Sesampainya di kelas masing-masing, Wika dan teman-temannya langsung disuguhkan materi selt Volta. Wika tengah asik mendengarkan penjelasan gurunya itu dengan seksama. Namun berbeda hal nya dengan Fadil si pemilik gelang inisial F itu. Ia tengah sibuk memperhatikan Wika, gadis yang ia tolong di Wahana dunia lain.
Guru yang melihat Fadil nampak tak memperhatikannya segera menegurnya.
"Fadil, perhatikan ke depan, bukan kesamping!" ujar guru itu tegas.
Kemudian Fadil memperhatikan penjelasan gurunya yang menyebalkan itu.
Kring kring
"Oke anak anak kita sudahi pelajaran hari ini, untuk Minggu depan kalian akan melangsungkan ulangan jadi saya harap jangan sampai lupa belajar ya," ucap guru pengajar kemudian meninggalkan kelas.
Para murid pun membereskan semua peralatan belajar mereka kemudian kembali kerumah mereka masing-masing.
"Gua duluan ya , mau pulang bareng Aqthor," ucap Dira setelah keluar dari kelas.
"Yeuy lo mah nempel mulu sama Aqthor. Kalian beneran pacaran kan? Ngaku aja deh mending" ucap Dianna memastikan jika kedekatan Dira dan aqthor bukan hanya sekedar dekat namun berpacaran.
Mira yang mendengar itu sedikit kesal, pasalnya ia menyukai aqthor. Dan harus melihat aqthor berboncengan dengan temannya sendiri.
Tin Tin
Brumm Brumm
Aqthor menginstruksi Dira untuk segera naik. "Dir, buruan naik!" Dira lantas berpamitan teman temannya dan berjalan mendekati aqthor.
"Nih helmnya, sini gua pasangin aja lama lo Dir."
"Nggak usah gua bisa," ucap Dira mengambil helm lalu memakainya susah payah. Aqthor yang gemas pun langsung membantu Dira memasangkan pengait pada helm gadis itu. Sontak adegan itu menyebalkan bagi Mira, karena notabene ia menyukai aqthor.
"Gua duluan ya," ucap nya kemudian berlalu pergi.
Wika yang heran pun lantas bertanya dengan Dianna. "Mira kenapa sih Dinn?" ucapnya penasaran. Namun respon Dianna hanya menghendikkan badan kemudian ijin pamit karena supirnya sudah menjemput.
15 menit berlalu...
30 menit ...
1 jam...
Dan sekolah sudah nampak sepi. Apalagi cuaca yang mendadak mendung akan hujan menambah rasa sepi dan sunyi. Kini tinggal ada Wika seorang didepan sekolah nya itu menunggu jemputan ya yang tak kunjung datang. Lalu ia mencoba untuk menghubungi supirnya.
"Pak, dimana?"
"Maaf non ini bapak lagi di bengkel. Tadi bannya bocor dan ini masih nunggu belum selesai non."
"Oh yaudah pak, aku pulang naik angkot aja pak."
"Ya non, maaf ya."
"Iya pak nggak kenapa kenapa." Lalu ia menekan tombol merah untuk menutup panggilannya itu.
Ia menepuk kepalanya sendiri. Ia lupa jika angkot jurusan ke rumahnya sudah lewat baru saja. Wika yang kebingungan di kagetkan dengan suara motor Fadil yang berhenti di depannya. Wika segera menaiki nya dan memaksa Fadil mengantarnya pulang. "Anterin gue pulang buruan!" ucap Wika saat sudah menaiki motor itu.
"Nggak." Singkat, padat, dan cukup jelas jika ia tidak ingin mengantar Wika.
"Buruan, Lo ga liat ini cuacanya mendung mau hujan. Lo ga kasian gua disini sendirian?" ucap Wika memaksa agar diantar pulang. Entah apa yang dipikirkan Fadil ia kemudian menjalankan motornya. Di Perjalanan ia bingung karena gadis itu tak memberitahu alamatnya . Hingga membuat Fadil mengeluarkan suara.
"Dimana?"
"Hah?"
"Rumah Lo dimana?"
"Oh..... Di jalan Anggrek nomor 5."
Setelah mendengar jawaban itu Fadil segera menancapkan ke alamat yang sudah diberitahukan Wika.
*****
Setelah selesai mandi Wika duduk di tepian ranjang secara mengingat saat ia diantar oleh Fadil, si cowok cuek itu. Banyak tanda tanya di kepalanya kenapa lelaki itu mau mengantarnya padahal ia tidak begitu dekat dengannya.
"Shh.. yaudah lah bisa saja karena dia males debat sama gua."
"Apa jangan jangan dia suka sama gua."
"Dih jangan sampe sih, kulkas begitu."
Dan masih banyak lagi celotehan celotehan Wika mengenai si cowok cuek itu.
Di Lain tempat Fadil yang tengah memperhatikan lingkungan rumahnya dengan nyaman di balkon kamarnya sambil meminum secangkir kopi itu seketika bingung karena lagi lagi gadis itu yang melintas di pikirannya.
"Kenapa gua jadi mikirin dia?"
"Apa gue suka dia?"
"Kalau dilihat lihat emang cantik sih orangnya," gumamnya sambil tersenyum tipis.
Pagi hari mereka berangkat dan kemudian mempersiapkan diri untuk belajar mata pelajaran yang sangat di waspadai murid murid sekolah, ya. Jam pertama mereka adalah Matematika.
Dikelas pun Fadil tak melepas pandangannya. Ia terus menatap meja nomor 3 samping kanan. Hingga pelajaran usai bahkan sampai bel istirahat berbunyi.
_kring kring_
"Kantin skuyy," ucap Dira semangat karena sedari tadi ia belum sarapan yang ditanggapi anggukan oleh teman temannya.
Diperjalanan menuju ke kantin Wika yang tengah asik membaca novel sambil berjalan sambil menundukkan kepala seraya membaca barisan kata yang tercetak dalam kumpulan kertas di tangannya itu. Karena saking asiknya Wika dalam membaca novel nya tanpa sengaja Wika menabrak seseorang.
Brukk
"Awsh."
"Lo punya mata nggak si anak baru?" ucap orang itu sarkas.
"Sorry, gue tadi ..." Belum sempat meminta maaf, orang itu sudah pergi terlebih dahulu.
"Sombong banget sih, dia." ujar Wika jengkel mending.
"Sini gua bantuin Wik, lagian lu juga sih, siapa suruh baca buku sambil jalan, kan nabrak orang," ujar Dianna sembari membantu Wika berdiri.
"Lo nggak apa-apa kan, Wik?" ucap Mira khawatir.
"Udahlah ayo ke kantin aja. Gua udah laper banget nih," ucap Dira yang sedari tadi kelaparan.
"Iya deh," ucap temannya serempak.
Sesampainya di kantin Wika dan teman temannya langsung mencari tempat duduk.
"Lo semua mau pesan apa?" ucap Wika.
"Gua nasgor sama lemon tea,"
"Gua samain aja,"
"Gua juga."
Lantas Wika pergi memesan lalu kembali ke meja teman-temannya itu dengan membawa minuman pesanan temannya. Saat berjalan ke arah meja ada seseorang yang menabraknya kencang, sontak saja itu membuat Wika yang tak siap pun terjatuh dan ketumpahan minuman yang ia bawa.
Seseorang yang menabrak nya itu langsung pergi tanpa meminta maaf. Oh tentu saja jangan lupakan Wika yang kini jatuh menggemaskan dengan baju basah dan potongan lemon di atasnya.
Melihat itu seseorang langsung reflek membuka bajunya dan menghampiri Wika yang masih setia duduk dilantai. Ketika ingin memberikan bajunya ternyata ada yang tak kalah cepat. Ia kalah start ternyata. Sudah ada yang memberi Wika pertolongan untuk berdiri. Ia tetap menghampiri Wika dan memberikan bajunya pada gadis itu dan berucap "pakai," dan langsung pergi begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/292135913-288-k683802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
G O S T I N G
RomansaGosting? Situasi saat seseorang tiba-tiba menghilang, tanpa kabar, lost communication, ataupun memutuskan hubungan tanpa kejelasan. Akhirnya ada salah satu pihak yang mungkin merasa tersakiti atau kecewa lantaran ditinggalkan begitu saja. Cerita in...