Demam, hal itulah yang terjadi pada Jeno, Mark, dan Chenle. Tiga bersaudara itu saat ini kompak beristirahat di kasur masing masing, ah tidak, tepatnya hanya Jeno dan Mark karena Chenle tak berhenti menempeli sang mami.
"Hadehh, bisaan demam kompak bertiga langsung." meskipun mengeluh begini, Doyoung tetap saja merawat ketiganya. Ia baru saja selesai memasang plester demam untuk ketiga anaknya. "Mau makan apa nih bertiga? buat makan obat nanti."
"Mami, Lele mau ayam geprek!"
"Jeno nasi padang mi!"
"Mark mau soto lamongan ya mami.""Oke bubur ayam." Daripada menuruti permintaan anak anaknya yang menjengkelkan itu lebih baik ia membeli bubur ayam di tempat langganannya.
●●●
"Lo sih, ada ada aja, temen lo kunti kan?" Jaemin menatap Renjun sebal, keduanya saat ini berada di warung bubur yang biasa ia datangi.
"Enggak tuh, temen gue cewe." Renjun mencebikkan bibirnya, sedangkan tangannya sibuk memindahkan kacang, kerupuk dan cakwe dari mangkuknya ke mangkuk Jaemin.
Jaemin setelahnya menyuapkan bubur ke mulutnya, "Siapa cewe? orang Jeno bilang dia digangguin setan, temen lo kan itu?"
"Enggak!"
"Cewe mana yang dateng malem malem di jendela?" Jaemin kembali menyuap bubur ke mulutnya.
"Ya itu bukitnya temen gue??"
"Bukti, bukan bukit."
"Hadeh cimol... cimol... dah deh abisin buburnya mol." Jaemin terkekeh melihat ekspresi Renjun, tangannya mengelus belakang kepala Renjun. "Lo lucu banget asli, makan yang banyak, biar pipinya tambah gembul."
Keduanya lanjut menikmati bubur mereka. Tidak ada perlawanan apa apa lagi dari Renjun karena anak itu sungguh lapar dan segera menghabiskan buburnya karena sejak tadi ia hanya memindahkan topingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDE - NORENMIN
FanfictionManusia kucing menggemaskan namun merepotkan itu datang begitu saja pada Jeno dan Jaemin, sebenarnya ini rezeki atau musibah?