13. Main pt.2

8.8K 1.7K 253
                                    

Hy ak up lagi

Perempuan itu, perempuan yang pernah dibonceng oleh Jaemin menggunakan sepedanya. Mereka semakin dekat setelah kerja kelompok hari itu, entah mengapa terbiasa membuat Jaemin menyukai Giselle, teman sekolahnya.

"Nanti pulangnya gue anterin aja ya?" Jaemin menggenggam tangan kanan perempuan di depannya, mengelus punggung tangan tersebut dengan ibu jarinya.

"Gausah Jaem, supir gue jemput kok nanti." ucap Giselle, setelahnya perempuan itu tersenyum manis sebelum akhirnya berjalan bersama Jaemin untuk pergi berolahraga.

Renjun tetap memperhatikan Jaemin dari jendela kamar bahkan hingga punggung Jaemin dan Giselle tak terlihat lagi.

"Meow meow..." (Semua pergi...)

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Jeno dan Chenle baru saja sampai di depan penjual bubur ayam, pesanan sang mami untuk sarapan bersama pagi ini.

"Mang, bubur ayam empat porsi ya!" Jeno menarik kursi plastik yang disediakan kemudian mendudukinya, tangannya merogoh saku celana, mengeluarkan beberapa lembar uang.

"Oke."

"Papi enggak sarapan katanya mas, papi mau langsung pergi katanya ada urusan..." ucap Chenle duduk di samping Jeno, matanya menatap wajah kakaknya yang terus memperhatikan anak  anak yang pagi ini sedang berjalan sedang membawa layang layang.

"Yaudah buburnya tiga aja ya mang jadinya! yang satu gak usah pake daun bawang."

"Oke."

"Le, kamu tau gak beli layangan dimana?"

Mendengar pertanyaan Jeno membuat Chenle mengerutkan dahinya, untuk apa Jeno menanyakan soal dimana membeli layang layang, lagipula menurutnya itu adalah mainan anak anak.

"Gatau, mereka biasanya bikin, mau beli buat apa?? emang mamas mau main layangan?"

Bukannya menjawab pertanyaan Chenle, Jeno justru menghampiri salah satu anak yang membawa layangan beserta senar yang dililitkan di bambu pendek.

"Dek, boleh tanya gak itu layangannya beli dimana?"

"Enggak beli, dibikinin ayah."

Jeno mengangguk angguk, ia mana bisa membuat layang layang sendiri, lagu layang layang hanya akan membuatnya bingung, tak membantu sama sekali.

"Boleh aku beli gak?"

"Om mau mainan layangan? kan udah tua..." bocah itu menatap Jeno tak yakin, untuk apa juga pria tinggi di depannya membeli layangannya.

HIDE - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang