Perempuan Sang Pengagum Rahasia (Bag. 14)

180 3 0
                                    

"Selamat malam, Sayang. Maaf aku kemalaman."

Frans menyapa saat Tina membuka pintu. Dirangkul tubuh Tina dan dicium bibirnya dengan lembut. Frans menyadari bahwa Tina pasti lama menunggu pulang.

"Selamat malam, Sayang. Gak apa-apa. Kan kemalaman pulang juga karena kerja."

Sesaat Tina terhanyut dengan ciuman Frans. Napas mendadak sesak. Sambil mengambil tas suaminya itu, ia mengatur napas. Lalu, ia berdiri menunggui Frans melepas sepatu.

"Senang tadi Karin di sekolah barunya, Sayang?" tanya Frans sambil berdiri.

Tina berjalan ke kamar membawa tas setelah meletakkan sepatu di rak.

"Guru kelasnya suka banget sama Karin, Sayang. Tadi aku ketemu guru Wali Kelasnya," jawab Tina dari dalam kamar.

Saat keluar kamar Tina langsung menuju meja makan. Disendokkan nasi dan ayam kecap serta gulai jengkol yang dimasak tadi sore ke piring suaminya itu. Lalu, diletakkan ke meja. Frans kemudian duduk dan menunggu Tina selesai menuangkan teh hangat untuk dirinya.

Sambil ditemani sang istri, Frans menyantap habis makan malam itu.


---


"Hari ini aku harus mengevaluasi semua laporan dari Departemen dan Bagian di kantorku yang baru ini, Sayang. Untung laporan mereka semua update. Jadi lebih mudah bagiku untuk mengevaluasi," ucap Frans sambil berjalan dari kamar mandi.

Setelah mengeringkan rambut dengan handuk, kemudian digantungkan di sebuah hanger dekat pintu kamar mandi. Lalu, ia berjalan ke ranjang.

Tina segera menutup novelnya saat Frans sudah naik ke atas ranjang. Diletakkan kembali bantal yang tadi dipakai sebagai sandaran untuk membaca jadi alas kepala. Lalu, sebelum menarik selimut, dilepaskan dahulu gaun tidur.

"Gak banyak muncul pertanyaan kan dari hasil evaluasi kamu tadi, Sayang?"

Tina merapatkan tubuh yang telanjang ke tubuh sang suami. Ditempelkan bulatan buah dadanya ke tubuh Frans. Satu kaki juga diletakkan ke atas kaki suaminya itu, sambil kepala bersandar di dada Frans.

"Belum semua aku evaluasi, Sayang. Syukur dari semua yang aku evaluasi hanya beberapa yang jadi pertanyaan."

Frans memiringkan badan menghadap ke sang istri. Dipegang satu tangan Tina dan dibimbing ke batang kejantanannya yang perlahan mengeras. Tina memperbaiki posisi kepala. Sekarang wajahnya tepat berhadapan dengan puting dada Frans. Sambil meremas-remas batang kejantanan suaminya itu, dengan lembut Tina menghisap dan menjilati kedua puting Frans bergantian.

Beberapa saat Frans membiarkan Tina menikmati kesenangannya. Lalu, kemudian satu tangan menyelusup ke belakang bongkahan pantat bulat yang putih bersih itu dan berdiam di liang kewanitaan Tina. Jarinya menggesek-gesek pinggiran belahan yang ternyata sudah basah. Tina menikmati dengan menggerak-gerakkan pantat maju-mundur. Sambil terus meremas batang kejantanan Frans, ia menghisap kedua puting suaminya itu.

"Duduk, Sayang."

Tiba-tiba Tina beringsut dan menaikkan tubuh Frans bersandar ke sandaran tempat tidur. Frans mengikuti kemauan sang istri. Disibakkan selimut lalu duduk bersandar di tempat tidur. Saat ia duduk seperti itu, batang kejantanannya terlihat mengacung keras dengan sempurna. Dengan kepala batang kejantanan yang membulat kemerahan karena basah oleh cairan yang keluar dari sela-sela lubang di pangkal kepala.

Perempuan Sang Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang