Seorang cowok tampak santai pada balkon kamarnya, ia sedang duduk dengan tenang seakan tidak ada beban. Tapi siapa kira dengan kenyataan yang ia pendam kian tidak terhitung?
Saat Fadil sedang melamun, tiba-tiba ada yang berbicara. "Woi"
Brak
Suara pintu yang ditutup keras oleh seorang cowok.
"Gak usah ngagetin bisa gak sih!?" ucap Fadil dengan nada datar.
"Ye maap," ucap Fadhlan yang sudah nyaman duduk di kasur empuk milik Fadil.
"Hm"
Fadhlan yang merasa aneh dari Fadil karena dari tadi melamun.
"Lo kenapa sih?" tanya Fadhlan kepada Fadil yang tak berpindah tempat sedari tadi.
"Gak!"
"Cerita lah sini sama gue, kita kan saudara masa gak mau cerita," ucap Fadhlan yang sudah berada di belakang Fadil.
"Gak, gue gak kenapa-napa," ucap Fadil mencoba merubah raut muka yang awalnya khawatir menjadi datar kembali.
"Ah lo mah, yaudah gue keluar aja dah, biar lo gak terganggu. Awas ati-ati loh, kebanyakan ngelamun nanti kesambet," ucap Fadhlan lalu pergi dari kamar Fadil.
Apa yang dipikirkan Fadil sampai melamun dan khawatir? Sebenarnya Fadil sudah tahu apa yang Wika rahasiakan, sayangnya Wika tidak mau bercerita bahwa sebenarnya dia mempunyai penyakit yang sangat membahayakan dan bisa merenggang nyawanya.
Fadil tahu Wika sekarang sedang cek up ke dokter dan kata dokter Wika disuruh rawat inap dulu karena kondisinya menurun dari sebelumnya. Kenapa Fadil bisa tahu? Fadil diam-diam memperhatikan dan coba mencari tahu semua tentang Wika. Jadi, jangan heran kalau Fadil tahu Wika punya penyakit yang disembunyikan dari teman-temannya.
Fadil beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kasur yang sudah terpasang seprai warna putih dengan rapi. Fadil sebenarnya tidak bisa tidur karena masih memikirkan apa kata dokter tentang Wika, Fadil tidur dengan keadaan tidak tenang.
Suara alarm dari handphone milik cowok yang tengah tidur pulas berbunyi membangunkan sosok cowok yang belum bangun dan masih bergelut dengan selimut berwarna putih dengan memeluk guling dengan erat.
"Ckk"
"Yanuar udah tahu apa belum, ya?" tanya Fadil dalam hati sambil berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
"Ckk, ngapain juga gue nanya kayak gitu," lanjut Fadil dalam hatinya.
Selesai Fadil berganti pakaian menggunakan seragam sekolah dengan kancing dibuka dua bagian atas. Fadil menyemprotkan cairan yang aroma khas dari sosok Fadil. Sambil memakai jam tangan Fadil sekilas melihat ke arah kaca, apakah sudah rapi?
Setelah dirasa dirinya sudah rapi, Fadil keluar dari kamar dan menuju ke tempat makan yang sudah ada Fadhlan, Ayah, dan Bunda.
Dentingan alat makan terdengar berirama saling bersahutan. Hidangan sarapan berupa roti coklat tampak begitu nikmat tertumpuk diatas piring putih.
Fadil bergegas duduk untuk bergabung dengan keluarganya pada meja makan dengan sapa sambut senyum ramah dari ketiganya.
“Bun, boleh gak .. kalau Fadil bawa rotinya?” tanya Fadil masih menatap setumpuk roti dihadapannya.
Wanita itu seakan tercengang mendengar permintaan anaknya, mengingat Fadil tidak suka membawa bekal sejak kecil. Lantas kenapa kali ini cowok itu meminta?
“Entah?” jawab Fadhlan saat menyadari tatapan penuh pertanyaan dari wanita itu.
“Ekhem!”
Kali itu dehaman seorang pria berkumis tebal begitu mengejutkan Fadil yang masih menatap roti dihadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
G O S T I N G
RomanceGosting? Situasi saat seseorang tiba-tiba menghilang, tanpa kabar, lost communication, ataupun memutuskan hubungan tanpa kejelasan. Akhirnya ada salah satu pihak yang mungkin merasa tersakiti atau kecewa lantaran ditinggalkan begitu saja. Cerita in...