BERTEMU?

2 1 0
                                        

  Sesampainya mereka di sebuah cafe, dengan kompak mereka menuju meja yang terletak di dekat jendela, dengan tujuan agar bisa melihat pemandangan indah yang cafe sajikan di luar. Tidak lama dari mereka terduduk pada satu bangku panjang dengan meja tersemat kertas putih bertuliskan angka 07, datanglah seorang waiters mendekat dengan membawakan buku yang berisikan menu makanan.

"Mau pesan apa, Dik?"

"Gue pesen crispy chicken dan lemon tea aja," kata Dira.

"Gue nasgor, kalau minumnya samain aja," kata Dianna.

"Gue juga nasgor, minumannya lemon tea juga," kata Mira.

"Gue chicken fingers, minumannya samain aja," kata Wika.

"Baik, jadi crispy chicken 1, Nasgor 2, Chicken fingers 1 terus minumnya lemon tea 4, ada tambahan lagi, kak?"

"Oh iya, saya pesen ice cream vanila satu ya mbak, kalian mau nambah juga gak?" tanya Wika menatap teman-temannya.

"Kita cukup itu aja, deh." jawab Dira.

"Udah mbak," ucap Wika menatap waiters tersebut.

"Baik, ditunggu sebentar ya, kak!" ucapnya lantas meninggalkan meja yang mereka tempati.

Begitu ramai cafe tersebut, tak jarang banyak diantara mereka bukan hanya sekedar singgah menikmati hidangan. Namun, ada juga beberapa dari mereka yang melakukan meeting.

Sementara menunggu pesanan datang, mereka memilih untuk bercerita tentang keseharian, berharap agar menjadi lebih akrab. Tidak lama dari senda gurau diikuti dengan cerita kecil mengenai keseharian, wanita dengan pakaian khas pelayan datang dengan sajian pesanan pelanggan mendekat pada meja mereka.

"Permisi kak, ini pesanannya. Selamat menikmati!" ucap waiters tersebut, berlalu pergi menuju tempatnya lantas kembali bekerja.

Dentingan garpu beradu dengan piring kini memenuhi meja, dengan lahap mereka menikmati hidangan masing-masing, dengan sesekali candaan menghiasi sepanjang pencernaan mengolah. Tidak perlu waktu lama, beberapa menit kemudian hidangan yang mereka pesan telah habis tanpa sisa, entah rasa lapar atau mungkin memang doyan.

"Alhamdulillah, udah kenyang," kata Dianna.

"Iya nih udah kenyang, em, lo mau kemana lagi, Wik?"tanya Dira

"Kita pulang aja deh, udah sore, capek." jawab Wika seraya sedikit memijit kakinya.

"Mari kita pulang!" pungkas Mira semangat.

"Skuy!" sahut Dira.

Dengan langkah beriringan mereka pun pergi menuju kasir untuk membayar makanan yang sudah mereka nikmati, setelah membayar makanan dan menerima beberapa lembar uang kembalian. Netra Wika berhasil menangkap seseorang yang tidak asing, mungkin dia adalah seseorang yang ia sebut dengan penolong saat di dalam 'Wisata Dunia Lain'? Tanpa sengaja, mereka sempat berkontak mata beberapa detik, tetapi Wika dan sosok pria itu langsung membuang muka.

"Lu ngeliatin apa sih, Wik?" tanya Dira yang sejak saat tadi memperhatikan tingkah Wika.

"Hah? enggak, kok." jawab Wika salah tingkah.

"Masa? gue tadi liat lo kayak liat ke suatu arah, ada cogan ya? mana coba kasih tau!" ucap Dira dengan sangat ceria jika mendengar tentang cowok cowok ganteng.

Dianna dan Mira hanya memutar kan mata malas melihat kelakuan Dira yang seperti janda kurang belaian.

Mereka lantas melangkahkan kaki kembali untuk keluar dari tempat ramai pengunjung itu, disertai dengan berbincang-bincang kecil mengenai kejadian saat mereka menikmati 'Wahana Dunia Lain'. Tidak disangka, kini mobil yang mereka tumpangi sebelumnya, telah terparkir di hadapan mereka dengan pintu yang terbuka seolah memberikan sambutan, agar mereka segera masuk ke dalam mobil.

G O S T I N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang