Chapter 2

15 1 0
                                    

2. DIA...?

Pukul empat lebih dua puluh menit, waktu dimana SMA Bina Bangsa mulai terasa sepi, hanya terdapat beberapa anak ekskul dan organisasi.

Cahaya keluar dari kelas nya meneteng tas, ia melirik sekilas jam tangan nya dan bergumam, "sialan, hampir setengah lima"

Ia berlari kecil menuju keluar gerbang, saat di luar tampak sebuah mobil sedan putih terparkir di pinggir jalan.

Cahaya pun segera membuka pintu dan masuk, "lama banget, perasaan aku minta jemput sejam yang lalu" Ucap nya kesal.

Tanpa ada balasan apa pun, Ady melajukan mobil nya meninggal kan SMA Bina Bangsa.

"Gimana sekolah hari ini?" Tanya Ady.

"Ya, lumayan"

"Bentar lagi PAT?"

Cahaya menunduk, "iya"

"Kapan?"

"Masih lama, akhir mei"

"Sebulan lagi, persiapkan diri baik baik, jangan keseringan main, fokus buat kenaikan"

"Tenang, aku udah mulai ngafalin materi lalu kok"

"Semoga hasil nya baik kali ini"

Dengan senyum riang nya Cahaya menjawab, "siappp"

"Jangan malu malu'in kakak"

"Maka nya, dulu waktu SMA ngambil MIPA, ntar tau seberapa berat nya saingan sama anak pinter pinter" Sindir Cahaya, mengetahui Ady lulusan IPS.

"Oh ya sorry, kakak kan ngak di Bina Bangsa jadi beda kapastitas otak"

Dulu Ady memiliki tekat untuk masuk Bina Bangsa, namun nilai yang ia miliki tidak tuntas hanya berkurang 5%, dan pada akhir nya ia terpaksa melanjutkan di SMA Angkasa.

Walau SMA Angkasa memiliki prestasi yang hampir menyaingi SMA Bina Bangsa, namun bagi Ady itu hal buruk di dalam hati nya.

Dan hal ini yang menjadikan Ady mendaftarkan Cahaya di SMA Bina Bangsa, walau dulu Cahaya sempat berkali kali menolak.

Ady mampir terlebih dahulu ke sebuah SPBU guna mengisi bahan bakar, Cahaya membuka kaca mobil untuk berkomunikasi dengan pegawai SPBU.

Saat Cahaya tengah melamun, ia melihat sebuah motor sport hitam berada di samping nya dan tidak sengaja menjatuhkan selembar uang.

"Dia bukan nya yang waktu itu ya?" Gumam Cahaya.

Tanpa pikir panjang Cahaya keluar dan mengambil uang tersebut, tanpa mendengarkan panggilan Ady.

"Permisi kak, ini" Ujar Cahaya sembari menyodorkan lembaran uang tadi.

"Lo?"

"Iya, yang waktu itu" Jawab Cahaya ramah.

"Cahaya kan nama nya"

"Iya, kak Azka?"

Azka hanya mengangguk, "ya udah, aku balik ke mobil dulu, permisi"

Mobil sedan putih melaju meninggalkan SPBU, sedangkan Azka masih harus menunggu teman nya yang tengah antri.

"Hobi banget jatohin barang" Ujar Gio, seseorang yang mengendarai motor biru dongker.

"Caper kali kak" Timpal Tiara sambil terkikik.

"Udah belum?" Tanya Azka.

"Aldi sama Bella belum"

Tak lama Aldi dan Bella datang dengan motor sport berwarna hitam ungu.

"Jalan" Sela Azka yang meninggalkan mereka berempat

ANXIETY (dark side)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang