"Gue pengen ngomong sesuatu sama lo,"
"Yaelah, Yan. Ngomong aja kali," jawab Wika acuh tak acuh, dia masih belum memahami situasi yang Yanuar ciptakan saat ini.
"Sebenarnya gue tuh---"
Brakkk
Ucapan Yanuar terpotong akibat kegaduhan yang sengaja seseorang ciptakan di meja mereka.
"LO APA-APAAN SIH, HAH?!" murka Yanuar dengan rahang yang mengeras serta tatapan yang begitu tajam menusuk mata sang lawan bicara.
Wika disana seperti orang linglung yang tak tahu apa-apa, dia hanya bisa diam dan masih ada rasa kaget karena tiba-tiba Fadil menggebrak meja yang ada di depannya.
Tanpa menjawab pertanyaan Yanuar, Fadil langsung saja menarik tangan Wika. Sedangkan Wika yang tangannya di tarik oleh Fadil menurut saja dengan pasrah. Otaknya masih blank dengan kejadian beberapa saat lalu, Ia tak habis pikir sama Fadil yang tiba-tiba saja datang dan langsung menarik tangannya menuju ke tempat parkiran serta langsung menyuruh Wika menaiki motor sportnya yang tinggi itu.
Dilain sisi Yanuar yang masih berada di dalam Cafe juga merasa bingung dengan kedatangan Fadil 'Kok Fadil bisa ada di sini sih?' itu lah kira-kira yang ada dibenaknya.
Tiba-tiba seorang waiters datang membawa pesanan yang dia pesan tadi saat Yanuar bergelut dengan pemikirannya.
"Permisi, ini kak pesanannya," ucap waiters itu dan meletakkan makanannya di meja lalu pergi menuju belakang untuk melanjutkan pekerjaannya jika saja Yanuar tidak memanggilnya. "Tunggu!"
"I-iya, ada apa kak?" tanya waiters itu seperti ketakutan pasalnya Yanuar memanggilnya dengan nada meninggi seperti bentakan serta rahang yang mengeras.
"Ada yang kurang!" jawab Yanuar yang tak bisa santai, matanya menajam menatap sang waiters.
"A-apa ya kak? Sepertinya pesenannya sudah komplit, atau mau tambah lagi kak?" tanya waiters itu seraya menundukkan kepala, ia masih saja ketakutan dengan nada bicara Yanuar yang meninggi serta tatapan tajam dari Yanuar. Pasalnya tatapan itu seperti seorang singa yang menemukan mangsanya. .
"Gue gak mau tahu, pesanan gue semua yang ada dimeja itu di bungkus, mau gue bawa pulang!" jawab Yanuar yang memang tak ada malunya, masih sempat-sempatnya dia meminta dibungkus pesanannya. Tapi, bagus sih biar gak mubazir.
Waiters tersebut hanya menganggukkan kepala dua kali, lantas segera pergi meninggalkan meja Yanuar dan melakukan apa yang cowok itu perintahkan.
Di sisi lain, keadaan Wika dan Fadil di landa 'keheningan'! Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata yang mewakili pemikiran mereka masing-masing. Baik Wika maupun Fadil lebih memilih diam membisu dan menelan mentah-mentah pemikiran yang berkecamuk di otak mereka.
"Alamat?" tanya Fadil singkat, padat, dan tentunya tidak jelas itu dengan nada yang cukup dingin. Sedingin keadaan malam ini yang menyelimuti mereka berdua.
"Hah?" tanyanya tak paham akan omongan yang tiba-tiba Fadil lontarkan di tengah-tengah keheningan mereka.
"Ck, lemot! Alamat rumah lo mana?" tanya Fadil menjelaskan secara detail maksudnya.
"Oh, Jalan Aggrek nomer 34 blok B," jawab Wika sambil memilin ujung bajunya.
Sesampainya didepan rumah Wika, Wika langsung turun dari motor sport milik Fadil. Ia ingin menanyakan maksudnya dari tingkah Fadil, tapi pertanyaan itu harus sampai tenggorokan saja saat mesin motor Fadil kembali menyala lantas menghilang di tengah kegelapan jalan.
Wika yang melihat itu mendengus kesal, lantas kedua langkahnya memasuki pekarangan rumah saraya bergumam tak jelas. "Ish, aneh tuh cowok."
"Loh, yang nganterin pulang siapa sayang? Kok bukan Yanuar?" tanya Nissa yang berdiri di ambang pintu saat telinganya mendengar deru motor lantas kakinya pun melangkah keluar. Ia kira yang ada di luar adalah Yanuar dan putrinya ternyata malah putrinya dan orang lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/292135913-288-k683802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
G O S T I N G
RomanceGosting? Situasi saat seseorang tiba-tiba menghilang, tanpa kabar, lost communication, ataupun memutuskan hubungan tanpa kejelasan. Akhirnya ada salah satu pihak yang mungkin merasa tersakiti atau kecewa lantaran ditinggalkan begitu saja. Cerita in...