Kok jawabnya iya doang? Dimaafin ngga?" tanya Ona pelan.

"Ga."

"Kok gitu?" tanya Ona tak terima. "Terus aku harus apa biar dimaafin kamu?"

Zidan berdiri dan menghampiri Ona yang masih berdiri dekat pintu. Gadis itu memejamkan mata erat karena berfikir jika dia akan dicium atau kemungkinan terburuk mungkin akan dipukul. Tapi Zidan malah membisikan satu kalimat menyebalkan.

"Pikir aja sendiri." Setelah itu Zidan kembali melanjutkan olahraga paginya. Biasanya saat Ona marah-marah tidak jelas, dia suka melontarkan kalimat itu pada Zidan. Maka sekarang Zidan juga bisa, emang enak? Rasain! Cosplay kan jadi cenayang!

***

Zidan kira dramanya akan berakhir dalam sehari, tapi sudah lewat seminggu drama ini masih berlanjut. Zidan mendiami Ona, dan gadis itu juga berusaha membuat Zidan tidak marah lagi dengan membuat masakan yang enak, pulang kantor langsung mencium pipi lelaki itu tanpa disuruh, bangun lebih awal. Bahkan dia hampir mau nyosor duluan biar suaminya tidak marah, tapi tentu itu hanya ada dalam pikirannya. Dia takut kalau dipancing begitu yang ada dia malah diunboxing!

YOU AGAIN! | PASUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang