7. RASA CEMBURU..
Satu bulan berlalu sangat cepat, kini tiba saat nya SMA Bina Bangsa melaksanakan Penilaian Akhir Tahun.
Hari pertama Cahaya melaksanakan ujian tersebut di sebuah ruang laboratorium komputer, ia duduk bersama seorang laki laki dari kelas 11 IPS 1.
"Devan" Itu lah nama nya, lelaki tinggi kurus itu pun menoleh ke belakang.
"Paan?" Jawab nya singkat sedikit berbisik.
Cahaya melirik sekilas ke layar komputer nya, ia menghembuskan napas sejenak, merasa kan pening di kepala nya.
"Capek banget" Ucap Cahaya lirih namun bisa terdengar oleh Devan.
"Udah selesai?" Tanya Devan membuat Cahaya kaget.
"Belum, baru setengah jalan"
Devan hanya mengangguk dan kembali memegang mouse nya.
Cahaya melirik ke arah jam tangan nya, pukul delapan lebih lima belas menit. Arti nya Cahaya masih memiliki waktu empat puluh lima menit lagi.
"Nyantai bentar nggak masalah kali ya" Cahaya pun menyenderkan punggung nya di kursi duduk milik nya.
Ia menatap ke arah meja pengawas, "handphone gue udah gue silent belum ya, kok gue takut bunyi" Batin Cahaya khawatir.
Semua barang barang yang di larang dalam ujian di letakan di laci sebelah pengawas, seperti jaket, alat tulis dan tas.
Semua di perintah untuk memasukan barang bawaan nya ke dalam tas dan menaruh nya di laci dekat pengawas.
Begitu pula ponsel yang di letakan menjadi satu di meja pengawas.
Siswa hanya di perboleh kan membawa nametag peserta yang terkalung di leher mereka masing masing, bahkan 5 menit sebelum di mulai nya ujian, petugas khusus harus memastikan tidak ada hal curang yang mereka selipkan. *rumit bukan hehe
Waktu terus berjalan, sampai akhir nya bel pertanda lima menit berdering.
"Baik, segera koreksi kembali jawaban kalian dengan teliti, jangan lupa identitas harus benar, tidak ada perpanjangan waktu, pukul sembilan link di tutup" Ucap pengawas.
"BAIK BU..."
Cahaya menghela napas nya, lalu dengan keyakinan penuh ia mulai mengotak atik mouse nya dan mengirim hasil pekerjaan milik nya.
Selamat, hasil jawaban anda telah di terima oleh petugas
Semangat untuk mata pelajaran selanjutnya...
Itu lah tulisan yang muncul di layar komputer milik Cahaya, lengkungan senyum tercetak di kedua sudut bibir nya.
Tak lama setelah itu bel panjang berbunyi, menandakan waktu mengerjakan telah selesai.
Semua peserta pun beranjak dari tempat untuk mengambil tas dan ponsel mereka. Namun Cahaya hanya diam diri di depan komputer menunggu semua orang menyingkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY (dark side)
Fiksi Remaja"Emang, orang yang down mental nggak boleh bahagia ya?" Kesedihan, hingga kecemasan akan suatu hal bukanlah sesuatu yang mesti terus menerus di pendam. Selalu mengatakan dirinya baik baik saja membuat seseorang larut dalam sisi yang gelap. Hingga...
